Sabtu, 04 Mei 2024

Mengenal Gangguan Kecemasan Pada Anak Usia Dini

Mengenal Gangguan Kecemasan Pada Anak Usia Dini



Nama : Afini Musyarofah.J

NIM : 22310410113

Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA


Belakangan gangguan kecemasan menjadi topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan. Kecemasan merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan, seperti jantung berdetak kencang, berkeringat, dan kesulitan bernapas, sedangkan ketakutan biasanya respon terhadap beberapa ancaman langsung (Steven, 2000). salah satu gangguan kecemasan yang patut untuk diperhatikan adalah gangguan kecemasan pada anak terutama yang masih usia dini. 

Usia dini merupakan salah satu tahap usia perkembangan anak, yang mana pada masa ini anak seringkali memiliki perilaku yang unik seperti sering marah tanpa sebab, merasa cemas atau takut terhadap hal yang sepele, cenderung mudah putus asa serta bosan dengan segala hal yang dirasa sulit baginya dan mereka juga  memilik egosentris yang tinggi. selain itu, anak usia dini juga merupakan usia emas anak yang mana pada fase ini jugalah anak mulai pergi kesekolah dan sebagian waktu yang dijalaninya akan dihabiskan di sekolah. pada saat inilah seringkali anak-anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan orang- orang baru, suasana baru dan lingkungan baru yang belum pernah ia temui. Belum lagi anak akan mempelajari banyak hal baru yang tidak dia dapatkan di rumah. Kondisi seperti ini dapat berlangsung sementara maupun berlarut-larut tergantung dari kondisi mental sang anak.

Anak usia dini belum mampu mengekspresikan dirinya dengan baik, sehingga  Anak yang mengalami kecemasan mungkin memiliki tingkat kedekatan yang  tinggi dengan orang tua, mudah kaget, mudah menangis atau mengamuk, kurang tidur, sakit kepala atau sakit perut. Kecemasan pada anak di sekolah dapat terjadi kapan saja. Slain itu, anak- anak juga bisa mengalami masalah masalah sosial yang lebih serius bila ketakutan dan kecemasan ini tidak teratasi dan terus menghambatnya untuk berteman dan bersekolah. Kecemasan sendiri Menurut Kecemasan merupakan suatu emosi negative atau keadaan tidak nyaman berupa kekhawatiran yang tidak jelas yang disebabkan oleh perasaan tidak tidak pasti dan tidak berdaya. Sedangkan gangguan kecemasaan umum merupakan kecemasan yang disertai simtom somatic menyebabkan terganggunya kehidupan sosial atau pekerjaan individu secara signifikan atau menyebabkan stress yang nyata (Jannah et al, 2020). Oleh karena itulah, penting bagi orang tua untuk mengenali apa saja faktor yang dapat menyebabkan kecemasan pada anak usia dini.

Apa Saja Faktornya?

Secara umum faktor penyebab seseorang mengalami anxietas bisa berasal dari keadaan biologis, kemampuan beradaptasi atau mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalamannya, serta adaptasi terhadap rangsangan, situasi atau stressor yang dihadapi. Sedangkan menurut psikolog anak dr.Devita Kusindiati, M.Psi ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kecemasan diantaranya: 

  1. Merasa tidak aman

  2. Orang tua atau guru yang tidak konsisten ketika mendidik serta mengasuh anak sehingga anak mudah cemas dan bingung.

  3. Orangtua yang sangat perfeksionis.

  4. Pola asuh yang permisif (penuh toleran dan kesabaran). 

  5. Sering dikritik oleh orang tua atau teman sebayanya.

  6. Frustasi yang berlebihan.

Lalu, Apa Saja Gejala-Gejala Kecemasan Yang Muncul?

Gejala-Gejala Kecemasan menurut Nevid (2005), ciri-ciri dari kecemasan adalah : 

  1. Fisik, merasa sensitif, mudah marah, sering buang air kecil, sakit perut.

  2. Behavioral, berperilaku menghindar, melekat, dependen dan berperilaku terguncang. 

  3. Kognitif, mengkhawatirkan sesuatu, berkeyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi dengan alasan yang tidak jelas, terpaku pada sensasi kebutuhan, merasa terancam, sangat waspada, takut akan kehilangan kontrol, takut karena tidak mampu untuk menyelesaikan masalah, khawatir dengan hal-hal yang sepele, pikiran bercampur aduk, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.


Lalu, Bagaimana Cara Menanganinya?

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru untuk menangani kecemasan pada anak usia dini. Beberapa cara yang bisa dilakukan diantaranya ialah:

  1. mengajak anak untuk berbicara, melakukan obrolan ringan sambil mencari tahu kondisi yang sedang dialami oleh anak. 

  2. Cara lain yang dapat dilakukan guna mengatasi kecemasan pada anak di sekolah yaitu dengan cara memberikan pemahaman kepada anak, mendampingi dan sesekali menemani anak sewaktu berkegiatan, atau memberikan reward.

  3. Guru dapat menceritakan kepada anak tentang senangnya bersekolah. sampaikan kepada anak baha disekolah ada teman-teman baru, ruang kelas yang nyaman, ada mendengarkan cerita dan menyanyi bersama. sehingga anak akan bersemangan pergi kesekolah.

  4. Memperkenalkan situasi barupada anak dengan cara mengajaknya pergi kesekolah baru dna melihat lingkungan sekolah kemudian memperkenalkannya pada guru sehingga anak akan merasa nyaman dengan lingkungan dan situasi baru.

  5. Lakukan terapi melalui aktivitas bermain menggunakan simbol-simbol, menggambar dan permainan menggunakan bahan natural seperti lumpur, pasir, batu, dedaunan dan lain sebagainya (Mashar, 2016).

  6. jika kecemasan yang dialami anak semakin intens dan terus berlanjut, maka segera minta bantuan psikiater atau lainnya (Wiyani, 2016).


Referensi

Jannah, et al. (2020). Kecemasan Dan Music 8D. CV.AA. Rizky

Mashar, Riana. (2005). Konseling Pada Anak Yang Mengalami Stress Pasca Trauma Bencana Merapi Melalui Play Therapy. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 14-16.

Nevid,J..s, Rathus, S.A, & Greene B. (2005). Psikologi Abnormal. Erlangga

Steven Schwartz,S.(2000). Abnormal Psychology: a discovery approach. Mayfield Publishing Company

Wiyani, N.A. (2014). Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Ar-Ruzz Media




0 komentar:

Posting Komentar