“Solusi
Praktis untuk Mengurangi Limbah dan Menghasilkan Produk Ramah
Lingkungan di Rumah”
Psikologi Lingkungan Essay 4 Melakukan
Eksperimen
Dosen Pengampu: Dr.,
Dra. Arundati Shinta MA
Oleh:
Anis
Nur Latifah
22310410042
Indriyani
22310410035
Yogyakarta
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup seperti
hewan dan manusia. Sampah organik mudah terurai secara alami tanpa proses
campur tangan manusia. Pada hari minggu tanggal 22 Oktober pukul 09.00 WIB,
kami berkesempatan untuk membuat eksperimen kompos dan sabun cair dirumah Ibu
Shinta. Ketika kami datang, kami sudah disuguhkan banyak sekali makanan,
buah-buahan, jajanan pasar dan minuman oleh Bu Shinta. Sembari kami menyantap makanan,
kami mendengarkan penjelasan Ibu Shinta mengenai eksperimen yang akan kami buat
pada hari itu. Kami belajar mencuci sampah dan memilah sampah sesuai dengan
jenisnya. Sampah sisa dari makanan-makanan yang kami makan itulah yang akan
kami gunakan untuk membuat eksperimen.
Kompos
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama.
Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses
pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk
yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dapat diolah
menjadi kompos meliputi rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan,
bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, dan bahan organik lainnya. Dirumah
Ibu Shinta, kami membuat 2 adonan kompos.
Adonan pertama terdiri dari arang, abu, daun-daun yang sudah difermentasi,
dan kulit telur yang sudah ditumbuk. Mula-mula siapkan wadah untuk mengolah
adonan kompos, bisa menggunakan baskom besar atau bisa menyesuaikan dengan
jumlah kompos yang akan dibuat. Langkah yang pertama, abu dan arang kita saring
terlebih dahulu. Abu dan arang yang disaring memiliki manfaat penting dalam
pembuatan kompos karena dapat meningkatkan kualitas tanah. Kemudian masukkan
daun-daun yang sudah difermentasi, dan kulit telur yang sudah ditumbuk. Semua
bahan-bahan tersebud dicampur dan diaduk sampai rata.
Untuk adonan kompos yang kedua terdiri dari kulit buah diris kecil-kecil,
kompos lawas, ampas kopi, kulit buah yang difermentasi, eco enzyme, daun sirih
sebanyak 50 lembar yang diiris lembut, molase (tetes tebu), EM4, tri codherma
(anti jamur), kulit bawang yang difermentasi, dedak, dolomit, garam, grajen (
serbuk kayu), dan air. Jangan lupa untuk menyiapkan wadah ya teman-teman.
Langkah yang pertama kita bisa mulai dengan memasukan kulit buah yang diiris
kecil-kecil, kompos lawas, dan ampas kopi kedalam wadah. Masukan 50 lembar daun
sirih yang sudah diiris lembut. Campur semua bahan tersebut dan aduk sampai
merata. Wadah yang kedua berisi kulit buah yang difermentasi dicampur dengan
eco enzyme, molase, EM4, dan tri codherma secukupnya. Ke-empat bahan tersebut
digunakan untuk mempercepat proses pengomposan, mengurangi bau tidak sedap
selama proses pengomposan, dan meningkatkan kualitas kompos. Kemudian masukan
juga kulit bawang yang sudah difermentasi. Fermentasi kulit bawang ini
digunakan untuk mengindarkan serangga. Semua bahan yang sudah dicampur diwadah
ke-dua, kemudian dituang pada wadah yang pertama. Setelah itu aduk dan
tambahkan air. Masukan dedak, dolomit secukupnya. Dolomit adalah sejenis kapur
pertanian yang mengandung magnesium dan kalsium karbonat, digunakan untuk
menetralkan pH tanah. Kemudian diberi garam biasa untuk pestisida alami. Masukan
grajen, grajen ini bisa membuat hasil kompos menjadi lebih optimal. Aduk terus
dan tambahkan air sampai tidak terlalu kering.
Kemarin kami menemukan permasalahan dalam proses pembuatan kompos ini,
yakni kami terlalu banyak memasukan air kedalam adonan kompos tersebut sehingga
kompos terlalu basah. Dan kompos yang terlalu basah dapat menghasilkan lendir
yang tidak diinginkan. Mendapati hal tersebut ibu Shinta mengarahkan kami untuk
menambahkan sampah daun kering yang sudah diolah sebelumnya kedalam adonan
kompos, agar kompos menjadi tidak terlalu basah.
Setelah itu, kami menyiapkan gentong tanah liat, dan juga bantal. Kenapa
menggunakan gentong tanah liat ? karena terdapat pori-pori pada gentong tanah
liat tersebut, sehingga mempercepat proses terjadinya kompos. Bantal tersebut
terbuat dari potongan kardus yang kemudian dimasukan kedalam jaring-jaring yang
dijahit membentuk sebuah bantal. Bantal tersebut dimasukan kedalam gentong
sebagai alas, kemudian kami memasukan adonan kompos yang sudah kami buat
sebelumnya dan ditambah dengan kompos lawas dan ditutup selama 14 hari.
Setelahnya barulah kompos siap untuk digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Sabun Cair
Yang kedua kami membuat
Sabun cair untuk cuci piring, sabun
cuci piring adalah salah satu produk kebersihan yang wajib ada di setiap dapur.
Namun, sabun cuci piring yang dijual di pasaran seringkali mengandung
bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada
salahnya untuk membuat sabun cuci piring sendiri di rumah. Berikut adalah cara
membuat sabun cuci piring sendiri di rumah:
Bahan-banhannya yaitu, Mes 200 gr, Garam Industri 150
gr (tidak ada Yodium), Air, Etda 20 gr (pengawet), Aminon 90 gr, Glycerin 27
gr, Pewarna (kuning dan biru) (opsional)
Cara membuatnya adalah
sebagai berikut:
Siapkan wadah dan kayu
pengaduk, rebus air sebanyak 1 liter sampai mendidih, lalu pindahkan ke dalam
wadah. Ambil MES (metil etil sulfunat) timbang 200 gr, MES berfungsi untuk
mengangkat lemak dan kotoran, lalu campurkan ke dalam air yang sudah mendidih
di wadah aduk selama 20 menit/lebih sampai hancur/merata tanpa ada gumpalan.
Kemudian larutkan etda 20 gr dengan air panas dan juga larutkan garam 150 gr
dengan air panas, lalu campurkan ke dalam MES yang sudah larut, aduk rata, lalu
masukan Aminon 90 gr, glycerin 27gr ke dalam campuran MES dan Etda. Garam
berfungsi sebagai pengental sabun cuci piring. Edta berfungsi sebagai pengawet.
Aminon berfungsi sebagai penambah busa. Glycerin berfungsi untuk melembutkan
tangan dan memberikan rasa licin pada sabun cuci piring. Kemudian masukan eco
Enzym lalu aduk rata dan yang terakhir beri pewarna, lalu aduk. Kemudian tutup
rapat dan diamkan semalaman.
Kesimpulan
Dalam membuat kompos, penting untuk memperhatikan proporsi bahan-bahan yang
digunakan dan menjaga kelembapan adonan agar tidak terlalu basah. Kompos yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman secara alami dan ramah
lingkungan.
Sabun cair yang dihasilkan ini aman digunakan untuk mencuci piring dan
tidak mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar