Rabu, 01 Mei 2024

AISYAHZULAINA: BELAJAR TENTANG GANGGUAN PARANOID DAN SKIZOID PADA KASUS SUICIDE DI DEPOK

 BELAJAR TENTANG GANGGUAN PARANOID DAN SKIZOID PADA KASUS SUICIDE DI DEPOK

Tugas Individu Mata Kuliah Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu: FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA.

AISYAH ZULAINA

22310410067

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 

Yogyakarta

 

Pada kesempatan kali ini saya akan sharing sedikit mengenai tugas edukasi saya via salah satu platform media sosial yang sering kita kunjungi yaitu TikTok. Saya membuat video mengenai konsep dan karakteristik perilaku abnormal dengan gangguan kepribadian, kebetulan saya mendapati kasus depok, ibu dan anak. Ini bukanlah mengulik atau menganalisa sebuah kasus, tetapi saya mengambil kasus yang menyinggung persoalan gangguan paranoid dan skizoid. Sehingga edukasi saya berpusat pada konsep dan karakteristiknya suatu gangguan dengan contoh pada kasus yang terkait.

Masih ingatkah kalian dengan kasus Depok tahun lalu, dimana ditemukan Ibu dan anak menyender pada dinding kamar mandi dalam kondisi meninggal dunia. Berdasarkan pemeriksaan yang dikonferensikan disimpulkan bahwa mereka melakukan suicide dengan cara mengurung diri di ruangan sempit seluas 1,8x1 meter dengan tinggi 2,3 meter. Dalam pers juga disebutkan bahwa dari adanya pemeriksaan, Sang Ibu memiliki ciri kepribadian paranoid, sedangkan Sang Anak ditemukannya karakteristik Skizoid.

Percobaan suicide/parasuicide didefinisikan sebagai semua tindakan melukai diri sendiri dengan hasil yang tidak fatal dengan tujuan untuk mencari perhatian, dan keinginan untuk menjadikan suicide sebagai penyebab kematian yang tercantum pada sertifikat kematian atas dirinya. Suicide adalah tindakan atau pkiran yang bertujuan untuk mengakhiri hidup yang dilakukan dengan sengaja, mulai dari pikiran pasif tentang suicide sampai pada akhirnya melakukan tidakan yang mematikan. Suicide ini sangat terkait dengan perkembangan kognitif dan pemahaman tentang kematian, stressor psikososial, afektif, serta peran kelekatan. Kebanyakan perilaku suicide muncul karena keinginan untu melarikan diri dari perasaan yang tidak tertahankan seperti dendam, isolasi sosial atau kebencian.

Lalu sebenarnya apa Gangguan Paranoid dan Skizoid itu? Mari kita bahas sedikit tentang konsep dan karakteristik dari perilaku abnormal pada gangguan tersebut berdasarkan DSM-V.

Jadi Gangguan Paranoid menurut DSM adalah diagnosis yang diberikan kepada individu yang memiliki ketidakpercayaan yang mendalam dan terus-menerus kepada orang lain serta memandang sinis orang lain. Gangguan kepribadian Cluster A yang melibatkan pola perilaku "aneh atau eksentrik". Individu dengan gangguan paranoid sangat waspada terhadap serangan fisik, verbal atau sosial, cenderung sedikit memiliki teman dekat, cenderung menyendiri dan dingin, cukup tampak berhati-hati dan penuh rahasia, namun terkadang bersikap sarkastik dan kaku.

Adapun karakteristik utama pada individu yang memiliki gangguan paranoid yaitu memiliki rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap maksud orang lain. Seperti orang lain akan merugikan dirinya, membohonginya dan memanfaatkannya, mereka meragukan kesetiaan orang lain, engga curhat karena mereka percaya bahwa kepercayaannya akan dikhianati atau informasi yang ia bagikan akan dijadikan bahan menyakitinya, menyimpan dendam, cemburu atau curiga tanpa jelas pada pasangan terkait kesetiaan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pers bahwa Sang Ibu memiliki perilaku abnormal seperti penuh kecurigaan, kecemasan, sulitnya membangun relasi dengan lingkungan sosial dari pemeriksaan.

Dan gangguan skizoid adalah gangguan kepribadian dimana individu berada pada kondisi yang cenderung bersifat dingin dan tidak memiliki minat dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sosial atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan skizoid memliki ciri-ciri diantaranya yaitu tidak menginginkan atau menyukai hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga, hampir selalu memilih aktivitas introvert, memiliki sedikit pemikiran untuk terlibat dalam pengalaman seksual, jarang mendapat kesenangan dari aktivitas apapun, tidak memiliki teman dekat selain kerabat dekat, tampak apatis, menunjukan emosional yang dingin, ketidakterikatan, dan afektif yang datar. Dimana dari gejala/ciri skizoid terdapat pada kepribadian sang anak dengan indikator kepribadian yang tertutup, menyendiri karena adanya kecemasan sosial, kesepian, dan pasif dalam mengarahkan diri di lingkungan.

Dengan adanya perilaku-perilaku abnormal ditambah adanya frustasi yang berkembang menjadi depresi dalam kehidupan mereka, sehingga mereka menyerah dan sepakat untuk mengakhiri hidup bersama. Perilaku abnormal dari Sang Ibu dan anak ini adalah memiliki ciri abnormal dari perilaku kesalahan persepsi dan interpretasi realita, perilaku yang mengarah pada penurunan fungsi hidup, dan perilaku berbahaya seperti menyakiti diri sendiri.

Untuk diperhatikan bahwasanya dalam mengambil keputusan melakukan parasuicide/suicde itu tidaklah normal dan tidak dibenarkan. Maka dari itu, aware dengan mental, beri hal-hal baik untuk diri, dan apabila merasa ada perilaku yang dianggap abnormal teman-teman bisa datang pada professional agar mendapat tindakan pencegahan yang komprehensif dan penanganan yang tepat.


0 komentar:

Posting Komentar