Selasa, 19 Juli 2022

Pengelolaan Daur Ulang Cloth Pieces (Perca) Pada Generasi milenial

Pengelolaan Daur Ulang Cloth Pieces (Perca) Pada Generasi milenial

Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan

Kelas Reguler (Kelas A), Psikologi UP45

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

Semester Genap 2021/2022

Astin Lestari  (20310410071)

Gambar 1. Mendaur sampah kain perca menjadi ikat rambut yang lucu

 

Pengertian pengetahuan menurut Jujun S Suriasumantri (1996;104), “Pengetahuan hakekatnya adalah segenap yang di ketahui manusia mengenai suatu objek tertentu yang merupakan khasanah kekayaan mental diperoleh melalui rasional dan pengalaman”. Apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran. Jadi pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan yang diperoleh merupakan informasi yang ditangkap oleh panca indra manusia. Informasi tersebut kemudian dikembangkan melalui bahasa dan kemampuan berpikirnya. Pengetahuan merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan yang berupa kesadaran dalam menghadapi objek yang dikenal. Kesadaran dalam hubungannya dengan proses mengetahui adalah mengolah atau memproses segala rangsangan yang muncul dari objek yang ingin di kenal. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.

Sampah dan limbah anorganik seperti plastik dan kain merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang tidak bisa dinafikan adanya. Hal ini dikarenakan bahanbahan tersebut sulit untuk diurai oleh mikroba dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) melansir bahwasanya 5% daratan di dunia ini tertutupi oleh limbah textile yang tidak dapat didaur ulang dan diuraikan dengan peningkatan 3% sampai 5% setiap tahunnya (Ardiyanti, et al., 2021). Data tersebut juga menunjukkan kurang optimalnya pengolahan pada limbah anorganik tersebut. Pengolahan untuk limbah anorganik pada umumnya adalah dengan cara pembakaran, namun hal ini dapat membahayakan bagi lingkungan karena akan menimbulkan asap serta gas yang beracun (Pratiwi, 2020). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus memberikan arahan pada masyarakat dan gencar dalam mengkampanyekan gerakan 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang) guna mengurangi pencemaran lingkungan yang dikaitkan oleh sampah (Saputri, et al., 2021).

Kain perca merupakan salah satu contoh limbah anorganik yang sulit untuk diuraikan oleh lingkungan sekitar, padahal intensitasnya cukup tinggi (Setiyani, et al., 2021). Limbah jenis kain perca ini cukup banyak ditemukan karena banyaknya industri konveksi yang mulai menjamur akhir-akhir ini baik dalam skala kecil maupun skala besar (Austin, et al., 2021). Salah satu alternatif solusi untuk mengurangi limbah kain perca tersebut sekaligus cara untuk mendukung program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dari pemerintah adalah dengan mengolah dan memanfaatkan limbah kain perca ini menjadi suatu kerajinan tangan yang dapat berguna dan mempunyai nilai jual, seperti konektor masker dan lain-lain (Munir, et al., 2021). Namun, pada kenyataannya masih sedikit sekali warga setempat yang memiliki kesadaran akan hal tersebut. Selama ini limbah kain perca hanya dibiarkan menumpuk dan terabaikan untuk kemudian dibakar oleh industri konveksi tanpa dimanfaatkan kembali. Hal ini juga terjadi di Kelurahan Sawah Lebar dengan jumlah industri konveksi yang cukup banyak.

Limbah kain perca merupakan salah satu sampah anorganik yang tidak bisa diurai dan menyatu dengan alam, sehingga perlu adanya kesadaran untuk mengolahnya kembali dan mendaur ulangnya agar tidak semakin banyak limbah yang ada di lingkungan. Penyuluhan ini dan pemberian motivasi tersebut menjadikan peserta menjadi lebih sadar lingkungan dan dapat memanfaatkan kembali limbah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bernilai ekonomis. Berbekal kegemaran dan keahlian dalam jahit-menjahit, maka narasumber memanfaatkan limbah kain perca untuk diolah menjadi kerajinan tangan yang berupa konektor masker. Pembuatan produk tersebut dilakukan dengan cara jahit manual atau menjahit dengan tangan. Pengolahan limbah kain perca menjadi kerajinan tangan ini memiliki beberapa manfaat, antara lain adalah: 1) dapat menjadi bisnis sampingan yang menambah penghasilan, 2) dapat mengurangi tumpukan sampah yang ada di sekitar lingkungan, 3) dapat mengasah kreatifitas, dan 4) dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah anorganik terutama kain perca (Munir, et al., 2021).

 

Daftar Pustaka

Suriasumantri, Jujun. (1996). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar popular. Jakarta; Penerbit Pustaka Sinar Harapan

Saputri, Meylani., Aliza, Mumtaza., Maria, Oktaviana Wini., Putri, Oktaviani & Wahyudin. (2021). Menanamkan Jiwa Kreativitas dan Kewirausahaan Sejak Dini. Jurnal Dedikasi. 1(1): 112-118, http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PD/article/view/12470/ 7464

Munir, M. M., Thoyyibah, D., & Ni mah, L. (2021). Pemanfaatan Limbah Kain Perca Menjadi Produk Bernilai Ekonomis Bagi Ormas PKK Desa Bugel. Abdimas Singkerru, 1(2): 134- 140. https://jurnal.atidewantara.ac.id/index.php/ singkerru/article/view/71

Setiyani & Sri, Asnawati. (2020). Pemberdayaan Orang Tua Siswa Tk An-Nur Kabupaten Cirebon Melalui Keterampilan Rajut Tangan dan Access Market. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. 3 (2): 42-50 http://dx.doi.org/10.15575/ jak.v3i2.9558

Pratiwi, D., Dwi, Santi., Setiyani, Setiyani & Sri, Asnawati (2020). Pemberdayaan Orang Tua Siswa Tk Annur Kabupaten Cirebon Melalui Keterampilan Rajut Tangan dan Access Market. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. 3 (2): 101-115 https://doi.org/10.15575/jak.v3i2.9558

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi 111; Jakarta. Penerbit balai Pustaka. 

0 komentar:

Posting Komentar