MENGENAL PASIEN PENCANDU
NARKOTIKA DI
PANTI REHABILITASI TETIRAH DZIKIR YOGYAKARTA
Tugas Psikologi Abnormalitas
Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA
Disusun
Oleh:
Aisyah
Zulaina 22310410067
Bastian
Jan Bona Tua Siringoringo 22310410069
Dhika
Putra Utama 22310420043
Erina
Agustin 22310410098
Rizal
Efendi 22310410045
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2024
Pondok
Tetira Dzikir merupakan tempat rehabilitasi korban narkoba dan sekitar kurang
lebih 150 orang penderita gangguan jiwa. Rumah Rehabilitasi Pondok Tetira
Jekyll didirikan pada tahun 2010 di bawah naungan Yayasan Tetira Dzikir (SK
Kemenkumham No. AHU. 3869. AH. 01. 04. Tahun 2010). Akta Pendirian Rumah Rehabilitasi
Pondok Tetira Dzikir, Nomor Akta: No. 5. 28 Mei 2012, Kepada Notaris: Muhammad
Agus Hanafi, S.H Direktur Jenderal, No. 222/4308/KP2TSP/2017, Rumah
Rehabilitasi Yayasan Tetira Dzikir memiliki izin beroperasi. Rumah Rehabilitasi
Jekyll didirikan oleh K.H. Muhammad Trihandono, S.S. selaku kepala fasilitas
sekaligus pengelola dan pengelola Pondok Tetira Dzikir.
Rumah
Pondok Tetirah Dzikir memberikan perawatan dan dukungan bagi 150 korban narkoba
dan penderita penyakit jiwa. Upaya ini
merupakan bentuk kepedulian
karena semakin banyak masyarakat yang menjadi korban dari dampak permasalahan
memburuknya kesadaran manusia, dimana di zaman yang semakin modern, di era
modernisasi global, perhatian manusia semakin banyak dipengaruhi oleh
nilai-nilai hedonisme, persaingan, krisis ekonomi, yang bagi sebagian orang
merupakan ancaman bagi masa depan ,
menyebabkan ketidakseimbangan psikologis, krisis identitas, kecanduan narkoba ,
penyakit fisik dan mental yang kronis.
Secara
geografis Pondok Tetirah Dzikir terletak di Dusun Kuton RT 07 RW 16,
Tegaltirto, Berbah, Sleman. Terletak di tengah persawahan yang hijau dan
udaranya sejuk, jauh dari keramaian. Jalan menuju Pondok Tetirah Dzikir sangat
mudah diakses dari jalan utama, kemudian memasuki gapura Dusun Kuton. Pondok
teritah dzikir terletak di belakang sekolah Madrasah Tsanawiyah/Madrasah Aliyah
Ibnu Sina dan persis di belakang kelompok pengolahan sampah “Ngudi Mulyo”.
Kegiatan
yang dilakukan di Pondok Tetirah Dzikir ini tidak dilaksanakan setiap hari,
melainkan terjadwal. Ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan Panti
Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir bagi pasien atau pelajar, seperti: hari
Selasa pagi, ada kegiatan olah raga untuk kesehatan jasmani. Pada hari Rabu ,
masyarakat berolahraga untuk menciptakan suasana gembira dan bahagia. Hari Pada
hari minggu pagi dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk lebih
meningkatkan sikap gotong royong antar siswa pada saat proses pelatihan, juga
dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
untuk meningkatkan kedekatan dan
integrasi sosial yang lebih baik. Ada
kegiatan yang dilakukan setiap
bulannya, seperti manaqiban. Dan sesuai arahan Pondok Tetirah Dzikir juga
melaksanakan salat dua kali dalam seminggu yaitu pada Rabu malam atau Selasa malam dan Minggu malam atau Sabtu malam.
Kegiatan
yang dilakukan setiap hari adalah mandi tobat yang dilakukan sebanyak kali
setiap sepertiga malam untuk mengobati pasien. Lalu kegiatan penjangkauan komunitas
untuk membantu siswa mengenal komunitas
lokal. Bagi pelajar dalam keadaan resah dan waspada, tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan yang melibatkan
keluar ke masyarakat, karena khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Kegiatan Lanjutan Sosialisasi kepada masyarakat ini sangat
bermanfaat bagi vitalitas jasmani dan kesehatan mental pelatih siswa. Kegiatan
ini juga sangat bermanfaat dalam hal
interaksi sosial dengan masyarakat dan
menjalin hubungan baik setelahnya.
