Moh Ammar Farhan M (22310410021)
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
TRADISI
NYUMBANG
Tradisi nyumbang merupakan kebiasaan masyarakat pada
pelaksanaan hajatan atau pesta untuk memberikan bantuan dan pertolongan yang
didalamnya terdapat suatu keyakinan bahwa kewajiban untuk membalas balik apa
yang sudah diberikan. Oleh sebab itu resiprositas (pertukaran) dapat mengatur
perilaku seseorang dalam tradisi nyumbang, sehingga masyarakat yang menyumbang
dan disumbang dapat menyesuaikan diri dalam norma pertukaran. Proses dalam
penyelenggaraan hajatan, tuan rumah akan mengundang banyak orang dari berbagai lapisan
mulai dari keluarga, saudara, tetangga, kerabat, teman dan orang-orang yang
mereka kenal untuk menjalankan acara hajatan tersebut. Dengan mengundang banyak
orang, secara otomatis maka pengeluaran untuk acara akan lebih besar tetapi
disisi lain yang diperoleh juga akan semakin besar. Modal yang paling besar
bagi seorang yang menggelar pesta atau hajatan adalah kemampuan untuk menarik
sumbangan dari orang lain.
1.
Permasalahanya penduduk desa sangat banyak
sehingga kita menjadi keseringan untuk mengikuti hajatan atau pesta dan lainya.
Dampak dari itu kita menjadi terbebani karena waktu atau urusan yang lain
menjadi terganggu keuangan juga terganggu karena sering memberi amplop
2.
Yang saya lakukan adalah saya akan mengurangi
partisipasi saya ke acara tersebut saya hanya akan memilih saya akan pergi ke
acara yang menurut saya orang terdekat atau saya akan menghadiri apabila saya
memiliki waktu senggang
3.
Situasi tersebut menunjukan perilaku bergotong
royong karena warga desa membantu orang yang punya hajatan untuk kelancaran
acara, adanya ketakutan akan dampak dari perilaku tidak conformnya adalah
karena didesa tersebut sangat sering mengadakan hajatan
4.
Sesuai
teori Albert Bandura yang menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi
timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan. Alasanya supaya anak tetap bisa belajar hal baru
meski tidak melakukannya secara langsung. Syaratnya, anak sudah pernah melihat
orang lain melakukannya, terlepas apapun medianya.
5.
Sesuai dengan niccolo Machiavelli yang
menekankan pentingnya sebuah pencitraan.karena perilaku menyumbang merupakan Upaya
mendapat kepercayaan. Kebanyakan manusia menilai lebih lewat mata dari pada
tangan mereka. Setiap orang dapat melihat anda, tapi hanya sedikit yang dapat
menyentuh anda. Seorang penguasa tidak perlu untuk menjadi ramah, dermawan,
adil, pro-rakyat, taat, dan segala sikap baik lainnya dalam saat yang
bersamaan. Hanya saja seorang penguasa harus memiliki keinginan untuk dianggap
murah hati dan tidak kejam
Daftar pusaka
http://repository.uin-suska.ac.id/13703/7/7.%20BAB%20II_201894PSI.pdf
0 komentar:
Posting Komentar