KAJIAN
KASUS: MENGIDENTIFIKASI PERILAKU ABNORMAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Artikel Tugas Psikologi Abnormalitas
Dosen Pengampu : FX. WAHYU
WIDIANTORO S.Psi., MA
Oleh :
Mico Alan Sebastian
22310410013
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Perilaku abnormal merupakan subjek yang menarik dalam studi psikologi, karena sering kali menimbulkan pertanyaan tentang apa yang dianggap normal dan tidak normal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kami akan meninjau sebuah kasus nyata dan mengaitkannya dengan konsep dan karakteristik perilaku abnormal.
Orang yang
tingkah lakunya sangat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat
disebut abnormal. Karena norma-norma tersebut berbeda antara masyarakat satu
dengan yang ada di masyarakat lain, suatu perbuatan yang dianggap normal di
suatu masyarakat, mungkin dianggap abnormal di masyarakat lain. Meskipun tidak
ada suatu masyarakat pun yang tidak memiliki norma-norma sosial bagi tingkah
laku, baik norma moral, etis, maupun hukum.
Banyak orang yang percaya bahwa masing-masing inividu memiliki karakteristik kepribadian atau pembawaan yang menandainya. Pembawaan yang mencakup dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku merupakan karakeristik seseorang yang menampilkan cara ia beradaptasi dan bersosialisasi dalam kehidupan.
Dalam sebuah keluarga, seorang anak remaja bernama Dafa mulai menunjukkan perubahan perilaku yang mencolok. Dafa yang sebelumnya aktif dan ceria, tiba-tiba menjadi pendiam dan sering mengisolasi diri dibandingkan anak-anak lain yang berada di lingkungan sekitarnya. Ia juga kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya ia sukai, seperti bermain sepak bola dengan teman-temannya sehingga orangtuanya mulai khawatir dengan perubahan drastis ini.
Kasus Dafa mencerminkan beberapa karakteristik perilaku abnormal, seperti perubahan mendadak dalam perilaku, penurunan minat dalam aktivitas yang biasa dinikmati, dan isolasi diri. Konsep-konsep seperti depresi atau gangguan kecemasan mungkin relevan dalam menganalisis kasus ini. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan yang ditandai dengan perasaan tidak nyaman, menurunnya produktivitas, dan pesimisme menghadapi masa depan. Sedangkan pada kasus patologis, depresi merupakan keengganan yang ekstrem untuk bereaksi terhadap stimulus, disertai turunnya nilai diri, delusi negatif, perasaan tidak mampu dan putus asa. Sementara kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid et al., 2014). M.
Seperti anak-anak dengan kecemasan yang berlebihan mungkin mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain, mengalami harga diri rendah dan menyembunyikan rasa ketakutan dan khawatir. Tanda-tanda lain yang harus diperhatikan adalah perilaku menghindar, menunda tugas/aktifitas, perfeksionisme, terlalu konformis, hipersensitif terhadap kritik, keterampilan sosial buruk, tidak percaya diri, pemalu, mudah marah atas perubahan sehari-hari, mudah menangis atau sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Sedangkan tanda dan gejala depresi adalah anak menarik diri dari pergaulan, anti sosial, sulit berkomunikasi, pemurung, cepat marah, agresif, kurangnya perhatian terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, kesukaran disekolah.
Kasus Dafa
menggarisbawahi pentingnya pengenalan dan pemahaman tentang perilaku abnormal
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengaitkan kasus nyata dengan konsep
psikologi, kita dapat lebih memahami faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
perilaku seseorang dan mencari solusi yang tepat. Peran profesional kesehatan
mental dalam mendiagnosis dan merespons perilaku abnormal sangatlah penting
untuk membantu individu seperti Dafa dalam mengatasi masalah mereka dan
memperbaiki kualitas hidup mereka.
REFERENSI
Maulinda, R., & Pratama, W. A. (2020). Perilaku Abnormal Tokoh Ajo Kawir Pada Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan. Jurnal Metamorfosa, 8(2), 245-255.
Sany, U. P. (2022). Gangguan kecemasan dan depresi menurut perspektif Al Qur’an. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(1), 1262-1278.
Utami, T. W., Astuti, Y. S., & Livana, P. H. (2017). Hubungan kecemasan dengan depresi pada anak sekolah dasar. Jurnal Keperawatan, 9(1), 1-5.
Kristiana, I. F., & Widayanti, C. G. (2021). Buku ajar psikologi anak berkebutuhan khusus.
0 komentar:
Posting Komentar