Dengan melakukan kegiatan seperti ini, siswa Pembina merasa diapresiasi dan diterima oleh
masyarakat, karena melalui sosialisasi
masyarakat dapat membantu siswa Pembina agar merasa hidup nyaman.
Metode
yang digunakan Tazkiyatun Nafsi Tarekat Qadiruyah Wa Naqsyabandiyah untuk
menyucikan jiwa (Metode Tazkiyatun Nafsi) adalah Dzikir, mengamalkan syariat,
menjalankan amalan Sunnah, amalan zuhud dan wara', 'ataqah atau fida' akbar.
Dzikir sebagai metode Tazkiyatun Nafsi terbagi menjadi dua, yaitu: Dzikir nafi
itsbat (dzikir Qadiriyah) dan Dzikir ism dzat (dzikir lathaif). Metode atau
teknik realisasi diri yang digunakan adalah mandi taubat, shalat, dzikir, Qiyam
Al-Lail dan puasa. Sembuh dari kecanduan narkoba menurut perintah Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah adalah “ijtihad” moshid. Berdirinya Institut Inabah sebagai
pusat psikoterapi dan rehabilitasi kejiwaan di bawah pimpinan Tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah, sebuah organisasi sufi, bertujuan untuk mengajarkan umat
mengenal Tuhan (ma'rifah) dan mencintai Tuhan (mahabbah).
Oleh
karena itu, proses penyembuhan gangguan jiwa atau psikoterapi di panti ini
berlangsung melalui proses kesadaran diri
dan pengenalan akan Tuhan. Dapat memperbaharui keimanan dan kecintaannya kepada Allah. Setelah mengenal diri sendiri dan mengenal
Allah serta beriman dan cinta kepada Allah, maka apapun yang dilakukan akan
ikhlas dan suci hanya karena Allah; Ketaatan dan ketaatan kepada-Nya bukan
hanya sekedar keuntungan dan kesenangan
sementara saja, namun hanya tentang mencari keridhaan dan keridhaan-Nya, serta
kebahagiaan kekal yang hakiki, lahir dan batin, di dunia kehidupan setelah
kematian.
Pondok
Tetirah Dzikir sendiri memiliki beberapa konsep rehabilitasi dengan pendekatan
agama Islam yang diterapkan kepada santri bina atau korban NAPZA dan Penyandang
kelaian jiwa. Dalam menangani korban NAPZA dan Penyandang kelainan jiwa Pondok
Tetirah Dzikir menerapkan beberapa metode diantaranya adalah mandi taubat,
sholat, dzikir, qiyamul al-lail (sholat malam) dan puasa. Kelima metode inilah
yang digunakan Pondok Tetirah Dzikir untuk melakukan rehabilitasi kepada korban
penyalahgunaan NAPZA dan penyandang kelainan jiwa.
Setelah
pasien atau pelatih siswa menginap di kos, pengurus akan mengamati gerak-gerik dan perilaku pasien
serta mewawancarainya. Ini adalah untuk tujuan diagnostik awal. Selain itu,
selama tujuh hari pertama dilakukan observasi khusus sebanyak dan biasanya selama ini supervisor dapat menyimpulkan tentang jenis dan jenis
gangguan jiwa pasien yang menjadi
tanggung jawabnya jika itu adalah penyakit jiwa. gangguan yang masih ringan seperti
suka bohong, banyak minum dan malas sekolah, maka dalam waktu kurang dari hari
dibandingkan tujuh hari biasanya sudah bisa berdzikir talqin.
Namun,
jika masalah kesehatan mental anak cukup parah, atau jika efek toksik obatnya
parah, maka proses ini akan memakan waktu setidaknya tujuh hari. Bagi pasien
gangguan jiwa ringan, dalam satu atau dua hari sudah bisa digerakkan
oleh pelatih Inabah. Agar ia dapat menyadari
kesalahannya dan segera memperbaiki diri yaitu bertobat. Jika demikian, ia akan segera menjadi talqin
dzikir. Pasien seperti ini biasanya sembuh dalam waktu empat puluh hari (satu
paket).
