UJIAN
AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI
INOVASI
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA.
Reny
Stevanie Ningrum Suremi
21310410166
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, terutama pada bidang Psikologi Inovasi,
keterampilan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif merupakan kompetensi
yang sangat diharapkan dari para mahasiswa. Salah satu metode yang digunakan
untuk melatih kemampuan ini adalah melalui tugas membuat karya dari sampah dan
mempromosikannya di media sosial. Tugas ini tidak hanya mengasah kreativitas
dan inovasi, tetapi juga menanamkan dasar-dasar entrepreneurship pada
mahasiswa. Namun, hasil dari tugas ini sering kali bervariasi. Beberapa
mahasiswa hanya mengerjakan tugas seadanya, sementara yang lain mampu
menghasilkan produk-produk yang menarik dan tidak terduga. Fenomena ini dapat
dianalisis menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan, yang
menyatakan bahwa persepsi adalah dasar terbentuknya suatu perilaku. Selain itu,
perilaku kreatif dan inovatif juga dapat dipelajari melalui film-film
inspiratif seperti MacGyver, yang menampilkan karakter utama dengan kemampuan
luar biasa dalam menyelesaikan berbagai masalah melalui kreativitas dan inovasi.
Pembahasan
Cara Berpikir Kreatif dan Perilaku Inovatif Menurut Skema Persepsi
Menurut Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Patimah et al., 2024;
Sarwono, 1995), persepsi merupakan proses di mana individu mengorganisir dan
menginterpretasikan informasi sensorik untuk memberikan makna kepada lingkungan
mereka. Persepsi ini kemudian mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan
berperilaku. Dalam konteks tugas membuat karya dari sampah, perbedaan persepsi
dapat menjelaskan mengapa sebagian mahasiswa mampu menghasilkan karya yang luar
biasa sementara yang lain hanya menghasilkan karya seadanya.
Mahasiswa yang menghasilkan karya seadanya mungkin memiliki persepsi
yang terbatas tentang tugas ini. Mereka mungkin melihat tugas ini sebagai beban
tambahan atau sekadar kewajiban akademis yang harus diselesaikan. Persepsi ini
dapat membatasi kreativitas mereka karena mereka tidak merasa terdorong untuk
mengeksplorasi ide-ide baru atau mengambil risiko dalam proses penciptaan.
Mereka mungkin juga kurang memiliki rasa percaya diri dalam kemampuan kreatif
mereka, yang membuat mereka enggan untuk mencoba sesuatu yang baru atau
berbeda.
Sebaliknya, mahasiswa yang mampu menghasilkan produk yang menarik
dan tidak terduga memiliki persepsi yang berbeda terhadap tugas ini. Mereka
mungkin melihatnya sebagai kesempatan untuk mengekspresikan diri dan
menunjukkan kemampuan mereka. Persepsi positif ini mendorong mereka untuk
berpikir out-of-the-box dan berinovasi. Mereka lebih teliti dan berusaha keras
untuk memastikan bahwa hasil karya mereka rapi dan berkualitas tinggi. Rasa
percaya diri yang tinggi dan antusiasme terhadap tugas ini membuat mereka lebih
bersemangat untuk mencari inspirasi, mencoba teknik baru, dan memperbaiki hasil
kerja mereka.
Skema persepsi dari Bell et al. (2024) menunjukkan bahwa persepsi
tidak hanya dipengaruhi oleh stimuli eksternal tetapi juga oleh faktor internal
seperti motivasi, pengalaman sebelumnya, dan keyakinan pribadi. Mahasiswa yang
memiliki persepsi positif terhadap tugas ini mungkin memiliki motivasi
intrinsik yang kuat, pengalaman sebelumnya yang mendukung, dan keyakinan bahwa
mereka mampu berkreasi dan berinovasi. Persepsi yang positif ini mendorong
mereka untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan menunjukkan perilaku inovatif.
