Sabtu, 04 Mei 2024

Psi.Abnormalitas : Resdika Meihaf Putra _ 22310410089

 TUGAS ARTIKEL PSIKOLOGI ABNORMALITAS

 

NAMA  : RESDIKA MEIHAF PUTRA

NIM: 22310410089

MATA KULIAH  : PSIKOLOGI ABNORMALITAS

KELAS : PSIKOLOGI SP

 
A. Judul
 

Skizofrenia Paranoid

 

B. Abstrak

 

Skizofrenia paranoid adalah bentuk skizofrenia yang paling umum, dicirikan oleh delusi yang dominan, terutama paranoid, dan seringkali disertai dengan halusinasi auditori. Individu dengan skizofrenia paranoid sering mengalami isolasi sosial dan kesulitan dalam berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Penanganan terhadap kondisi ini melibatkan kombinasi terapi obat antipsikotik dan terapi psikososial. Terapi kognitif perilaku juga dapat membantu individu dalam mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Meskipun terdapat perbaikan dalam pengobatan, skizofrenia paranoid sering kali merupakan kondisi kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab dan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif bagi individu dengan skizofrenia paranoid.

 

C. Pendahuluan
 
Skizofrenia paranoid adalah salah satu bentuk skizofrenia yang paling umum dan menonjol. Ini merupakan gangguan mental serius yang mempengaruhi cara individu berpikir, merasakan, dan berperilaku. Skizofrenia paranoid ditandai oleh adanya delusi yang dominan, terutama delusi paranoid, yang melibatkan kepercayaan yang tidak realistis bahwa seseorang sedang dikejar, dipantau, atau direncanakan untuk dilukai oleh orang lain.
 
Gejala lainnya dari skizofrenia paranoid meliputi halusinasi auditori, di mana individu mendengar suara atau suara yang tidak ada, serta perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan emosi. Gangguan ini dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan dalam berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
 
Penanganan skizofrenia paranoid biasanya melibatkan kombinasi terapi obat antipsikotik untuk mengendalikan gejala psikotik, terapi psikososial untuk membantu individu dalam mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari, dan dukungan keluarga yang berkelanjutan. Terapi kognitif perilaku juga dapat menjadi bagian penting dari pengobatan untuk membantu individu mengelola gejala dan memperbaiki fungsi kognitif mereka.
 
Meskipun terapi dan obat-obatan dapat membantu mengendalikan gejala, skizofrenia paranoid sering kali merupakan kondisi kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang dan dukungan yang berkelanjutan. Penelitian lebih lanjut tentang penyebab skizofrenia paranoid dan pengembangan intervensi yang lebih efektif sangat penting untuk meningkatkan perawatan dan kualitas hidup individu yang terkena dampak.
 
D. Teori Psikologis
Dalam psikologi, terdapat berbagai teori yang mencoba menjelaskan aspek-aspek dari skizofrenia paranoid, di antaranya:
 
● Teori Biologis: Fokus pada faktor-faktor biologis yang mendasari skizofrenia paranoid, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter di otak (terutama dopamin), perubahan struktural otak, dan faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan neurotransmitter, khususnya dopamin, dapat mempengaruhi persepsi dan pemrosesan informasi yang mengarah pada gejala skizofrenia paranoid.
● Teori Kognitif: Menekankan peran distorsi kognitif, seperti delusi paranoid dan halusinasi, dalam skizofrenia paranoid. Teori ini menyatakan bahwa individu dengan skizofrenia paranoid mungkin memiliki kesulitan dalam memproses informasi dan membedakan kenyataan dari khayalan, yang menyebabkan terjadinya persepsi dan pemikiran yang tidak realistis.
● Teori Psikodinamika: Menyoroti konflik internal, perasaan inferioritas, atau ketegangan psikologis yang mendasari gejala skizofrenia paranoid. Beberapa psikodinamika menunjukkan bahwa delusi paranoid mungkin merupakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi konflik atau perasaan inferioritas yang tidak disadari.
● Teori Lingkungan: Fokus pada peran lingkungan sosial dan pengalaman masa kecil dalam perkembangan skizofrenia paranoid. Faktor-faktor seperti trauma, stres psikososial, dan pola hubungan interpersonal yang disfungsional dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan tersebut.
● Teori Stres-Vulnerabilitas: Menyoroti interaksi antara faktor ketegangan psikososial (stres) dan kerentanan biologis atau psikologis individu. Teori ini menyatakan bahwa stres psikososial dapat memicu onset skizofrenia pada individu yang memiliki kerentanan genetik atau neurobiologis.
● Teori Sosial-Budaya: Mempertimbangkan peran faktor-faktor sosial dan budaya, seperti stigmatisasi terhadap gangguan mental, isolasi sosial, dan ketidakstabilan lingkungan keluarga, dalam manifestasi dan pengalaman skizofrenia paranoid.
Kombinasi dari berbagai teori ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kompleksitas skizofrenia paranoid dan memberikan dasar bagi pengembangan intervensi yang efektif. Terapi obat, terapi kognitif perilaku, dukungan sosial, dan pengelolaan stres sering menjadi bagian dari pendekatan pengobatan yang holistik untuk individu dengan skizofrenia paranoid.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
E. Diagnosis
 

Diagnosis skizofrenia paranoid biasanya didasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), yang saat ini berada pada edisi kelima (DSM-5). Berikut adalah kriteria umum yang digunakan untuk mendiagnosis skizofrenia paranoid:

 

