Sabtu, 04 Mei 2024

Urgensi Mengenal Disleksia Pada Anak

                                             Urgensi Mengenal Disleksia Pada Anak

                    Nama          : Afini Musyarofah.J

                    NIM         : 22310410113

                    Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas

                                                            Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA


Gangguan disleksia adalah salah satu bagian dari gangguan belajar spesifik yaitu gangguan dengan keterlambatan perkembangan keterampilan kognitif dalam bidang bahasa, bicara, matematika, atau motorik yang belum tentu bisa dibuktikan dengan cacat fisik atau neurologis. Dalam Benasich, Thomas, Choudhury, dan Leppanen (2002), disleksia adalah kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam menguraikan, membaca, dan memahami teks sehingga mengalami penderitaan hebat di sebuah masyarakat yang sangat memprioritaskan kefasihan membaca. 

Sehingga disleksia masuk ke salah satu gangguan yang berhubungan dengan kesulitan dalam menganalisis abjad atau simbol yang disebabkan oleh fungsi susunan syaraf sehingga tidak berfungsi maksimal. Bagi penderita disleksia sendiri, masalah membaca adalah salah satu masalah utama dimana masalah ini terletak pada kesulitan dalam menghubungkan antara kumpulan huruf dalam sebuah tulisan dengan kata-kata yang diketahui melalui ucapannya, anak disleksia bisa ditandai dengan kesalahan mengeja dan menulis (King, 2017).

Apa Saja Ciri-Ciri Penderita Disleksia Itu?

Ciri-ciri anak yang menderita disleksia 

  1. Perkembangan bicara anak lebih lamban dari anak seusianya

  2. Membolak-balikan huruf dan kata, misalnya membalikan huruf b dengan d, u dengan n; kata kuda dengan daku, palu dengan lupa.

  3. Kesulitan memahami apa yang didengar

  4. Kesulitan dalam konsentrasi dan lambat dalam menyelesaikan tugas membaca 

  5. Lemahnya koordinasi motorik tangan-mata 

  6. Kesulitan mengurutkan, mengingat dan menulis huruf serta kata

  7. Kesulitan membaca secara lisan (oral), misalnya tidak bisa membedakan antara d dan p

  8. Kesulitan mengingat sesuatu

  9. Gagap dalam bicara atau terputus-putus

Sedangkan menurut Fanu (2008) ciri-ciri Disleksia dalam bukunya yang berjudul Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologis Anak adalah membaca dengan sangat lamban dan terkesan tidak yakin apa yang dia ucapkan; menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari satu teks ke-teks berikutnya; melewatkan beberapa suku kata, frasa atau bahkan baris-baris dalam teks; menambahkan kata-kata atau frasa-frasa yang tidak ada dalam teks yang dibaca; membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan memasukkan huruf-huruf lain; salah melafalkan kata-kata dengan kata lainnya, sekalipun kata yang di ganti tidak memiliki arti yang penting dalam teks yang dibaca; membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti; dan mengabaikan tanda-tanda baca.

Faktor Penyebab Disleksia

Faktor biologis merupakan penyebab terjadinya gangguan disleksia. Faktor ini dapat terjadi ketika memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami disleksia, kehamilan yang bermasalah seperti Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan serta lahir prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.

Apa Yang Dapat Dilakukan Ketika Anak Mengalami Disleksia?

Untuk membantu anak yang mengalami disleksia, maka berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan;

  1. Bekerjasma dengan guru dengan cara mendiskusikan dengan guru tentang kondisi anak dan cara yang tepat untuk membantu anak agar berhasil memahami pelajaran. Lalu tetap rutin menjalin komunikasi dengan guru agar mengetahui perkembangan anak.

  2. Memahamkan anak bahwa kondisi yang dialaminya bisa diperbaiki agar makin semangat untuk belajar.

  3. Mengajak anak membaca bersama-sama setelah diperdengarkan cerita sebelumnya.

  4. Hilangkan ketakutan anak dalam membaca dengan cara memberinya semangatagar ia berani membaca.

  5. Membatasi anak menonton televisi dan sediakan waktu lebih banyak untuk belajar membaca. Caranya dengann memilih tema bacaan yang menarik bagi anak, atau pilih tempat yang menyenangkan untuk belajar agar anak tertarik membaca.

  6. Bergabung dengan support group. Bergabunglah dengan kelompok dukungan dengan kondisi yang sama. Pengalaman orang tua lain yang memiliki anak dengan disleksia, dapat menjadi informasi berharga guna meningkatkan kemampuan anak.

Disleksia merupakan ketidakmampuan otak dalam memproses bahasa. Sehingga jika anak penderita gangguan ini tidak segera di tangani maka kesulitan membaca sehingga kemampuan akademiknya juga akan terganggu dan tertinggal dari teman sebayanya. Oleh karena itu, jika menemukan gejala atau ciri-ciri yang mengarah ke gangguan disleksia segeralah konsultasi ke profesional baik dokter anak, psikiater atau dokter ahli tumbuh kembang anak agar pengobatan menjadi lebih efektif karena sudah terdeteksi lebih dini. 

Referensi

Artikel; https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1434/mengenal-disleksia 

Benasich, A.A., Thomas, J.J., Choudhury, N., & Leppanen, P.H. (2002). The importance of rapid auditory processing abilities to early language development: Evidence from converging methodologies. Dev Psychobiology. 40, 247-292.

Fanu, J.L. (2008). Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologis Anak. Think.

Iza Syahroni., Rofiqoh, W., & Latipah, E. (2021). Ciri-ciri Disleksia pada Anak Usia Dini. Jurnal Buah Hari, Fakultas Pendidikan Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

King, A. (2017). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Aperesiatif. Salemba Humanika





0 komentar:

Posting Komentar