Sabtu, 04 Mei 2024

Tugas Artikel (Ferdi Zidhane Agibhran - 22310410085) Psi Abnormal :Kenali Yuk Apa Itu PTSD!

 

Nama: Ferdi Zidhane Agibhran

NIM: 22310410085

Kelas: Psikologi SP

Dosen Pengampu: FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

 

Tugas Artikel 2 Psikologi Abnormalitas

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Kenali Yuk Apa Itu PTSD!


 

Pengertian Gangguan PTSD

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan mental/stres pasca trauma yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan seksual, peperangan, kecelakaan, atau kejadian- kejadian lainnya yang dapat mengancam kehidupan seseorang dengan memiliki gejala seperti mimpi buruk dan kenangan-kenangan menyedihkan terkait trauma yang dialaminya.

Seseorang yang mengalami PTSD berusaha menghindari hal yang dapat mengingatkan mereka dengan trauma tersebut. Gejala yang dialami dapat timbul secara biasa dan masih dapat ditangani melalui perawatan. Namun dapat pula terjadi gejala dramatis seperti penyalahgunaan alkohol, kemarahan, agresif, atau kekerasan, bahkan menyakiti diri sendiri. Gejala yang terjadi dapat juga berupa perubahan kepribadian, menghindari kehidupan sosial, dan mengalami insomnia.

Gejala kecemasan yang terjadi setelah seseorang telah terkena peristiwa traumatis yang mengakibatkan perasaan ngeri, tidak berdaya atau takut serta gangguan emosional tersebut di alami seseorang setelah mengalami kejadian traumatis. Gangguan tersebut dapat meliputi 3 gejala pokok yakni perasaan mengalami kembali (re-experiencing), keinginan untuk menghindari semua stimulus yang berhubungan dengan peristiwa traumatis (avoidance), dan peningkatan kesadaran yang berlebihan (arousal) yang dialami selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

 

Gejala Gangguan PTSD

Secara umum gejala-gejala yang sering dialami korban PTSD

adalah sebagai berikut:

1. Pengulangan pengalaman trauma. Adapun gejala yang dialami:

a) Flashback (merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali), mengingat peristiwa yang menyedihkan yang pernah dialami.

b) Nightmares (mimpi buruk mengenai kejadian-kejadian yang membuatnya sedih).

c) Reaksi emosional dan fisik berlebihan yang dipicu oleh peristiwa atau kejadian yang menyedihkan

d) Perilaku mengungkit-ungkit tkembali peristiwa yang mengganggu yang berasal dari image, pikiran, atau persepsi seseorang.

2. Penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan pengalaman traumatik atau mati rasa dalam responsivitas. Adapun gejala yang muncul dari indikator penghindaran yakni:

a) Berusaha menghindari untuk berpikir tentang trauma atau stimulus yang mengingatkan pada kejadian tersebut.

b) Upaya menghindarkan pikiran, perasaan, atau hal yang dapat mengingatkan kembali pada peristiwa traumatik.

c) Berkurangnya minat atau partisipasi pada aktivitas yang sebelumnya ia lakukan dan senangi.

d) Perasaan terasing,

e) Menurunnya ketertarikan pada orang lain, ketidakmampuan untuk merasakan berbagai emosi positif (mati rasa).

f) Merasa masa depan suram.

3. Ketegangan meningkat, seperti susah tidur atau mempertahankan tidur, mudah marah atau tidak dapat mengendalikan marah, sulit berkonsentrasi, sikap

waspada yang berlebihan, respon yang berlebihan atas segala sesuatu.

 

Mengatasi Gangguan PTSD

1. Dukungan sosial

Dukungan sosial mempunyai peran dalam menurunkan tingkat Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stress pascatrauma. Dukungan ini menjadikan seseorang yang mengalami trauma merasa diperhatikan, disayangi, diakui, dicintai sehingga seseorang dapat menjalani hidup dengan percaya diri.

2. Terapi

Terdapat 2 (dua) pendekatan terapi yang dapat dilakukan bagi penderita PTSD, yakni dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Pendekatan secara farmakoterapi, berupa terapi menggunakan obat-obatan yang secara medis diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh penderita. Sedangkan pendekatan psikoterapi dengan menggunakan model psikologi atau yang dikenal dengan psikoterapi, dengan bertujuan untuk memperbaiki fungsi sosial penderita.

 

Kesimpulan

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan mental/stres pasca trauma yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan seksual, peperangan, kecelakaan, atau kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengancam kehidupan seseorang. PTSD dapat terjadi setelah seseorang mengalami kejadian yang sangat menakutkan ataupun kejadian yang membuatnya stress berat.

Faktor genetik juga memiliki pengaruh terhadap PTSD. Beberapa hal yang dapat menyebabkan PTSD yaitu: kejadian yang membuat stres termasuk kejadian trauma, mendapatkan risiko kelainan mental seperti cemas dan depresi, sifat individu yang temperamental, dan cara otak meregulasi hormon.

 

Refrensi

Nuraly Masum Aprily, Sofi Mutiara Insani, Anggit Merliana. ANALISIS KECEMASAN POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PESERTA DIDIK PASCA PANDEMI COVID-19. Jurnal PAUD Agapedia, Vol.6 No. 2 Desember 2022 page 221-227.

Ferdi Zidhane Agibhran

0 komentar:

Posting Komentar