PERSEPSI,
BERPIKIR KREATIF, PERILAKU INOVATIF DAN FILM MACGYVER
Puji Astutik
(21310410164)
Kelas SP
Psikologi Inovasi
Esai – Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati
Shinta MA
Dalam kegiatan
perkuliahan banyak tugas yang diberikan dosen guna membantu meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Pemberian tugas bertujuan agar
mahasiswa mampu mencapai capaian pembelajaran serta mengaplikasikan keilmuan yang
dipelajari. Pada praktiknya tidak semua mahasiswa berusaha maksimal dalam proses
pengerjaan. Sebagian enggan untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan
permasalahan tugas tersebut. Tugas dikerjakan ala kadarnya, sebagian lain
bahkan tidak mengerjakan. Perbedaan perilaku tersebut berkaitan erat dengan
persepsi.
Persepsi adalah kesan yang diperoleh individu
melalui panca indera kemudian di Analisa (diorganisir), diintepretasi, dan
dievaluasi, sehingga individu memperoleh makna (Robbins, 2003). Persepsi
memberi arti pada stimuli inderawi sehingga setiap orang akan berbeda dalam memaknai
peristiwa. Sementara berpikir adalah aktivitas pribadi yang bertujuan
memecahkan suatu masalah hingga menemukan hubungan-hubungan dan menentukan
sangkut pautnya (Dakir, 1993).
Perbedaan persepsi
mahasiswa dalam cara berpikir kreatif dan berperilaku inovatif dalam pengaplikasian
pengerjaan tugas perkuliahan membuat karya sampah dapat dijelaskan melalui
skema persepsi yang dikemukakan Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono,
1995) berikut ini :
Skema di
atas menunjukkan bahwa individu menghadapi suatu objek fisik yang berada di
lingkungannya. Objek tersebut adalah tugas perkuliahan membuat karya dari
sampah dan mempromosikannya. Jika
situasi tersebut dipersepsikan sesuai dengan pengalaman yang dialami individu artinya masih berada dalam batas optimal maka keadaan individu akan
stabil atau homeostatis. Dalam keadaan homeostatis, individu akan
merasa nyaman. Sebaliknya apabila situasi sangat berbeda dengan yang pernah
dialami maka individu mempersepsikan sebagai situasi yang di luar batas
optimalnya. Dalam keadaan ini individu mengalami stres, merasa tertekan lalu
berusaha untuk mengatasi stres tersebut (coping behavior). Individu melakukan coping dengan
berpikir kreatif dan jika sukses maka ia telah mampu melakukan adaptasi (mengubah
diri agar sesuai dengan lingkungan) atau melakukan adjustment (mengubah
lingkungan agar sesuai dengan dirinya). Contoh adaptasi berpikir kreatif dan
berperilaku inovatif dalam pengerjaan tugas karya sampah tersebut adalah mencari
sebanyak mungkin ide atau referensi material sampah yang bisa menjadi karya,
banyak bertanya, observasi, atau melakukan eksperimen berulang sehingga mampu menciptakan produk yang menarik dan tidak terduga sebagai hasil pengerjaan tugas karya dari sampah tersebut. Keberhasilan individu menyelesaikan
tugas secara berulang, maka toleransi individu terhadap kegagalan menjadi rendah
dan individu akan termotivasi untuk terus berperilaku inovatif yang dampak lanjutannya
individu kian terlatih dan sukses menemukan berbagai penemuan baru, yang kedepannya bisa menjadi cikal bakal seorang entrepreneur. Sebaliknya apabila
individu gagal dalam mengatasi stres pada tugas karya dari sampah tersebut maka individu akan
mengalami stres lanjutan, ia merasa tidak terbiasa berpikir kreatif, tertekan, merasa
tidak mampu yang dampak lanjutannya adalah perilaku individu yang akhirnya mengumpulkan
tugas ala kadarnya, seadanya saja, mengumpulkan tugas dari karya foto produk orang lain yang bersumber
internet atau bahkan tidak mengumpulkan tugas sama sekali yang artinya ia
gagal.
Salah satu
film yang mencontohkan pengaplikasian dari berpikir kreatif dan perilaku
inovatif adalah film MacGyver yang diperankan oleh Richard Dean Anderson. Dalam
film tersebut diceritakan bahwa tokoh utamanya selalu menyelesaikan
permasalahan dan kesulitan yang dihadapi menggunakan cara-cara berpikir kreatif di luar
pemikiran orang pada umumnya, sehingga tercipta penemuan yang tidak terduga. Contoh
beberapa perilaku yang mendukung inovasi tokoh utama dalam film tersebut
diantaranya :
1. Berani
bereksperimen dan mencoba hal baru, dalam salah satu adegan Macgyver
menggunakan korek api untuk membuka pintu, mencukil pintu seng dengan alat
pipih yang ditemukannya, menggunakan roket kecil untuk menggerakkan mobil, dan
memakai semacam benda yang mirip kunci saat kunci helicopter tidak ada.
2. Rajin
observasi dan berani mengambil resiko, Macgyver mengamati ujung benda lancip
yang jatuh berulang sehingga mendapatkan posisi yang tepat untuk melepaskan
tali di ikatan tangannya saat disekap.
3. Memperluas area pemikiran, Macgyver mencari ide untuk keluar dari tempat yang tertutup dan berapi dengan melemparkan semacam benda kerucut yang diikat tali ke atas sehingga ia dan rekan-rekannya bisa keluar lewat tali tersebut.
Dari skema persepsi Paul A. Bell dan film MacGyver kita belajar memahami bahwa pikiran kreatif dan perilaku inovatif bukanlah sesuatu yang instan terbentuk. Individu yang kreatif dan inovatif mempunyai karakteristik dan perilaku untuk terbuka pada hal baru, mau memperluas area pemikiran, sering bertanya, rajin observasi, berani mencoba, berani bereksperimen, dan berani mengambil resiko.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir.
(1993). Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024).
Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal
Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku
Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi
lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.
0 komentar:
Posting Komentar