Selasa, 19 Juli 2022

Peduli Sekitar Untuk Menciptakan Lingkungan Bersih Nyaman

 

Essay Ujian Akhir Semester

Psikologi Lingkungan

 Oleh:

Destyara Zulfa Ramadhani

NIM. 20310410054

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

 

Gambar 1. Pemanfaatan Serabut Kelapa Menjadi Pot

Persoalan sampah merupakan salah satu persoalan yang sudah gobal, manusia setiap harinya pasti selalu membuang sampah. Barang atau benda yang sudah tidak dipakai lagi pasti akan dibuang begitu saja. Tidak hanya itu saja,masyarakat yang tinggal dikawasan sungai seringkali  membuang sampah tidak pada tempat semestinya melainkan dibuang ke sungai sehingga menyebabkan perairan menjadi tersumbat dan tertutup sehingga bisa terjadi banjir    dipemukiman    masyarakat (Mulasari, 2014). Hardiatmi (2011) menyatakan permasalahan sampah di suatu kawasan meliputi tingginya laju timbulan sampah, kepedulian masyarakat yang masih rendah sehingga suka berperilaku membuang sampah sembarangan, keengganan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Perilaku yang buruk ini seringkali menyebabkan bencana di musim hujan yang menyebabkan banjir. Membuang sampah disungai atau aliran air akan mengakibatkan pencemaran air dan akan mengakaibatkan bau yang sangat menyengat. Selain itu tingkat kesehatan juga akan menurun.

Sampah adalah barang atau benda yang telah habis nilai manfaatnya. Definisi ini menimbulkan kesan negatif yang menjadikan sampah dipandang sebagai benda yang harus segera disingkirkan dari halaman rumah apapun caranya. Tentu paradigma tentang pengertian sampah ini harus diubah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampahnya masing-masing sehingga permasalahan lingkungan karena sampah dapat terminimalisir.

Menurut Riadi (2012) dalam Siska (2018), sampah merupakan sisa aktifitas manusia dan alam yang belum memiliki nilai ekonomis dan perlu dikelola agar lingkungan tidak tercemar. Apabila sampah dibiarkan saja akan mengganggu kebersihan lingkungan serta kesehatan secara umum. Sampah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a.       Sampah padat (anorganik)

Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik, contoh bahan-bahan organik adalah logam, plastik kaca, karet dan kaleng.

b.      Sampah basah (organik)

Sampah oerganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sifat sampah organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk, biasanya sampah jenis ini    berasal dari mahluk hidup. Contohnya adalah sayur-sayuran, buah-buahan yang membusuk, sisa nasi, daun dan sebagainya.

Dalam permasalahan sampah ini jika pengelolaan sampah terjaga dan terjamin akan menciptakan kehidupan yang bersih, sehat, serta lingkungan tidak tercemar. Untuk itu perlu adanya teknik atau cara yang tepat dalam pengelolaan sampah baik sampah anorganik (padat) maupun organik (basah). Hal demikian pengelolaan sampah dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan hidup. Untuk menghindari tercemarnya lingkungan maka diperlukan pemberian contoh atau modeling teori dari Albert Bandura serta mengajarkana dan memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dan juga dapat menjadikan limbah sampah menjadi bernilai ekonomis.

Cara untuk mengelola sampah yaitu,

a.      a.. Pisahkan sampah sesuai dengan jenisnya

b.      b. Pengelolaan sampah organik

c.       c. Pengelolaan sampah anorganik

d.      d. Pengelolaan sampah berbahaya

e.       e. Reduce, Reuse and Recycle

Memahami dan menjelaskan perilaku pengelolaan sampah dapat menggunakan pendekatan teori psikologi mengenai hubungan sikap dan perilaku, terutama teori yang dapat memprediksi perilaku. Ketika tindakan sudah menjadi kebiasaan, maka secara otomatis tindakan itu akan selalu dijalankan. Namun ketika tindakan sudah tidak efektif maka akan muncul kepedulian pada teori tindakan serta usaha untuk memperbaikinya. Masalah utama dalam pengelolaan sampah adalah kesadaran akan mengelola sampah. Tingkat kesadaran untuk berperilaku yang baik atau dapat mengelola sampah dengan baik masih tergolong rendah.

Teknik modeling dapat digunakan untuk memunculkan kepedulian dan kesadaran individu terhadap lingkungan agar terjadi perilaku kebiasaan dalam membuang sampah pada tempatnya. Modeling atau perilaku meniru adalah melakukan perilaku sesuai dengan perilaku orang lain yang melibatkan proses kognitif. Maka lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang dalam memilah sampah. Lingkungan pertama yang paling berpengaruh dalam membentuk kebiasaan seseorang adalah lingkungan. Upaya dalam mengolah sampah bisa dimulai dari diri sneidir, keluarga, dan lingkungan sekitar. Kebiasaan memilah dan menempatkan sampah pada tempatnya yang sudah tertanam sejak usia dini diharapkan akan terus terbawa hingga dewasa, sehingga akan mampu berkontribuasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

 

Daftar Pustaka

Dewi, Siska Lestari., Nugrahati Muslimah. 2018. APLIKASI BANK SAMPAH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BARITO. Jurnal Teknik Informatika Politeknik Hasnur. Vol. 04, No. 1.

Hardiatmi, S. 2011. Pendukung Keberhasilan Pengelolaan Sampah Kota. INNOFARM. Jurnal Inovasi Pertanian, 10(1): 50-66.

Mulasari, S.  A.  (2014).  Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat,Vol. 9. No. 2, hlm 122-130. 

0 komentar:

Posting Komentar