Kamis, 04 Juli 2024

PSIKOLOGI ABNORMAL : MENGUNGKAP DINAMIKA PERILAKU KECANDUAN NARKOBA FIELD STUDY KLINIK SEGER WARAS REHABILITASI NARKOBA BNNP DIY

 

PSIKOLOGI ABNORMAL : MENGUNGKAP DINAMIKA PERILAKU KECANDUAN NARKOBA

FIELD STUDY & OBSERVASI KLINIK SEGER WARAS REHABILITASI NARKOBA BNNP DIY 


 

Disusun Oleh :

1.      Adi Setyanto                        (22310410004)

2.      Alfian Mauli Awaludin       (22310410095)

3.      Ilma Putri Andriasih          (22310410059)

4.      Septi Iing Hijjriyah             (22310410032)

 

PSIKOLOGI ABNORMALITAS

Dosen Pengampu : FX WAHYU WIDIANTORO, S.psi., MA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2024 

Dalam konteks Psikologi Abnormal, pecandu narkoba atau zat adiktif sering kali dianggap memiliki kelainan dalam pemikiran dan fungsi otak. Sementara individu yang sehat dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa perlu mengonsumsi zat-zat tertentu, individu yang mengalami kecanduan menunjukkan pola penggunaan yang salah, berlebihan, dan ketergantungan pada zat-zat tersebut. Kecanduan ini ditandai oleh ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas normal tanpa terlebih dahulu mengonsumsi zat-zat tersebut.

Kecanduan zat adiktif dapat menyebabkan perubahan signifikan pada struktur dan fungsi otak, terutama pada area yang mengatur motivasi, pengambilan keputusan, dan kontrol diri. Proses ini melibatkan pelepasan neurotransmitter, seperti dopamin, yang memberikan perasaan euforia sementara. Namun, seiring waktu, otak membutuhkan jumlah zat yang lebih besar untuk mencapai efek yang sama, yang dikenal sebagai toleransi, dan ini dapat memperburuk ketergantungan.

proses perijinan ke BNNP DIY

Klinik Pratama Seger Waras BNNP DIY didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan memberikan pelayanan rehabilitasi narkoba yang optimal dan terstandarisasi. Pendirian klinik ini berawal dari kesadaran pemerintah terhadap situasi darurat narkoba di Indonesia, yang pada waktu itu mengalami peningkatan signifikan dalam penggunaan dan penyalahgunaan narkoba. Menyikapi kondisi darurat tersebut, pemerintah menekankan pentingnya tidak hanya pemberantasan narkoba, tetapi juga pemulihan dan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba, baik yang merupakan korban maupun pelaku kejahatan penyalahgunaan narkoba.

Pada awalnya, pusat rehabilitasi narkoba hanya berpusat di Lido, Kabupaten Bogor. Namun, mengingat skala darurat narkoba yang melanda, Badan Narkotika Nasional (BNN) menginisiasi pendirian pusat rehabilitasi di setiap provinsi. Klinik Pratama Seger Waras BNNP DIY adalah salah satu upaya konkret dalam mewujudkan komitmen tersebut, menyediakan layanan rehabilitasi yang komprehensif dan berfokus pada pemulihan individu yang terdampak narkoba.

 

Foto bersama Psikolog Klinik seger waras

Selain melayani rehabilitasi narkoba, Klinik Pratama Seger Waras juga menyediakan fasilitas pembuatan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika (SKHPN). Klinik ini dilengkapi dengan tenaga profesional yang kompeten, termasuk 2 dokter umum, 2 psikolog, 1 apoteker, 3 perawat, 1 ahli rekam medis, dan 8 konselor. Perbedaan mendasar antara Klinik Seger Waras dan klinik kesehatan biasa terletak pada keterampilan konseling yang dimiliki oleh seluruh staf medis. Baik dokter, psikolog, maupun tenaga medis lainnya di klinik ini telah menerima pelatihan keterampilan asesmen dan konseling adiksi yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

Di Klinik Pratama Seger Waras, pasien yang lebih sering disebut sebagai klien, menjalani rehabilitasi untuk adiksi ringan hingga sedang melalui program rawat jalan. Klien yang datang ke klinik ini beragam, mulai dari klien mandiri yang datang atas inisiatif sendiri, klien yang datang atas kekhawatiran atau dorongan keluarga, hingga klien yang sedang menjalani proses hukum.

Klinik ini berkomitmen untuk menyediakan layanan yang komprehensif dan berfokus pada pemulihan, dengan menggabungkan pendekatan medis dan psikologis yang didukung oleh keterampilan konseling adiksi yang mendalam. Hal ini menjadikan Klinik Pratama Seger Waras sebagai pilihan utama bagi individu yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah kecanduan.

penandatanganan asesmen informed consent oleh subjek observasi

 

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh psikolog Klinik Pratama Seger Waras mengungkapkan beberapa temuan penting terkait mekanisme penyembuhan dan pemulihan yang diterapkan. Klinik Pratama Seger Waras memiliki program rehabilitasi berkelanjutan yang dimulai dengan skrining asesmen awal, yang mencakup kuesioner dan tes urin, untuk menentukan apakah klien mengalami kondisi kecanduan. Setelah hasil skrining menunjukkan positif, langkah berikutnya adalah menyusun rencana perawatan dan terapi yang disesuaikan dengan tingkat adiksi klien, baik itu ringan, sedang, atau berat. Program ini mencakup sejumlah sesi terapi yang dirancang sesuai dengan kebutuhan individu. Setelah serangkaian sesi terapi selesai, tahap berikutnya adalah pasca rehabilitasi, yang mencakup pertemuan kelompok, kunjungan ke rumah (home visit), dan monitoring untuk memastikan keberlanjutan pemulihan klien.

Mayoritas klien yang ditangani oleh Klinik Pratama Seger Waras adalah laki-laki berusia antara 20 hingga 40 tahun. Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh kuatnya budaya patriarki di Indonesia, yang mendorong banyak pria untuk mencari pelarian dari masalah mereka melalui obat-obatan dan perilaku mainstream lainnya.

 

 

Wawancara & Pesan dari Psikolog Klinik seger waras

 Pada Wawancara singkat bersama psikolog Klnik seger waras kami menyusun Berbagai pertanyaan diantaranya adalah sejarah singkat terbentuknya klinik, asesmen dan syarat untuk bisa rehab di klinik seger waras, fasilitas yang di layani, proses dan rangkaian rehabilitasi serta apasaja program yang diberikan guna penunjangan pemulihan klien.

Adapun Pesan dari Ibu Gartika Nuranierawan, selaku Psikolog Klinik Pratama Seger Waras, kepada generasi mendatang agar terhindar dari narkoba adalah untuk membebaskan diri dan tidak mencoba-coba dari narkoba. Beliau berharap agar para remaja dan anak-anak masa kini memiliki impian yang besar dan terlibat dalam aktivitas yang produktif. Dengan demikian, mereka akan terhindar dari bahaya narkoba dan ancaman lainnya. Selain itu, generasi yang lebih peka terhadap kesehatan mental akan mampu mengelola stres dengan cara yang sehat, yang pada akhirnya akan memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup tanpa perlu mencari pelarian melalui narkoba.

Lampiran 

- Surat Keterangan telah melaksanakan Kegiatan Observasi 

Surat Keterangan sudah mengikuti rangkaian observasi 


0 komentar:

Posting Komentar