Selasa, 19 Juli 2022

PERILAKU MEMBUANG SAMPAH MAKANAN DAN PENGELOLAHAN SAMPAH MAKANAN

PERILAKU MEMBUANG SAMPAH MAKANAN DAN PENGELOLAHAN SAMPAH MAKANAN  

 Ujian Akhir Psikologi Lingkungan 
Kelas Reguler 
(semester  Genap 2021-2022)
SITI HARNISA TAONU(20310410016)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 

DOSEN PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A
Menyulap sampah kardus menjadi asbak rokok yang imut 


Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup, sampah makanan akan terus dihasilkan setiap harinya. Isu kehilangan makanan (food loss) dan sampah makanan semakin mendapatkan perhatian di seluruh dunia (Nikolaus et al., 2018). Menurut FAO (2011) dan Food Use for Social Innovation by Optimising waste prevention Strategies / FUSIONS (2014), sampah makanan adalah sampah yang terbuang pada tahap konsumsi di akhir rantai pasokan makanan. Perbedaannya adalah FUSIONS (2014) memasukkan komponen makanan yang tidak bisa dimakan ke dalam kategori sampah makanan.  Menurut  Lee & Paik (2011) menyebutkan salah satu pengaruh perilaku mengelola sampah makanan dipengaruhi oleh adanya sikap mengelola makanan. Sikap merupakan pola pikir yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Russel et al., 2017). Dalam kasus membuang-buang makanan, hal ini menggambarkan apakah seseorang berpikir bahwa isu sampah makanan adalah isu yang penting dan perlu dilakukan usaha pengurangan sampah makanan (Van der Werf et al., 2019).

Indonesia telah memiliki peraturan pengelolaan sampah makanan yang tertuang dalam Undangundang Nomor 18 Tahun 2008. Di dalam peraturan tersebut disebutkan pengelolaan sampah terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah dilakukan dengan cara membatasi timbulan sampah, daur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Usaha yang berpotensi untuk dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah membatasi timbulan sampah dengan cara yang dilakukan seperti Singapura, yaitu membagikan makanan tersisa yang masih layak makan bagi orang yang membutuhkan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki budaya gotong royong yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat Indones (Effendi, 2013) sehingga untuk menolong sesama bukanlah hal yang baru dalam budaya masyarakat Indonesia. Berbeda dengan daur ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah yang membutuhkan pemahaman dan kemampuan tersendiri dalam pelaksanaannya. Kondisi pengelolaan sampah makanan di Indonesia masih sedikit tertinggal, Diperlukan adanya modifikasi dalam penerapan pengelolaan sampah di Indonesia. Adapun rincian rencana pengelolaan sampah makanan yang dapat diaplikasikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pemilahan
 Sampah sebaiknya dipilah sesuai dengan jenisnya. Untuk memudahkan pemilahan sampah, pemerintah dapat menentukan wadah yang dapat digunakan. Penentuan wadah sampah dapat mengadopsi pewadahan sampah yang dilakukan di Oslo. Wadah sampah yang digunakan adalah kantong plastik yang memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis sampah. Untuk menghindari adanya penumpukan sampah karena kantong plastik tersebut, kantong plastik dapat didesain untuk beragam ukuran. Selain itu, kualitas kantong plastik sebagai wadah sampah harus diperhatikan agar tahan air dan tidak mudah sobek serta sebaiknya memiliki bahan yang dapat didaur ulang. 
2. Pengumpulan
 Pengumpulan sampah makanan dapat dilakukan secara bersamaan dengan sampah jenis lainnya karena setiap jenis sampah telah terpisah sesuai dengan pewadahannya. Pengumpulan sampah untuk semua jenis sampah akan lebih menghemat waktu. Akan tetapi, jadwal pengumpulan sampah harus diperhatikan, mengingat bahwa sampah makanan memiliki sifat mudah diuraikan sehingga lebih cepat membusuk dibandingkan jenis sampah yang lain. Di samping itu, untuk lebih memudahkan dalam tahap penanganan sampah selanjutnya, alat pengumpul sampah dapat diberi sekat yang berfungsi untuk mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya. 
3. Pengolahan 
Sebelum diolah, sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya. Teknologi pengolahan sampah makanan yang mudah untuk diaplikasikan adalah pengomposan. Akan tetapi, pemerintah Indonesia dapat terus mengembangkan teknologi pengolahan sampah makanan lain dalam skala besar dengan mempertimbangkan kriteria ekonomi, teknis, lingkungan, dan sosial. Dalam hal ini, perlu dibangun fasilitas pengolahan yang memadai termasuk area pemilahan sampah, penyimpanan sampah terolah, dan penampung residu. Dalam hal ini, TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah dengan Prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle) telah dikembangkan di Indonesia yang berfungsi untuk menerapkan prinsip 3R. Pengembangan TPS 3R dapat terus ditingkatkan dan dievaluasi secara berkala. 
4. Pembuangan
 Sampah makanan yang dibuang adalah sampah makanan yang tidak dapat diolah dan residu hasil pengolahan sampah makanan yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah makanan yang terbuang dan mengurangi beban pengolahan di tempat pembuangan akhir. Metode pembuangan yang dapat digunakan adalah sanitary landfill dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Metode thermal dapat digunakan dengan memperhatikan buangan yang dihasilkan dalam proses pengolahan tidak akan membayahakan lingkungan sekitar.

Daftar Pustaka

Nikolaus, C. J. and M.S. Nickols-Richardson, B. Ellison. 2018. Wasted Food: A Qualitative Study of U.S. Young Adults' Perceptions, Beliefs and Behaviors. Appetite, 130:70- 78.

FUSIONS. 2014. FUSIONS Reports: “FUSIONS Definitional Framework for Food Waste”. Cordis, European Commission.
Lee, S. and H.S. Paik. 2011. Korean Household Management and Recycling Behavior. Building and Environment, 46(5):1159-1166.

Russel, S. and C.W. Young, K.L. Unsworth, C. Robinson. 2017. Bringing Habits and Emotions into Food Waste Behavior. Resources, Conservation & Recycling, 125:107-114.

Van der Werf, P and J.A. Seabrook, J.A. Gilliland. 2019. Food for Naught: Using the Theory of Planned Behavior to Better Understand Household Food Wasting Behavior. The Canadian Geographer, 63(3):478-493.

Effendi, T.N. 2013. Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini. Jurnal


0 komentar:

Posting Komentar