Nama : Putri Arumsari
Nim : 22310410074
Kelas : Reguler A1
Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta MA
TRADISI NYUMBANG YANG MASIH DILAKUKAN DI PEDESAAN
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan masyarakat perdesaan Jawa tidak bisa dilepaskan dari serangkaian
tradisi, budaya yang berkaitan dengan siklus daur hidup manusia, salah satunya
tradisi nyumbang. Nyumbang merupakan wujud solidaritas sosial dimaksudkan untuk
membantu meringankan beban orang yang menggelar hajatan.
Konsep
" tradisi nyumbang" adalah konsep saling tukar pemberian yang
dilekatkan untuk masyarakat di pedesaan Jawa. Nyumbang dalam istilah lokal
bahasa Jawa memiliki arti kata kerja menyumbang atau melakukan kegiatan memberi
sumbangan. Dalam arti khusus, nyumbang adalah memberi sumbangan kepada orang
yang memiliki hajatan/selamatan (perkawinan, khitanan/sunatan, kelahiran, dan
lain sebagainya).
PERMASALAHAN
Permasalahan
yang timbul dari tradisi nyumbang yaitu terkadang, meskipun tradisi nyumbang
dilakukan dengan niat baik, tetapi distribusi dan penggunaan sumbangan tidak
merata. Hal ini dapat menyebabkan beberapa penerima mendapatkan lebih banyak
bantuan daripada yang lain, atau bahkan ada kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan dana. Jika tradisi nyumbang dilakukan secara terus-menerus tanpa
adanya upaya untuk memberdayakan penerima, hal ini dapat menciptakan
ketergantungan yang tidak sehat pada bantuan dari luar. Penerima menjadi
terbiasa untuk mengandalkan sumbangan daripadamencari solusi jangka panjang
untuk masalah mereka sendiri. Tradisi nyumbang terkadang dapat menciptakan
ketergantungan dan rasa tidak mampu pada penerima, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi harga diri dan motivasi mereka untuk mencari solusi mandiri
terhadap masalah yang dihadapi.
SOLUSI
Solusi
dari permasalahan tradisi nyumbang yaitu Penting untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan sumbangan yang efektif dan
berkelanjutan. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana memilih
program dan organisasi yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang.
Organisasi yang mengelola sumbangan perlu memastikan bahwa penggunaan dana
dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Mereka harus menyediakan laporan
keuangan yang jelas dan terbuka untuk publik, serta memastikan bahwa dana
digunakan dengan tepat sesuai dengan tujuan yang diumumkan. Penting untuk terus
mengawasi dan mengevaluasi dampak dari tradisi nyumbang. Melakukan evaluasi
reguler dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan, serta
memastikan bahwa sumbangan memiliki dampak yang diinginkan.
Situasi
tersebut merupakan bentuk gotong royong masyarakat (menjawab soal nomor 3)
Nyumbang merupakan kegiatan gotong-royong karena didalamnya terdapat unsur
tolong-menolong,namun kegiatan nyumbang juga terdapat unsur resiprositas dimana
ada unsur pertukaran dalam kegiatan nyumbang. Masyarakat mempercayai bahwa
berapapun uang atau barang serta tenaga yang dikeluarkan, maka suatu saat akan
kembali seperti yang sudah dikeluarkannya. Resiprositas merupakan hubungan
timbal balik dan pertukaran antara individu dengan individu atau antara
kelompok dengan kelompok.
Saya
akan mengajarkan kepada anak saya konformitas terhadap perilaku menyumbang
(soal nomor 4)Ada beberapa alasan , yaitu dengan konformitas terhadap perilaku
menyumbang, kita dapat berpartisipasi dalam membantu orang lain yang
membutuhkan. Dengan memberikan sumbangan, kita dapat memberikan bantuan
finansial atau barang kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan atau
menghadapi situasi sulit. Kedua, konformitas terhadap perilaku menyumbang juga
dapat membantu membangun dan memperkuat hubungan sosial. Ketika kita memberikan
sumbangan, kita dapat menjadi bagian dari komunitas yang peduli dan berempati
terhadap orang lain. Hal ini dapat menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan
dalam masyarakat.
Secara
makro, perilaku menyumbang dalam konteks Pilkada bisa dilihat sebagai strategi
yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Niccolo Machiavelli
dalam karyanya "The Prince"(menjawab soal nomor 5). Machiavelli
menekankan pentingnya mempertahankan dan memperoleh kekuasaan politik. Dalam
konteks Pilkada, tujuan utama seseorang yang ingin menang adalah memperoleh
kekuasaan sebagai pemimpin daerah. Oleh karena itu, strategi yang dipilih
haruslah yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan. Menyumbang dalam konteks
politik bisa dianggap sebagai upaya untuk mempengaruhi pemilih dengan cara
memperoleh dukungan melalui kontribusi finansial. Pendukung yang menerima
sumbangan dapat merasa terhormat dan terkesan oleh kemurahan hati kandidat,
sehingga cenderung memilihnya dalam Pilkada. Pandangan Machiavelli juga
menekankan pada kebijaksanaan dalam tindakan politik. Oleh karena itu, strategi
menyumbang haruslah cerdas dan strategis. Dalam hal ini, seseorang harus
mempertimbangkan apakah jumlah sumbangan yang diberikan cukup untuk
mempengaruhi hasil pemilihan, serta apakah cara ini legal dan etis.
DAFTAR
PUSTAKA
Lestari, S., Sumarti, T., Pandjaitan, N. K., & Tjondronegoro, S. M. P. (2012). Potret Resiprositas dalam Tradisi Nyumbang di Pedesaan Jawa di Tengah Monetisasi Desa. Masyarakat Kebdayaan dan Politik.
Setiawan, E. (2022). Potret resiprositas tradisi nyumbang pada perempuan perdesaan di desa Kalipait Banyuwangi. Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak, 4(1), 1-12.
Suryana, A., & Hendrastomo, G. Pemaknaan Tradisi Nyumbang dalam Pernikahan di Masyarakat Desa Kalikebo. Trucuk, Klaten,(Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNY, tt.).
0 komentar:
Posting Komentar