Sabtu, 04 Mei 2024

Ahmad Setiawan: Gangguan Makan: Pandangan Dalam Psikologi Abnormal

 

Gangguan Makan: Pandangan Dalam Psikologi Abnormal 

Artikel Tugas Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA 

 


Oleh :

Ahmad Setiawan

22310410094

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
202
4


Gangguan makan adalah salah satu bentuk gangguan psikologis yang sering kali terabaikan tetapi memiliki dampak yang sangat signifikan pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Dalam psikologi abnormal, gangguan makan menjadi subjek yang menarik untuk diteliti dan dipahami karena melibatkan kompleksitas hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku manusia. Konsep ini menggambarkan ketidakseimbangan yang mendalam dalam hubungan seseorang dengan makanan, seringkali dipicu oleh faktor-faktor psikologis yang kompleks dan beragam.

Anoreksia Nervosa: Penolakan pada Tubuh

Salah satu gangguan makan yang paling terkenal adalah anoreksia nervosa, yang ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap berat badan dan ukuran tubuh. Individu yang mengalami anoreksia seringkali berusaha keras untuk menurunkan berat badan, bahkan hingga pada titik kelaparan, karena mereka memiliki persepsi yang terdistorsi tentang tubuh mereka sendiri. Mereka mungkin melihat diri mereka sebagai gemuk atau berlebihan, meskipun pada kenyataannya mereka mungkin sangat kurus dan kurang gizi. Dalam psikologi abnormal, anoreksia nervosa dipahami sebagai respons psikologis yang kompleks terhadap tekanan sosial, citra tubuh yang tidak realistis, dan masalah emosional yang mendasari.

Bulimia Nervosa: Pola Makan yang Bermasalah

Bulimia nervosa adalah gangguan makan lain yang umum terjadi, yang ditandai oleh siklus makan berlebihan yang diikuti oleh perilaku kompensasi, seperti muntah secara disengaja atau penggunaan obat pencahar. Individu dengan bulimia sering merasa kehilangan kendali saat mereka makan berlebihan, tetapi mereka juga merasa malu dan bersalah setelahnya, mendorong mereka untuk mengambil tindakan yang merugikan tubuh mereka. Dalam psikologi abnormal, bulimia nervosa sering kali dikaitkan dengan masalah regulasi emosi, kurangnya kontrol impulsif, dan citra diri yang rendah.

Gangguan Makan Binge Eating: Keinginan yang Tidak Terkendali

Gangguan makan binge eating adalah pola makan berlebihan yang sering terjadi tanpa upaya kompensasi yang diikuti oleh muntah atau penggunaan obat pencahar. Individu dengan gangguan ini sering merasa tidak mampu mengendalikan konsumsi makanan mereka dan mungkin makan dalam jumlah besar bahkan ketika mereka tidak merasa lapar. Dalam psikologi abnormal, gangguan makan binge eating sering dikaitkan dengan faktor-faktor psikologis seperti stres, depresi, atau trauma masa lalu yang tidak teratasi.

Faktor-Faktor Psikologis dalam Gangguan Makan

Ketiga jenis gangguan makan ini menyoroti kompleksitas hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku dalam psikologi abnormal. Ada beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan gangguan makan, termasuk:

  1. Persepsi Tubuh yang Tidak Realistis: Individu dengan gangguan makan sering memiliki persepsi yang terdistorsi tentang tubuh mereka sendiri, melihat diri mereka sebagai gemuk atau tidak menarik, bahkan ketika mereka mungkin sangat kurus atau memiliki berat badan normal.
  2. Tekanan Sosial: Standar kecantikan yang tidak realistis dan tekanan sosial untuk memiliki tubuh yang sempurna dapat menjadi pemicu bagi beberapa orang untuk mengembangkan gangguan makan. Media, teman sebaya, dan budaya yang mengutamakan kelebihan berat badan sering kali memperburuk ketidakpuasan tubuh dan memicu perilaku makan yang tidak sehat.
  3. Masalah Emosional dan Psikologis: Gangguan makan sering kali terkait dengan masalah emosional yang mendasari, seperti depresi, kecemasan, atau trauma masa lalu. Makan bisa menjadi cara bagi seseorang untuk mengatasi atau menghindari emosi yang tidak menyenangkan atau mengatasi perasaan kekurangan diri.
  4. Kontrol Diri dan Impulsif: Masalah dalam mengatur kontrol diri dan impulsif juga dapat memainkan peran dalam perkembangan gangguan makan. Beberapa individu mungkin menggunakan makanan sebagai cara untuk mendapatkan rasa pengendalian atas hidup mereka, sementara yang lain mungkin kesulitan mengendalikan dorongan untuk makan berlebihan.

Pendekatan Terapeutik dalam Psikologi Abnormal

Dalam psikologi abnormal, pendekatan terapeutik untuk gangguan makan melibatkan kombinasi terapi kognitif perilaku, terapi psikodinamik, dan dukungan medis. Terapi kognitif perilaku membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak sehat tentang makanan, tubuh, dan citra diri. Terapi psikodinamik mencari untuk memahami dan mengatasi masalah emosional yang mendasari yang mungkin berkontribusi pada gangguan makan. Dukungan medis juga penting, terutama dalam kasus yang parah, untuk memantau kesehatan fisik individu dan memberikan perawatan yang sesuai.

Kesimpulan

Gangguan makan adalah masalah kompleks dalam psikologi abnormal yang melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor-faktor psikologis, sosial, dan biologis. Dalam memahami dan mengobati gangguan makan, penting untuk mengakui peran yang dimainkan oleh persepsi tubuh yang tidak realistis, tekanan sosial, masalah emosional, dan masalah kontrol diri. Melalui pendekatan terapeutik yang komprehensif dan dukungan yang tepat, individu yang mengalami gangguan makan dapat menemukan jalan menuju pemulihan dan kesehatan yang berkelanjutan.

Top of Form

 

 

REFERENSI

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596

Fairburn, C. G., Cooper, Z., & Shafran, R. (2003). Cognitive behaviour therapy for eating disorders: A "transdiagnostic" theory and treatment. Behaviour Research and Therapy, 41(5), 509–528. https://doi.org/10.1016/S0005-7967(02)00088-8

Grilo, C. M., & Mitchell, J. E. (2010). The treatment of eating disorders: A clinical handbook. Guilford Press.

Hay, P., & Bacaltchuk, J. (2002). Bulimia nervosa. BMJ Clinical Evidence, 308(6942), 1292–1293. https://doi.org/10.1136/bmj.308.6942.1292

Jacobi, C., Hayward, C., de Zwaan, M., Kraemer, H. C., & Agras, W. S. (2004). Coming to terms with risk factors for eating disorders: Application of risk terminology and suggestions for a general taxonomy. Psychological Bulletin, 130(1), 19–65. https://doi.org/10.1037/0033-2909.130.1.19

Striegel-Moore, R. H., & Bulik, C. M. (2007). Risk factors for eating disorders. American Psychologist, 62(3), 181–198. https://doi.org/10.1037/0003-066X.62.3.181

Silberstein, L. R., Striegel-Moore, R. H., Timko, C., & Rodin, J. (1988). Behavioral and psychological implications of body dissatisfaction: Do men and women differ? Sex Roles, 19(3–4), 219–232. https://doi.org/10.1007/BF00292448

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar