Gangguan Makan: Pandangan Dalam Psikologi
Abnormal
Artikel Tugas Psikologi Abnormalitas
Dosen Pengampu : FX. WAHYU
WIDIANTORO S.Psi., MA
Oleh :
Ahmad Setiawan
22310410094
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Gangguan makan adalah salah satu bentuk gangguan
psikologis yang sering kali terabaikan tetapi memiliki dampak yang sangat
signifikan pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Dalam psikologi abnormal,
gangguan makan menjadi subjek yang menarik untuk diteliti dan dipahami karena
melibatkan kompleksitas hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku manusia.
Konsep ini menggambarkan ketidakseimbangan yang mendalam dalam hubungan
seseorang dengan makanan, seringkali dipicu oleh faktor-faktor psikologis yang
kompleks dan beragam.
Anoreksia Nervosa: Penolakan pada Tubuh
Salah satu gangguan makan yang paling terkenal
adalah anoreksia nervosa, yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap
berat badan dan ukuran tubuh. Individu yang mengalami anoreksia seringkali
berusaha keras untuk menurunkan berat badan, bahkan hingga pada titik
kelaparan, karena mereka memiliki persepsi yang terdistorsi tentang tubuh mereka
sendiri. Mereka mungkin melihat diri mereka sebagai gemuk atau berlebihan,
meskipun pada kenyataannya mereka mungkin sangat kurus dan kurang gizi. Dalam
psikologi abnormal, anoreksia nervosa dipahami sebagai respons psikologis yang
kompleks terhadap tekanan sosial, citra tubuh yang tidak realistis, dan masalah
emosional yang mendasari.
Bulimia Nervosa: Pola Makan yang Bermasalah
Bulimia nervosa adalah gangguan makan lain yang umum
terjadi, yang ditandai oleh siklus makan berlebihan yang diikuti oleh perilaku
kompensasi, seperti muntah secara disengaja atau penggunaan obat pencahar.
Individu dengan bulimia sering merasa kehilangan kendali saat mereka makan
berlebihan, tetapi mereka juga merasa malu dan bersalah setelahnya, mendorong
mereka untuk mengambil tindakan yang merugikan tubuh mereka. Dalam psikologi
abnormal, bulimia nervosa sering kali dikaitkan dengan masalah regulasi emosi,
kurangnya kontrol impulsif, dan citra diri yang rendah.
Gangguan Makan Binge Eating: Keinginan yang Tidak
Terkendali
Gangguan makan binge eating adalah pola makan
berlebihan yang sering terjadi tanpa upaya kompensasi yang diikuti oleh muntah
atau penggunaan obat pencahar. Individu dengan gangguan ini sering merasa tidak
mampu mengendalikan konsumsi makanan mereka dan mungkin makan dalam jumlah
besar bahkan ketika mereka tidak merasa lapar. Dalam psikologi abnormal,
gangguan makan binge eating sering dikaitkan dengan faktor-faktor psikologis
seperti stres, depresi, atau trauma masa lalu yang tidak teratasi.
Faktor-Faktor Psikologis dalam Gangguan Makan
Ketiga jenis gangguan makan ini menyoroti
kompleksitas hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku dalam psikologi
abnormal. Ada beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan
gangguan makan, termasuk:
- Persepsi Tubuh
yang Tidak Realistis: Individu
dengan gangguan makan sering memiliki persepsi yang terdistorsi tentang
tubuh mereka sendiri, melihat diri mereka sebagai gemuk atau tidak
menarik, bahkan ketika mereka mungkin sangat kurus atau memiliki berat
badan normal.
- Tekanan
Sosial: Standar
kecantikan yang tidak realistis dan tekanan sosial untuk memiliki tubuh
yang sempurna dapat menjadi pemicu bagi beberapa orang untuk mengembangkan
gangguan makan. Media, teman sebaya, dan budaya yang mengutamakan
kelebihan berat badan sering kali memperburuk ketidakpuasan tubuh dan
memicu perilaku makan yang tidak sehat.
- Masalah
Emosional dan Psikologis:
Gangguan makan sering kali terkait dengan masalah emosional yang
mendasari, seperti depresi, kecemasan, atau trauma masa lalu. Makan bisa
menjadi cara bagi seseorang untuk mengatasi atau menghindari emosi yang
tidak menyenangkan atau mengatasi perasaan kekurangan diri.
- Kontrol
Diri dan Impulsif: Masalah
dalam mengatur kontrol diri dan impulsif juga dapat memainkan peran dalam
perkembangan gangguan makan. Beberapa individu mungkin menggunakan makanan
sebagai cara untuk mendapatkan rasa pengendalian atas hidup mereka,
sementara yang lain mungkin kesulitan mengendalikan dorongan untuk makan
berlebihan.
Pendekatan Terapeutik dalam Psikologi Abnormal
Dalam psikologi abnormal, pendekatan terapeutik
untuk gangguan makan melibatkan kombinasi terapi kognitif perilaku, terapi
psikodinamik, dan dukungan medis. Terapi kognitif perilaku membantu individu
mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak sehat tentang makanan,
tubuh, dan citra diri. Terapi psikodinamik mencari untuk memahami dan mengatasi
masalah emosional yang mendasari yang mungkin berkontribusi pada gangguan
makan. Dukungan medis juga penting, terutama dalam kasus yang parah, untuk
memantau kesehatan fisik individu dan memberikan perawatan yang sesuai.
Kesimpulan
Gangguan makan adalah masalah kompleks dalam
psikologi abnormal yang melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor-faktor
psikologis, sosial, dan biologis. Dalam memahami dan mengobati gangguan makan,
penting untuk mengakui peran yang dimainkan oleh persepsi tubuh yang tidak
realistis, tekanan sosial, masalah emosional, dan masalah kontrol diri. Melalui
pendekatan terapeutik yang komprehensif dan dukungan yang tepat, individu yang
mengalami gangguan makan dapat menemukan jalan menuju pemulihan dan kesehatan
yang berkelanjutan.
REFERENSI
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic
and statistical manual of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
Fairburn, C. G., Cooper, Z., & Shafran, R.
(2003). Cognitive behaviour therapy for eating disorders: A
"transdiagnostic" theory and treatment. Behaviour Research and
Therapy, 41(5), 509–528. https://doi.org/10.1016/S0005-7967(02)00088-8
Grilo, C. M., & Mitchell, J. E. (2010). The
treatment of eating disorders: A clinical handbook. Guilford Press.
Hay, P., & Bacaltchuk, J. (2002). Bulimia
nervosa. BMJ Clinical Evidence, 308(6942), 1292–1293. https://doi.org/10.1136/bmj.308.6942.1292
Jacobi, C., Hayward, C., de Zwaan, M., Kraemer, H.
C., & Agras, W. S. (2004). Coming to terms with risk factors for eating
disorders: Application of risk terminology and suggestions for a general
taxonomy. Psychological Bulletin, 130(1), 19–65.
https://doi.org/10.1037/0033-2909.130.1.19
Striegel-Moore, R. H., & Bulik, C. M. (2007).
Risk factors for eating disorders. American Psychologist, 62(3), 181–198.
https://doi.org/10.1037/0003-066X.62.3.181
Silberstein, L. R., Striegel-Moore, R. H., Timko,
C., & Rodin, J. (1988). Behavioral and psychological implications of body
dissatisfaction: Do men and women differ? Sex Roles, 19(3–4), 219–232. https://doi.org/10.1007/BF00292448
0 komentar:
Posting Komentar