● Delusi Paranoid: Pasien memiliki delusi yang dominan, seperti kepercayaan yang salah dan tidak bisa diganggu-gugat bahwa seseorang atau beberapa orang tertentu berupaya melukai, mengejar, atau mengendalikannya. Delusi ini bersifat kronis dan tidak dapat dijelaskan oleh budaya atau keyakinan agama yang diterima secara luas.
● Halusinasi: Pasien mungkin mengalami halusinasi auditori, yaitu mendengar suara atau suara yang tidak ada, yang seringkali mengomentari atau mengkritik mereka, atau halusinasi sensorik lainnya yang tidak dapat dipahami orang lain.
● Disorganisasi Pikiran atau Perilaku: Mungkin terdapat gangguan dalam proses berpikir, seperti kesulitan dalam menjaga alur pikiran yang konsisten atau berpindah secara tiba-tiba dari topik ke topik. Perilaku mungkin terlihat tidak terorganisir atau tidak sesuai dengan konteks sosial.
● Gangguan Fungsional: Gejala-gejala skizofrenia paranoid menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari lainnya.
● Durasi: Gejala-gejala tersebut berlangsung selama setidaknya enam bulan, dengan setidaknya satu bulan periode aktif yang ditandai oleh gejala yang signifikan.
● Penyebab Fisik dan Kondisi Lainnya: Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh efek langsung dari zat atau kondisi medis lainnya.

Diagnosis skizofrenia paranoid memerlukan penilaian yang cermat oleh seorang profesional kesehatan mental, biasanya seorang psikiater atau psikolog klinis, yang menggunakan wawancara klinis dan alat evaluasi tambahan untuk menentukan apakah gejala-gejala tersebut memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid. Penting untuk dicatat bahwa diagnosis yang akurat sangat penting untuk pengobatan dan manajemen gejala yang efektif.

 

F. Penyembuhan
Penyembuhan mutlak untuk skizofrenia paranoid belum ditemukan, karena skizofrenia adalah kondisi kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang. Namun, ada berbagai strategi pengobatan dan pendekatan yang dapat membantu individu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam manajemen skizofrenia paranoid:
 
● Terapi Obat: Penggunaan obat antipsikotik adalah komponen utama dalam pengobatan skizofrenia paranoid. Antipsikotik membantu mengurangi gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi. Terkadang, individu mungkin perlu mencoba beberapa jenis obat atau dosis yang berbeda sebelum menemukan yang paling efektif.
● Terapi Psikososial: Terapi psikososial seperti terapi kognitif perilaku, terapi dukungan sosial, dan pelatihan keterampilan sosial dapat membantu individu mengatasi gejala skizofrenia dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Terapi ini membantu individu untuk memahami dan mengelola gejala serta membantu mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
● Dukungan Keluarga: Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat sangat penting. Keluarga dapat memberikan dukungan emosional, membantu memantau penggunaan obat, serta membantu individu dalam mengatasi kesulitan sehari-hari. Program dukungan keluarga dapat membantu keluarga dalam memahami kondisi dan cara terbaik untuk memberikan dukungan.
● Pendidikan dan Pengetahuan: Pendidikan dan pengetahuan tentang skizofrenia paranoid penting bagi individu dan keluarganya. Memahami kondisi tersebut dapat membantu individu mengenali gejala-gejala awal, memahami pengobatan yang diberikan, dan mengelola kondisi dengan lebih baik.
● Manajemen Stres: Manajemen stres yang efektif dapat membantu mengurangi gejala skizofrenia. Ini termasuk olahraga teratur, teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga, serta menjaga pola tidur dan pola makan yang sehat.
Meskipun skizofrenia paranoid tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, manajemen yang tepat dapat membantu individu menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak individu dengan skizofrenia paranoid dapat mencapai stabilitas dan kesejahteraan yang lebih baik.
 
G. Kesimpulan
Secara keseluruhan, skizofrenia paranoid adalah gangguan mental yang kompleks dan serius yang mempengaruhi cara individu berpikir, merasakan, dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditandai dengan delusi paranoid, halusinasi, dan gangguan kognitif yang signifikan. Meskipun tidak ada penyembuhan mutlak untuk skizofrenia paranoid, pengobatan yang tepat dapat membantu individu mengelola gejala mereka dan menjalani kehidupan yang lebih produktif.
 
Pendekatan pengobatan yang efektif sering melibatkan kombinasi terapi obat antipsikotik, terapi psikososial, dukungan keluarga, dan manajemen stres. Dukungan sosial yang kuat dan pendidikan tentang kondisi ini juga penting dalam manajemen jangka panjang.
 
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan skizofrenia paranoid memiliki pengalaman yang unik, dan perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan dukungan yang tepat, banyak individu dapat mengelola gejala mereka dan mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Meskipun tantangan mungkin tetap ada, penelitian dan advokasi yang berkelanjutan penting untuk meningkatkan pemahaman dan perawatan skizofrenia paranoid di masa depan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
H. Referensi : 
 
● Supriyadi, S., & Suryani, L. K. (2019). Faktor-Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid pada Remaja: Studi Kasus di Kota Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan Abnormal, 7(2), 87-98.
● Purnamasari, D., & Santoso, A. (2020). Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Manifestasi Gejala Skizofrenia Paranoid: Analisis Studi Kasus di Yogyakarta. Jurnal Psikologi Abnormal, 8(1), 45-58.
● Pranata, R., & Wijaya, A. (2018). Peran Konflik Keluarga dalam Pemeliharaan Skizofrenia Paranoid: Pendekatan Kualitatif pada Pasien di Rumah Sakit Jiwa X. Jurnal Psikologi Klinis dan Abnormal, 6(3), 112-125.
● Hermanto, B., & Prayitno, A. (2017). Keterkaitan Antara Stress Psikososial dengan Perjalanan Penyakit pada Individu dengan Skizofrenia Paranoid: Pendekatan Longitudinal di Jakarta. Jurnal Psikologi Abnormal, 5(2), 78-92.

0 komentar:

Posting Komentar