Orang
yang mengidap gangguan NAPZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lainnya) bisa
menunjukkan beberapa ciri-ciri yang mencakup perubahan perilaku, fisik, dan
emosional. Berikut adalah beberapa ciri umum yang bisa menjadi petunjuk adanya
masalah dengan NAPZA:
1.
Perubahan perilaku: Orang tersebut mungkin menunjukkan perubahan drastis dalam
perilaku mereka. Mereka mungkin menjadi lebih tertutup atau agresif, atau
bahkan lebih impulsif dalam keputusan mereka.
2.
Perubahan fisik: Perubahan fisik bisa termasuk penurunan berat badan, kesehatan
yang memburuk, atau munculnya tanda-tanda seperti mata merah atau berair,
hidung berlendir, dan koordinasi yang buruk.
3.
Perubahan emosional: Orang yang mengidap gangguan NAPZA mungkin mengalami
perubahan emosional yang signifikan. Mereka mungkin menjadi lebih gelisah,
mudah marah, atau depresi.
4.
Kehilangan minat: Mereka mungkin kehilangan minat pada kegiatan yang mereka
nikmati sebelumnya, seperti hobi atau hubungan sosial.
5.
Penyimpangan dari tugas-tugas penting: Mereka mungkin mulai gagal dalam
menjalankan tanggung jawab mereka di tempat kerja, di rumah, atau di sekolah.
6.
Penyalahgunaan obat-obatan: Orang tersebut mungkin menggunakan obat-obatan
secara berlebihan atau di luar penggunaan yang diresepkan, tanpa memperhatikan
konsekuensinya.
7.
Toleransi dan kecanduan: Kehilangan kontrol terhadap penggunaan zat tertentu
dan pengembangan toleransi terhadapnya adalah ciri-ciri lain dari gangguan
NAPZA.
8.
Isolasi sosial: Mereka mungkin mulai menghindari teman dan keluarga mereka,
atau bahkan memilih untuk menghabiskan waktu sendirian untuk menggunakan
obat-obatan.
9.
Penipuan atau mencuri: Orang yang mengalami masalah dengan NAPZA mungkin
mencari cara untuk mendapatkan uang untuk membeli obat-obatan, termasuk dengan
cara yang tidak jujur seperti mencuri atau menipu. Gangguan NAPZA dapat
berdampak serius pada kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang, namun
dengan dukungan yang tepat.
Tahapan
perawatan yang dilakukan diantaranya adalah, mandi taubat, termasuk amalan
sunnah yang biasa dilakukan oleh para sufi dan ahli tarekat. Mandi taubat
dilakukan dengan niat bertaubat atau menghilangkan dosa seluruh anggota tubuh,
mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Caranya dengan mengalirkan air ke
seluruh permukaan tubuh, dari atas ke bawah. Mandi taubat di pondok Inabah
merupakan kegiatan yang harus dikerjakan oleh seluruh “anak bina” dibawah bimbingan
para pembantu pembina Inabah. Kedua, Shalat sunnah li Syukril wudhu’ sebanyak 2
rakaat dengan 1 salam, ketiga, Shalat sunnah Tahiyatal Masjid sebanyak 2
raka’at dengan satu salam, keempat, Shalat sunnah Taubat sebanyak 2 raka’at
dengan 1 salam, kelima, Shalat sunnah Tahajjud sebanyak 12 rakaat dengan 6
salam, atau sekurangkurangnya 2 rakaat, keenam atau terakhir, Shalat sunnah
Tasbih sebanyak 4 rakaat dengan 2 salam.
Pada
panti ini terdapat juga tempat pemberdayaan, antara lain perkebunan, perikanan,
peternakan yang dikelola oleh para santri. Fasilitas pemberdayaan ini bertujuan
untuk memberikan kegiatan dan mengembangkan keterampilan positif untuk para
santri agar, nantinya saat terjun ke masyarakat dapat berbaur dengan baik.
Dokumentasi
0 komentar:
Posting Komentar