BELAJAR TENTANG GANGGUAN PARANOID DAN SKIZOID
PADA KASUS SUICIDE DI DEPOK
Tugas
Individu Mata Kuliah Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu: FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA.
AISYAH
ZULAINA
22310410067
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pada
kesempatan kali ini saya akan sharing
sedikit mengenai tugas edukasi saya via salah satu platform media sosial yang
sering kita kunjungi yaitu TikTok.
Saya membuat video mengenai konsep dan karakteristik perilaku abnormal dengan
gangguan kepribadian, kebetulan saya mendapati kasus depok, ibu dan anak. Ini
bukanlah mengulik atau menganalisa sebuah kasus, tetapi saya mengambil kasus
yang menyinggung persoalan gangguan paranoid dan skizoid. Sehingga edukasi saya
berpusat pada konsep dan karakteristiknya suatu gangguan dengan contoh pada
kasus yang terkait.
Masih
ingatkah kalian dengan kasus Depok tahun lalu, dimana ditemukan Ibu dan anak
menyender pada dinding kamar mandi dalam kondisi meninggal dunia. Berdasarkan
pemeriksaan yang dikonferensikan disimpulkan bahwa mereka melakukan suicide
dengan cara mengurung diri di ruangan sempit seluas 1,8x1 meter dengan tinggi
2,3 meter. Dalam pers juga disebutkan bahwa dari adanya pemeriksaan, Sang Ibu
memiliki ciri kepribadian paranoid, sedangkan Sang Anak ditemukannya
karakteristik Skizoid.
Percobaan suicide/parasuicide didefinisikan sebagai semua tindakan melukai diri sendiri dengan hasil yang tidak fatal dengan tujuan untuk mencari perhatian, dan keinginan untuk menjadikan suicide sebagai penyebab kematian yang tercantum pada sertifikat kematian atas dirinya. Suicide adalah tindakan atau pkiran yang bertujuan untuk mengakhiri hidup yang dilakukan dengan sengaja, mulai dari pikiran pasif tentang suicide sampai pada akhirnya melakukan tidakan yang mematikan. Suicide ini sangat terkait dengan perkembangan kognitif dan pemahaman tentang kematian, stressor psikososial, afektif, serta peran kelekatan. Kebanyakan perilaku suicide muncul karena keinginan untu melarikan diri dari perasaan yang tidak tertahankan seperti dendam, isolasi sosial atau kebencian.
Lalu
sebenarnya apa Gangguan Paranoid dan Skizoid itu? Mari kita bahas sedikit
tentang konsep dan karakteristik dari perilaku abnormal pada gangguan tersebut
berdasarkan DSM-V.
Jadi
Gangguan Paranoid menurut DSM adalah diagnosis yang diberikan kepada individu
yang memiliki ketidakpercayaan yang mendalam dan terus-menerus kepada orang
lain serta memandang sinis orang lain. Gangguan kepribadian Cluster A yang
melibatkan pola perilaku "aneh atau eksentrik". Individu dengan
gangguan paranoid sangat waspada terhadap serangan fisik, verbal atau sosial,
cenderung sedikit memiliki teman dekat, cenderung menyendiri dan dingin, cukup
tampak berhati-hati dan penuh rahasia, namun terkadang bersikap sarkastik dan
kaku.
Adapun
karakteristik utama pada individu yang memiliki gangguan paranoid yaitu
memiliki rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap maksud orang lain. Seperti
orang lain akan merugikan dirinya, membohonginya dan memanfaatkannya, mereka meragukan
kesetiaan orang lain, engga curhat karena mereka percaya bahwa kepercayaannya
akan dikhianati atau informasi yang ia bagikan akan dijadikan bahan
menyakitinya, menyimpan dendam, cemburu atau curiga tanpa jelas pada pasangan
terkait kesetiaan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pers bahwa Sang Ibu
memiliki perilaku abnormal seperti penuh kecurigaan, kecemasan, sulitnya
membangun relasi dengan lingkungan sosial dari pemeriksaan.
Dan
gangguan skizoid adalah gangguan kepribadian dimana individu berada pada
kondisi yang cenderung bersifat dingin dan tidak memiliki minat dan kemampuan
untuk melakukan aktivitas sosial atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan
skizoid memliki ciri-ciri diantaranya yaitu tidak menginginkan atau menyukai
hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga, hampir selalu memilih
aktivitas introvert, memiliki sedikit pemikiran untuk terlibat dalam pengalaman
seksual, jarang mendapat kesenangan dari aktivitas apapun, tidak memiliki teman
dekat selain kerabat dekat, tampak apatis, menunjukan emosional yang dingin,
ketidakterikatan, dan afektif yang datar. Dimana dari gejala/ciri skizoid
terdapat pada kepribadian sang anak dengan indikator kepribadian yang tertutup,
menyendiri karena adanya kecemasan sosial, kesepian, dan pasif dalam mengarahkan
diri di lingkungan.
Dengan
adanya perilaku-perilaku abnormal ditambah adanya frustasi yang berkembang
menjadi depresi dalam kehidupan mereka, sehingga mereka menyerah dan sepakat
untuk mengakhiri hidup bersama. Perilaku abnormal dari Sang Ibu dan anak ini
adalah memiliki ciri abnormal dari perilaku kesalahan persepsi dan interpretasi
realita, perilaku yang mengarah pada penurunan fungsi hidup, dan perilaku
berbahaya seperti menyakiti diri sendiri.
Untuk
diperhatikan bahwasanya dalam mengambil keputusan melakukan parasuicide/suicde itu tidaklah normal
dan tidak dibenarkan. Maka dari itu, aware dengan mental, beri hal-hal baik
untuk diri, dan apabila merasa ada perilaku yang dianggap abnormal teman-teman
bisa datang pada professional agar mendapat tindakan pencegahan yang
komprehensif dan penanganan yang tepat.







0 komentar:
Posting Komentar