Rabu, 20 Juli 2022

Pentingnya Kegiatan CSR di Lingkungan Kita

 Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan

Kelas Karyawan (Kelas B), Psikologi UP45

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

Semester Genap 2021/2022

Ikhsan Arifudin (20310410029)

    

Saat ini produksi sampah di lingkungan kita sudah semakin pesat pertumbuhannya. Porsi terbesar sampah disuplai dari limbah rumah tangga. Sejak tahun 2010-2019 Indonesia menjadi negara ketiga teratas dalam penghasil sampah. Hal ini menjadi tantangan para ilmuwan psikologi untuk turut serta dalam menangani dampak sampah yang ditimbulkan dan diharapkan mampu merubahah mindset masyarakat supaya tidak bergantung hanya pada dinas lingkungan hidup dalam pengelolaan sampah.

Upaya untuk mengurangi dampak buruk lingkungan atas pemakaian kantong plastic bisa dimulai dengan cara menyusun sistem daur ulang bagi kantong plastik oleh para pelaku usaha ritel.

Coba kita hilangkan kebiasaan memakai plastik. Itu pertama. Kedua, dan bagaimana pihak yang memproduksi sampah bisa kami minta daur ulang. Ini menjadi concern. Saya setuju walaupun kita terapkan ini kalau 50 masyarakat belum berubah maka sangat sulit mengimplementasikannya.

Program corporate social responsibility (CSR) merupakan upaya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan memperhatikan manajemen pelaksanaannya. Sedangkan menurut Kotler dan program CSR adalah sebuah alternatif kegiatan yang dipilih dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang potensial. Salah satu bentuk alternatifnya yaitu corporate marketing dimana perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan perilaku yang berkaitan dengan isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan, lingkungan serta ketertiban masyarakat. 

Tujuan utama dari pelaksanaan program CSR salah satunya adalah untuk menjaga citra dan juga nama baik perusahaan di hadapan masyarakat umum. Kemudian program CSR juga bertujuan untuk menjaga dan memelihara hubungan baik dengan skateholder. Dengan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan, maka hal itu akan menciptakan sebuah hubungan yang lebih hangat dan bersahabat dengan lingkungan perusahaan, dan terakhir, menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan. Dengan adanya program CSR menjadi salah satu bentuk upaya dari perusahaan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan sekitar. 

Program CSR memiliki beberapa aspek, yaitu:

1) Aspek sosial: bertanggung jawab terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari aspek sosial yaitu menghargai orang lain. 

2) Aspek ekonomi: meliputi dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. 

3) Aspek lingkungan: perusahaan harus menyadari semua aspek lingkungan langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan kinerja usahanya, penyerahan jasa, dan manufaktur produk. 

Bentuk kegiatan CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu:

1) Di bidang ekonomi: membentuk program Koperasi Simpan Pinjam dan Usaha untuk masyarakat dan juga karyawan, mengembangkan UMKM yang ada di sekitar wilayah perusahaan, dan memberikan beberapa dana modal untuk usaha masyarakat sekitar. 

2) Di bidang kesehatan: menyediakan acara donor darah yang bisa diikuti oleh masyarakat umum dan juga pegawai, program vaksinasi gratis untuk umum, dan memberikan pengobatan gratis. 

3) Di bidang lingkungan: mengadakan program pengolahan limbah, menyediakan program pelatihan kemampuan, dan menyediakan acara seminar yang berkaitan dengan pendidikan. 

4) Di bidang infrastruktur: menyediakan tempat ibadah, membangun sarana dan prasarana untuk umum, serta memperbaiki jalanan umum. 

Referensi

Firdaus, A., Muslimah, Z.R., Dewi, H.H. (2021). Hubungan antara persepsi terhadap program CSR (corporate social responsibility) dengan SWB (subjective well being) pada komunitas x di Yogyakarta. Jurnal Psikologi. 17(2), 11-16.




0 komentar:

Posting Komentar