Analisis Perilaku Kreatif dan Inovatif dalam Film MacGyver
Film MacGyver, yang sangat populer pada tahun 1980-an, adalah contoh
yang bagus tentang bagaimana pikiran kreatif dan perilaku inovatif dapat
digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Karakter utama, MacGyver, yang
diperankan oleh Richard Dean Anderson, dikenal karena kemampuannya untuk
menggunakan bahan-bahan sederhana dan alat-alat seadanya untuk menciptakan
solusi yang efektif dan inovatif. Meskipun film ini mengundang berbagai kritik,
ia tetap dikenang sebagai film yang mengedepankan kreativitas dan inovasi.
MacGyver sering kali dihadapkan pada situasi yang tampaknya tidak
memiliki solusi jelas. Namun, melalui kombinasi kreativitas, pengetahuan
ilmiah, dan kemampuan untuk berpikir cepat, ia mampu mengatasi
rintangan-rintangan tersebut. Salah satu perilaku utama yang mendukung inovasi
MacGyver adalah kemampuannya untuk tetap tenang dan berpikir jernih di bawah
tekanan. Ketika dihadapkan pada situasi darurat, ia tidak panik, tetapi
sebaliknya, ia menganalisis masalah dengan tenang dan mencari cara untuk menggunakan
apa yang tersedia di sekitarnya.
Selain itu, MacGyver juga menunjukkan perilaku eksploratif yang
tinggi. Ia tidak takut untuk mencoba pendekatan baru dan eksperimen dengan
alat-alat yang ada. Sikap ini sangat penting dalam proses inovasi karena
memungkinkan individu untuk menemukan solusi yang mungkin tidak terlihat pada
awalnya. MacGyver juga sangat adaptif dan fleksibel, mampu menyesuaikan rencana
dan strategi sesuai dengan situasi yang berubah.
Perilaku lain yang mendukung inovasi MacGyver adalah kemampuan
berpikir lateral. Berpikir lateral adalah proses berpikir di luar batasan
konvensional dan mencari solusi melalui cara-cara yang tidak biasa. MacGyver
sering kali menggunakan teknik berpikir lateral untuk memecahkan masalah,
seperti menggunakan peralatan rumah tangga untuk membuat alat penyelamat atau
mengubah fungsi objek sehari-hari untuk keperluan darurat.
Persepsi MacGyver terhadap situasi-situasi sulit juga berperan
penting dalam keberhasilannya. Alih-alih melihat masalah sebagai hambatan, ia
melihatnya sebagai tantangan yang dapat diatasi dengan kreativitas dan
pengetahuan. Persepsi positif ini membantunya tetap termotivasi dan bersemangat
dalam mencari solusi inovatif.
Kesimpulan
Berpikir kreatif dan berperilaku inovatif adalah keterampilan
penting yang perlu dikembangkan dalam pendidikan, terutama dalam bidang
Psikologi Inovasi. Perbedaan cara berpikir dan berperilaku antara mahasiswa
yang menghasilkan karya seadanya dan mereka yang menghasilkan karya menarik
dapat dijelaskan melalui skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan.
Persepsi positif terhadap tugas dapat mendorong mahasiswa untuk lebih kreatif
dan inovatif.
Film MacGyver menunjukkan bagaimana perilaku kreatif dan inovatif
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. MacGyver mengajarkan bahwa dengan
tetap tenang, berpikir lateral, dan berperilaku eksploratif, kita dapat
menemukan solusi untuk berbagai masalah yang tampaknya tidak memiliki solusi.
Persepsi positif terhadap tantangan juga memainkan peran penting dalam
mendorong inovasi.
Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, mahasiswa dapat
belajar untuk mengembangkan cara berpikir kreatif dan berperilaku inovatif,
yang pada akhirnya akan membantu mereka dalam mencapai keberhasilan dalam
berbagai bidang kehidupan.
Daftar Pustaka
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi
terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo &
Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI
0 komentar:
Posting Komentar