Selasa, 19 Juli 2022

DAUR ULANG SEBAGAI ALTERNATIVE MENGURANGI TIMBUNAN SAMPAH




UJIAN AKHIR SEMESTER 

Psikologi Lingkungan

(Semester Genap 2021/2022)

QHO'ISSUL SAUFUS SALFWA

NIM. 20310410057

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A



DAUR ULANG SEBAGAI ALTERNATIVE MENGURANGI TIMBUNAN SAMPAH

        Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan  yang sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di sekitamya. Jumlah produksi sarnpah setiap tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah penduduk dimana dapat menyebabkan kerugian antara lain :

  1. Bisa menjadi suinber penyakit.
  2. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapat menimbuikan banjir
  3. Sampah bisa mengotori dar; mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya
  4. Tidak memenuhi syarat kesehatan
  5. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar.Sampah vang tercecer bisa mengganggu keindahan

     Dimana hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

  1. Kepadatan dan penyebaran penduduk.
  2. Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
  3. Karakteristik sampah.
  4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
  5. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
  6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
  7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.

Berbicara masalah sarnpah, tentu yang ada dalam pikiran kita adalah sisa-sisa bahan yang tidak dipakai lagi, kotor dan berbau busuk serta tidak berguna. Namun anggapan seperti itu tidak selalu benar, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang bernilai jual dan menguntungkan dengan cara daur ulang.  Daur ulang (Recycle) sampah merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan  tujuan mencegah adanya sampah yang  sebenamya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru dimana dapat dikatakan bahwa daur ulang sendiri merupakan salah satu strategi pengelolaansampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengunipulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai, dan komponen utama dalarn manajemen sampah modem dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,Reduce, Recycle) dimana sampai saat ini sampah plastic merupakan sampah yang belurn diketahui cara penanggulangannya. Narnun saat ini cara yang paling tepat adalah dengan mendaur ulang sampah-sampah tersebut menjadi suatu produk yang bernilai tinggi, tahapan untuk pelaksanaan daur ulang itu sendiri antara lain:

  1. Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas,botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.
  2. Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, danplastik.
  3. Menggunakan Kembali; Seteiah dipilah, carilah barang yang masih bias digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digumkan
  4.  Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah,atau menunggu pengumpul barang khas  yang akan dengiln senang hati membeli barang tersebut.
  5. Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak melakukan proses daur ulang sendiri dimana dengan kreatifitas maka berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang- barang baru yang bermanfaat.


Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah daerah dan masyarakat  mengubah pola pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya diterapkan, yaitu dengan meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang dan pengomposan disertai TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru penanganan sampah lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Energi baru yang dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut berarti paling tidak mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir. Pengurangan sumber sampah untuk industri itu berarti perlu adanya teknologi proses yang nirlimbah serta packing produk yang ringkas/minim serta ramah lingkungan.

Sementara pengurangan sumber sampah bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik dapat diolah menjadi kompos, biogas, briket atau produk lainnya.

Untuk mengurangi risiko tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sesuatu yang harus segera dilaksanakan oleh semua unsur masyarakat pada semua aktivitas. Pemilahan juga bertujuan memudahkan penanganan sampah. Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi kompos, biogas atau bentuk lainnya

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat kompos. Cet.1. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Cet. 1. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah. Cet.1. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.

Musnamar EI. 2006. Pembuatan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Cet.3. Penebar Swadaya. Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar