RESUME WEBINAR
KELAS ONLINE DAN DISKUSI KONSEP
DASAR TERAPI KASUS ADIKSI: TAHAP PERUBAHAN PERILAKU
Sebagai
Tugas Mata Kuliah Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu: Bapak FX. WAHYU WIDIANTORO, S.Psi., MA
AISYAH
ZULAINA
22310410067
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Kelas
online dan diskusi gratis ini diselenggarakan oleh Psy Update Indonesia pada
tanggal 5 Mei 2024 yang dimulai pukul 20.00 WIB dengan pemateri dr. Firdaus
Yamani, Sp.KJ (K) yang merupakan psikiater konsultan adiksi RSJ Sambang Lihum.
Webinar ini memfasilitasi Kelas Eksklusif via Zoom, Certificate, Softcopy materi, Recording, Ebook/pdf, dan
Giveaway E-Money bagi yang beruntung. Webinar tersebut juga dapat diikuti
oleh PPDS Psikiatri, Mahasiswa Psikologi, Psikiater (terutama early career psychiatrist), Psikolog,
Nakes, Konselor, dan Peneliti.
Zat
adiktif adalah zat aktif yang jika dikomsumsi oleh organisme hidup, maka dapat
menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan efek ketergantungan. Ada dua tipe
adiktif yaitu Zat dan Perilaku. Seseorang dapat menjadi kecanduan banyak zat,
termasuk alcohol, obat-obatan
terlarang, obat resep, dan tembakau. Zat adiktif yang paling sering digunkan
diantaranya yaitu ada tembakau, alcohol,
ganja, obat penghilang rasa sakit, kokain, heroin, benzodiazepine, stimulan,
inhalansia, dan juga obat penenang. Kecanduan zat dapat terjadi ketika
seseorang mulai menggunakan suatu zat, baik untuk rekreasi, untuk mengobati
diri sendiri, atau sebagai resep, dan kemudian mengembangkan toleransi terhadap
zat-zat tersebut. Ketika mereka mengembangkan toleransi, mereka akan
membutuhkan lebih banyak zat untuk mendapatkan efek yang sama. Seiring waktu,
hal ini dapat mengakibatkan ketergantungan fisik dari zat tersebut. Selain
kecanduan zat, kecanduan perilaku juga dapat terjadi oleh seseorang ketika
orang tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan tindakannya seputar
perilaku tertentu. Kecanduan perilaku yang umum terjadi seperi kecanduan seks
(termasuk pornografi), kecanduan judi, kecanduan makanan ataupun kecanduan
internet. Banyak orang yang menggunakan aktivias ini untuk kesenangan atau
untuk membantu mereka mengatasi emosi yang tidak nyaman dan kemudian mendapati
diri mereka tidak dapat berhenti melakukannya. Pada akhirnya, kecanduan
perilaku dapat merusak kesehatan fisik dan emosional seseorang. Mereka juga
dapat memberikan tekanan yang signifikan pada hubungan-hubungan penting.
Kebanyakan orang dengan kecanduan perilaku memerlukan pengobatan dan dukungan
untuk mengatasinya, seperti penyalahgunaan narkoba.
Orang
yang berada pada kecanduan harus merubah perilakunya, ketika ada klien yang
perlu ditangani, perlu diketahui sejauh mana klien ini berada pada tahapan
perubahan yang mana. Ada beberapa tahapan perubahan perilaku yang dialami oleh pecandu
dimulai dari Pre-contemplation Contemplation
Preparation
Action
Maintenance
Relapse (or lapse)
Pre-contemplation.
Pada Pre-contemplation, seseorang
belum berpikir untuk berubah dan tidak tertarik pada bantuan orang lain,
cenderung defensive dan bertahan pada
kebiasaannya yang kurang baik, cenderung defensive
pada upaya orang lain yang menekannya untuk berhenti. Tidak merasa ada masalah
dari kebiasaannya tersebut serta klien butuh untuk diingatkan kesadarannya
sebelum ia menyadari bahwa ia perlu berubah. Pada tahap kedua Contemplation, seseorang mulai menyadari
konsekuensi yang, muncul dari kebiasaanya dan mulai menyediakan waktu untuk
berpikir mengenai masalahnya, cenderung ragu-ragu atau ambivalens, mulai mempertimbangkan kemungkinan menghentikan
kebiasaannya dengan menimbang untung dan rugi, masih ragu akan keuntungan
jangka panjangnya, serta perlunya waktu beberapa minggu untuk dapat melewati
fase kontemplasi. Dalam contemplation
perlunya motivational support needed
dimana dengan membantu klien untuk mengakhiri ambivalensinya dan memilih untuk
berubah, membantu klien dengan “timbangan pro dan kontra”, dan membantu klien
untuk membangun rasa percaya diri untuk berubah. Pada tahap ketiga Preparation, seseorang dapat membuat
komitmen untuk berubah dan motivasi berubah akan terlihat, mulai mengambil
langkah kecil untuk berhenti dan mengumpulkan banyak informasi mengenai cara
berubah dan mengumpulkan banyak startegi yang dapat membantu seseorang berubah.
Pada tahap ini banyak klien yang melewati fase ini langsung ke aksi, yang gagal
biasanya karena belum mendapatkan informasi yang cukup. Pada tahap ketiga ini
juga dukungan emotional yang dibutuhkan berupa membantu klien mengidentifikasi
strategi perubahan dan pilih yang sesuai dengan keaadaannya, membantu klien
untuk membuat perencanaan untuk berubah dan mengevaluasi kemampuan untuk
berubah serta adanya evaluasi akan ketrampilan klien. Pada tahap keempat yaitu Action, dimana seseorang yakin bisa
mengubah perilaku dan kebiasaanya, aktif mengambil langkah untuk berubah dengan
teknik-teknik yang bervariasi, mulai mereview komitmen berubahnya dan
mengembangkan cara untuk bertahan. Menggunakan reward untuk mempertahankan motivasi, dan mencari serta mau
menerima bantuan serta mencari dukungan. Dukungan emosional yang dibutuhkan
diantaranya yaitu membantu klien memilih strategi untuk berubah, membantu klien
menjalani strategi tersebut dan membantu ia untuk mempelajari bagaiamana
mencegah relaps, menormalisasi ambivalens dan mengafirmasi untuk keberhasilan.
Tahap selanjutnya, Maintenance dimana
seseorang mampu menghindari godaan untuk kembali ke kebiasaan lama dengan
sukses, bertahan dan mulai mengingatkan diri sendiri mengenai perubahan yang
sudah mereka alami, mulai membuat aturan dan menerima ketrampilan baru dalam
menghadapi kehidupan dan mencegah relaps,
serta mampu mengantisipasi situasi berisiko yang bisa buat relaps. Dukungan emosional yang dibutuhkan meliputi membantu klien
mengembangkan ketrampilan baru, bersosialisasi dan beraktivitas untuk memperkuat
pemulihan, dan membantu dan dukung klien dalam mempertahankan coping yang baik dan mengembangkan
tujuan hidup. Tahap keenam, Relaps
dimana muncul motivasi konflik, konflik mungkin saja berbeda-beda, kekambuhan
ini menyebabkan kemunduruan ke tahap perubahan yang lebih awal, klien biasanya
akan menawar dan bertanya seperti “apakah saya ingin mencoba lagi atau tidak?”
“apakah saya mampu mempertahankan pemulihan ini”. Dukungan emosional yang didapatkan
berupa membantu untuk segera pulih, membantu untuk meningkatkan rasa percaya
diri untuk bisa berubah, membantu untuk menjalani proses pemulihan, dan kenali
serta antisipasi faktor internal dan eksternal penyebab relapase.
Terdapat
tiga aturan dalam perubahan perilaku ini yaitu The Willingness Ruler, The Confidence Ruler, dan The Readiness Ruler.
The Willingness Ruler, dimana digunakan untuk mengukur seberapa besar
keinginan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. The Confidence Ruler, mengukur seberapa yakin seseorang terhadap
lemampuannya untuk melakukan atau mengambil tindakan dan The Readiness Rules digunakan untuk mengukur seberapa siap
seseorang untuk mengambil tindakan.
Begitu
kiranya materi yang disampaikan oleh pemateri pada webinar tersebut. Setelah
sesi pemaparan materi terdapat sesi wawancara dengan menghadiri klien,
laki-laki berusia 30 tahun asal Jawa Timur sebagai narasumber dengan kecanduan
pornografi. Klien ini sudah kecanduan
sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, jadi aktivitas biasanya adalah
melihat “porno” setelah pulang sekolah, bermula hanya melihat foto saja dan
merambah ke video. Klien tersebut mengakui bahwa hal itu terjadi ketika klien
melihat lawan jenis yang memiliki tubuh bagus, putih, dan mulus. Klien
melakukan aktivitas tersebut 3-5 kali dan mengalami orgasme berkali-kali. Klien
juga mengakui bahwa dirinya suka melihat “porno” dengan yang sesama jenis.
Klien merasa ketika dirinya sedih pelampiasannya ke aktivitas tersebut, melihat
foto atau video porno. Klien pernah dirawat inap sebanyak tiga kali dan
terakhir pada tahun 2017 dikarenakan obat yang telah diresepkan tidak diminum
dengan alasan tidak cocok, sedangkan saat ini klien dalam keadaan stabil. Klien
ini bekerja di sebuah pabrikdan kecanduannya membuat dia merasa bersalah karena
mengganggu aktivitas bekerja dan dijauhi oleh orang disekitarnya. Dokter
menyarankan untuk menggunakan handphone yang tidak bisa internet terlebih
dahulu atau jika menggunakan handphone bisa didampingi.
Dari materi dan sedikit Tanya jawab yang
dipaparkan dalam webinar tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang yang sudah
kecanduan dan ketergantungan akan adiktif ini termasuk dalam perilaku abnormal
dengan gejala atau karakteristik yang ditulis pada DSM. Yang dimana perilaku
abnormal ini dibahas juga pada mata kuliah Psikologi Abnormalitas. Dengan belajar
psikologi abnormalitas kita jadi paham apa itu abnormalitas, bentuk dan
jenisnya, karakteristik nya sepeerti apa dan lain sebagaianya, dan kita menjadi
mampu mengelompokkan mana yang abnormal dan tidak. Maka dari itu, penting
sekali mengikuti perkuliahan Psikologi Abnormalitas karena dapat membantu lebih
dalam memahami penyebab gangguan dapat terjadi dan mengerti penanganan apa yang
efektif dari gangguan yang muncul. Serta mari upayakan mewujudkan masyarakat
yang sehat, cerdas, dan sejahtera hari ini dan untuk masa depan dengan menjauhi
berbagai hal kecanduan yang bersifat negatif.
Lampiran:
0 komentar:
Posting Komentar