Kamis, 20 Juli 2023

UAS Psikologi Sosial tentang Suatu Tradisi Dalam Menyumbang oleh Ester Rumbewas 22310410103

 

“SUATU TRADISI DALAM KEGIATAN MENYUMBANG”

UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI SOSIAL

Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA

Disusun Oleh :

Ester Therecia Hermin Rumbewas

22310410103

 

Pendahuluan

Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial di masyarakat dan sudah berlangsung sangat lama. Tradisi nyumbang mengandung nilai resiprositas atau timbale-balik yakni bentuk tolongmenolong yang di dasari adanya kepentingan yang sama dalam hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat Jawa, sumbang-menyumbang adalah tradisi yang berkaitan erat dengan upacara daur hidup manusia, maupun kematian. Tradisi sumbang-menyumbang terus berlangsung dari generasi ke generasi menurut kebiasaan dari masyarakat yang terus melestarikannya sebagai warisan leluhur. Sumbang-menyumbang bisa di golongkan ke dalam tiga bentuk berupa sumbangan dalam bentuk tenaga (rewang), barang (bahan makanan atau kado) dan uang (buwuh).

 

“Suatu Tradisi Dalam Kegiatan Menyumbang”

Disuatu desa di Yogya, yang mana adat dan kebiasaan penduduknya sangat unik.  Jumlah penduduk 120 keluarga. Dengan berbagai acara antara lain kelahiran anak, upacara penghormatan bagi anggota keluarga yang meninggal dan syukuran disunat maka akan mengirimkan/menyumbangkan  120 kotak makanan bagi tetangga.

 

1.      Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada tradisi menyumbang ini yaitu kewajiban menyumbang 120  kotak makanan untuk tetangga. Munculnya pemasalahan adalah proses alami yang ada dalam kehidupan masyarakat, selama ada interaksi dan komunikasi yang terjalin dalam masyarakat maka kemungkinan munculnya permasalahan itu akan terus terjadi. Permasalahan menjadi hal yang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat. Jumlah sumbangan makanan dalam jumlah yang 120 itu mungkin menjadi sedikit beban karena keterbataan ekonomi.

 

2.      Solusi Permasalahan

Yang akan saya lakukan jika tinggal di daerah tersebut yaitu mencari jalan keluar dengan berdiskusi dengan masyarakat tentang keterbatasan ekonomi saya kemudian mencari solusi agar tradisi nyumbang tetap terlaksana dengan cara lain yang lebih efisien.

 

3.    Perilaku Bergotong Royong Atau Ketakutan Akan Dampak Dari Perilaku Tidak Conform Pada Tetangga

Situasi tersebut menunjukkan perilaku bergotong royong karena memiliki rasa saling menghargai dan meenghormati akan kebersamaan walaupun ada rasa tuntutan tetapi tidak menjadi beban jika mempunyai jalan keluar yang menguntungkan. Karena sumbangan bukanlah hal yang harus di jadikan beban apabila situasinya seperti peristiwa kematian atau kelahiran suatu anak itu menjadi suatu ungkapan rasa syukur atau penghormatan yang harus di laksanakan dengan keikhlasan hati.

 

4.      Konformitas Terhadap Perilaku Menyumbang

Berdasarkan teori Albert Bandura tentang teori belajar sosial, saya akan menanamkan atau mengajarkan kepada anak saya bahwa konformitas merupakan suatu tindakan untuk menunjukan rasa menghargai dalam bermasyarakat. Perilaku menyumbang menjadi sarana yang sukarela dengan memberikan tanpa ada rasa keberatan.

 

5.      Perilaku Sumbangan dan Pilkada

Berdasarkan teori dari Niccolo Machiavelli tentang politik, secara makro hampir sesuai dengan pilkada karena pada saat pemilihan kepala daerah yang harus di lakukan yaitu mendapatkan hati masyarakat agar dapat dipilih, dengan cara seperti menyumbang dalam suatu acara-acara di suatu desa akan dapat membantu namun harus dilakukan sesuai tradisi yang sudah ada agar dampak-dampak negative yang ingin timbul tidak dapat terjadi atau terlihat semata-mata untuk tujuan politik semata. Seperti prinsip Machiavelli yaitu memandang kekuasaan bukanlah semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi itu semua adalah untuk kehormatan dan kesejahteraan negara.

 

 

Kesimpulan

Tradisi buwuhan atau sumbangan ini merupakan salah satu bentuk solidaritas masyarakat. Sumabangan ini tidak hanya berupa uang namun sumbangan ini bisa juga berbentuk barang, bahan makanan pokok dan juga tenaga. Tadisi ini merupakan warisan dari leluhur yang terdahulu. Sumbangan ini bermula dari salah satu penduduk desa yang ingin melaksanakan acara, namun karena kekurangan alat dan bahan baku masyatakat mencari solusi dan berinisiatif untuk membantu untuk mencukupi kekurangan tersebut. Akan tetapi munculnya tradisi ini tidak diketahui secara pasti, seperti tanggal dan tahun adanya tradisi ini, karena tidak ada sumber yang tertulis yang menerangkan tradisi ini.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, Siti Khoerotul, Jarot Santoso, dan Sulyana Dadan. “KONFLIK DALAM TRADISI NYUMBANG (Studi Tradisi Nyumbang Dengan Sistem Pinggelan Di Desa Plana Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas)”. Jurnal Interaksi Sosiologi 2, no 1 (2022): 23.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Niccol%C3%B2_Machiavelli#:~:text=Nicolo%20Machiavelli%20memandang%20kekuasaan%20bukanlah,kesejahteraan%20negara%2C%20itulah%20prinsip%20Machiavelli

http://e-journal.uajy.ac.id/3256/#:~:text=Dalam%20masyarakat%20Jawa%2C%20sumbang%2Dmenyumbang,terus%20melestarikannya%20sebagai%20warisan%20leluhur

 

0 komentar:

Posting Komentar