“SUATU TRADISI DALAM
KEGIATAN MENYUMBANG”
UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI SOSIAL
Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA
Disusun Oleh :
Ester Therecia Hermin Rumbewas
22310410103
Pendahuluan
Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial di
masyarakat dan sudah berlangsung sangat lama. Tradisi nyumbang mengandung nilai
resiprositas atau timbale-balik yakni bentuk tolongmenolong yang di dasari
adanya kepentingan yang sama dalam hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat Jawa,
sumbang-menyumbang adalah tradisi yang berkaitan erat dengan upacara daur hidup
manusia, maupun kematian. Tradisi sumbang-menyumbang terus berlangsung dari
generasi ke generasi menurut kebiasaan dari masyarakat yang terus
melestarikannya sebagai warisan leluhur. Sumbang-menyumbang bisa di golongkan
ke dalam tiga bentuk berupa sumbangan dalam bentuk tenaga (rewang), barang
(bahan makanan atau kado) dan uang (buwuh).
“Suatu Tradisi Dalam Kegiatan Menyumbang”
Disuatu desa di Yogya, yang mana adat dan kebiasaan
penduduknya sangat unik. Jumlah penduduk
120 keluarga. Dengan berbagai acara antara lain kelahiran anak, upacara penghormatan
bagi anggota keluarga yang meninggal dan syukuran disunat maka akan mengirimkan/menyumbangkan
120 kotak makanan bagi tetangga.
1.
Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada tradisi menyumbang ini
yaitu kewajiban menyumbang 120 kotak
makanan untuk tetangga. Munculnya pemasalahan adalah proses alami yang ada
dalam kehidupan masyarakat, selama ada interaksi dan komunikasi yang terjalin
dalam masyarakat maka kemungkinan munculnya permasalahan itu akan terus
terjadi. Permasalahan menjadi hal yang sangat sensitif dalam kehidupan
masyarakat. Jumlah sumbangan makanan dalam jumlah yang 120 itu mungkin menjadi
sedikit beban karena keterbataan ekonomi.
2.
Solusi Permasalahan
Yang akan saya lakukan jika tinggal di daerah tersebut
yaitu mencari jalan keluar dengan berdiskusi dengan masyarakat tentang
keterbatasan ekonomi saya kemudian mencari solusi agar tradisi nyumbang tetap
terlaksana dengan cara lain yang lebih efisien.
3. Perilaku Bergotong Royong Atau Ketakutan Akan Dampak Dari
Perilaku Tidak Conform Pada Tetangga
Situasi tersebut menunjukkan perilaku bergotong royong
karena memiliki rasa saling menghargai dan meenghormati akan kebersamaan
walaupun ada rasa tuntutan tetapi tidak menjadi beban jika mempunyai jalan
keluar yang menguntungkan. Karena sumbangan bukanlah hal yang harus di jadikan
beban apabila situasinya seperti peristiwa kematian atau kelahiran suatu anak
itu menjadi suatu ungkapan rasa syukur atau penghormatan yang harus di laksanakan
dengan keikhlasan hati.
4.
Konformitas Terhadap Perilaku Menyumbang
Berdasarkan teori Albert Bandura tentang teori belajar
sosial, saya akan menanamkan atau mengajarkan kepada anak saya bahwa
konformitas merupakan suatu tindakan untuk menunjukan rasa menghargai dalam
bermasyarakat. Perilaku menyumbang menjadi sarana yang sukarela dengan
memberikan tanpa ada rasa keberatan.
5.
Perilaku Sumbangan dan Pilkada
Berdasarkan teori dari Niccolo Machiavelli tentang
politik, secara makro hampir sesuai dengan pilkada karena pada saat pemilihan
kepala daerah yang harus di lakukan yaitu mendapatkan hati masyarakat agar
dapat dipilih, dengan cara seperti menyumbang dalam suatu acara-acara di suatu
desa akan dapat membantu namun harus dilakukan sesuai tradisi yang sudah ada
agar dampak-dampak negative yang ingin timbul tidak dapat terjadi atau terlihat
semata-mata untuk tujuan politik semata. Seperti prinsip Machiavelli yaitu
memandang kekuasaan bukanlah semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, akan
tetapi itu semua adalah untuk kehormatan dan kesejahteraan negara.
Kesimpulan
Tradisi buwuhan atau sumbangan ini merupakan salah
satu bentuk solidaritas masyarakat. Sumabangan ini tidak hanya berupa uang
namun sumbangan ini bisa juga berbentuk barang, bahan makanan pokok dan juga
tenaga. Tadisi ini merupakan warisan dari leluhur yang terdahulu. Sumbangan ini
bermula dari salah satu penduduk desa yang ingin melaksanakan acara, namun
karena kekurangan alat dan bahan baku masyatakat mencari solusi dan
berinisiatif untuk membantu untuk mencukupi kekurangan tersebut. Akan tetapi
munculnya tradisi ini tidak diketahui secara pasti, seperti tanggal dan tahun
adanya tradisi ini, karena tidak ada sumber yang tertulis yang menerangkan
tradisi ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Khasanah, Siti Khoerotul, Jarot Santoso, dan Sulyana Dadan. “KONFLIK DALAM TRADISI NYUMBANG (Studi Tradisi Nyumbang Dengan Sistem Pinggelan Di Desa Plana Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas)”. Jurnal Interaksi Sosiologi 2, no 1 (2022): 23.
0 komentar:
Posting Komentar