UJIAN AKHIR SEMESTER - JULI 2024
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta
MA
RIZKY PRATAMA
21310410205
SJ
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi
45
Yogyakarta
Perbedaan Cara Berpikir Kreatif dan Perilaku
Inovatif Mahasiswa: Perspektif Skema Persepsi Paul A. Bell
Dalam bidang Psikologi Inovasi, salah satu
tugas yang sering diberikan kepada mahasiswa adalah menciptakan karya dari
bahan sampah dan kemudian mempromosikannya di media sosial. Tugas ini, selain
menguji kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif, juga merupakan
cikal bakal dari entrepreneurship. Namun, sering kali hasil dari tugas ini
hanya sekadar memenuhi kewajiban, dengan upaya yang seadanya dari sebagian
besar mahasiswa. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang mampu menghasilkan produk
yang menarik dan tidak terduga dengan ketelitian tingkat tinggi. Untuk memahami
perbedaan cara berpikir kreatif dan perilaku inovatif pada dua kelompok
mahasiswa ini, kita bisa menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan
rekan-rekannya.
Skema Persepsi: Dasar Pembentukan Perilaku
Paul A. Bell dan rekan-rekannya mengembangkan sebuah
skema yang menjelaskan bagaimana persepsi terbentuk dan bagaimana persepsi ini
mempengaruhi perilaku seseorang. Persepsi adalah proses kognitif yang
melibatkan beberapa tahap: penerimaan informasi, pemrosesan informasi,
interpretasi, dan respon. Setiap tahap ini menentukan bagaimana seseorang akan
bertindak terhadap informasi yang diterimanya.
Mahasiswa yang Menganggap Tugas sebagai
Formalitas
Pada kelompok ini, mereka cenderung menerima
informasi tugas dengan sikap yang pasif. Mereka melihat tugas ini hanya sebagai
kewajiban akademis yang harus diselesaikan untuk mendapatkan nilai. Ketika
menerima informasi tentang tugas, mereka memprosesnya hanya cukup untuk
memahami apa yang diperlukan.
Interpretasi mereka terhadap tugas ini adalah
sebagai beban tambahan yang tidak penting. Mereka mungkin merasa bahwa tugas
ini tidak relevan dengan masalah kehidupan mereka. Akibatnya, respon mereka
adalah menyelesaikan tugas dengan upaya minimal. Mereka memilih ide-ide yang
paling mudah dan tidak memerlukan banyak usaha, menghasilkan karya yang
seadanya dan kurang inovatif.
Mahasiswa yang Mengerjakan Tugas dengan Teliti
dan Kreatif
Berbeda dengan kelompok pertama, mahasiswa
yang kedua menerima informasi tugas dengan antusiasme dan rasa ingin tahu.
Mereka melihat tugas ini sebagai tantangan dan kesempatan untuk mengekspresikan
kreativitas serta keterampilan inovatif mereka.
Proses penerimaan informasi dilakukan dengan
sikap terbuka, di mana mereka berusaha mencari berbagai cara untuk membuat
karya yang unik dan menarik.
Interpretasi mereka terhadap tugas ini adalah sebagai peluang untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Respon yang diberikan adalah melakukan tugas dengan teliti, memperhatikan setiap detail dan menginvestasikan waktu serta usaha untuk berpikir out-of-the-box. Hasilnya, mereka mampu menghasilkan produk yang menarik dan tidak terduga.
Perilaku Inovatif dalam Film MacGyver
“MacGyver” serial televisi terkenal tahun
1980-an yang dibintangi oleh Richard Dean Anderson, tetap dikenang karena
menonjolkan pentingnya berpikir kreatif dan perilaku inovatif. Keberhasilan
MacGyver dalam mengatasi berbagai kesulitan dapat dianalisis melalui perilaku
inovatif yang ia tunjukkan.
Berpikir Kreatif adalah salah satu ciri khas
utama MacGyver. Dia mampu menggunakan benda-benda sehari-hari dengan cara yang
tidak konvensional untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dia dapat
memanfaatkan penjepit kertas sebagai alat pengunci atau mengubah tabung pasta
gigi menjadi alat penyelamat. Kemampuan ini menunjukkan betapa pentingnya
imajinasi dalam menemukan solusi inovatif.
Kemampuan Analisis dan Pemecahan Masalah
sangat menonjol dalam karakter MacGyver. Dia mampu dengan cepat menilai
situasi, mengidentifikasi masalah, dan merancang solusi yang efektif. Bahkan
dalam situasi penuh tekanan, MacGyver tetap tenang dan menggunakan logika untuk
menemukan jalan keluar, menunjukkan pentingnya analisis sistematis dalam
pemecahan masalah.
Pengetahuan Luas adalah kunci lain dari
keberhasilan MacGyver. Dengan pengetahuan mendalam dalam berbagai disiplin ilmu
seperti kimia, fisika, dan teknik, dia dapat menerapkan prinsip-prinsip ilmiah
untuk menciptakan alat-alat improvisasi.
Adaptabilitas dan Fleksibilitas, MacGyver
mampu berimprovisasi dan menyesuaikan rencananya berdasarkan kondisi yang ada.
Fleksibilitas ini memastikan dia selalu memiliki rencana cadangan dan mampu
menghadapi situasi yang berubah-ubah dengan efektif.
Ketahanan dan Determinasi merupakan faktor
kunci yang mendukung perilaku inovatifnya. MacGyver tidak mudah menyerah,
bahkan ketika menghadapi situasi yang tampaknya mustahil. Kegigihan ini
mendorong dia untuk terus mencari solusi hingga masalah terpecahkan.
Kolaborasi dan Komunikasi Efektif juga menjadi
kunci keberhasilan dalam misi yang lebih kompleks. Meskipun sering bekerja
sendiri, MacGyver mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif serta bekerja
sama dengan orang lain ketika diperlukan.
Kesadaran Lingkungan dan Sumber Daya membuat
MacGyver memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya dengan cara yang paling efisien.
Kemampuan untuk melihat potensi dalam benda-benda sehari-hari dan
memanfaatkannya dengan maksimal adalah salah satu keterampilan inti yang
mendukung inovasi.
Daftar Pustaka
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A.
(2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan.
Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI
0 komentar:
Posting Komentar