PERSEPSI
TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DENGAN BERPIKIR KREATIF DAN PERILAKU INOVATIF OLEH
MAHASISWA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEURSHIP
Psikologi
Inovasi Ujian Akhir Semester
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
DESTI FITRIA SUCI
21310410157
SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat
atau semi padat berupa zat organik atau anorganik, bersifat dapat terurai atau
tidak terurai,
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Menurut
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu sampah organic, sampah anorganik, dan
sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Dengan adanya berbagai macam sampah
tentu kita harus berusaha untuk mendaur ulang dan mengolah agar menjadi nilai
yang ekonomis.
Perbedaan cara berpikir kreatif dan
perilaku inovatif pada dua jenis mahasiswa tersebut yakni mahasiswa yang mampu
meciptakan produk-produk yang menarik tidak terduga dan mahasiswa yang
mengerjakan tugas dengan upaya seadanya disebabkan oleh perbedaan persepsi
mereka terhadap tugas. Mahasiswa yang memiliki persepsi yang terbatas terhadap
tugas akan cenderung berpikir kreatif dan berperilaku inovatif dengan cara yang
seadanya. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki persepsi yang luas terhadap tugas
akan cenderung berpikir kreatif dan berperilaku inovatif dengan cara yang lebih
kreatif dan inovatif.
Mahasiswa yang mengupayakan tugas
dengan seadanya memiliki persepsi yang terbatas terhadap tugas. Mereka melihat
tugas hanya sebagai kewajiban yang harus diselesaikan seadanya. Mereka tidak
melihat peluang untuk berinovasi dan berkreasi dalam menyelesaikan tugas yang
justru nantinya busa memiliki peluan sebagao entrepreneurhip. Sedangkan
mahasiswa yang memiliki persepsi yang luas terhadap tugas. Mereka melihat tugas
sebagai peluang untuk berkembang dan berinovasi. Mereka antusias untuk mencari
ide-ide baru dan menemukan solusi kreatif untuk menyelesaikan tugas.
Gambar 1. Karya dari Sampah
Apa persepsi lingkungan hidup itu? Persepsi terhadap
lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus
lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah
karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu,
dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam
objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan
individu (Fisher, Bell, & Baum, 1984).
Persepsi juga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi
(Sarwono, 1995). Hal
ini dikarenakan status social ekonomi dapat membentuk kerangka acuan (frame of
reference) individu, yang pada gilirannya memengaruhi bagaimana mereka
menginterpretasikan informasi dan membuat penilaian. Status social ekonomi hanyalah salah satu faktor
yang dapat memengaruhi persepsi. Faktor lain seperti
kepribadian, budaya, dan pengalaman pribadi juga dapat memainkan peran penting.
Bagaimana cara menjelaskan persepsi dalam bentuk skema?
Berikut adalah skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan
kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995).
Gambar 2. Skema Persepsi
Pembangkangan masyarakat terhadap sampah lingkungan yang
tidak mau memilah dan mengolah dapat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya.
Salah satu alasan masyarakat belum memilah sampah adalah tidak mengetahui
jenis-jenis sampah. Kepedulian lingkungan dapat mendorong individu untuk
memilah dan mendaur ulang sampah. Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan
sejak usia dini, terutama di keluarga atau di pendidikan anak usia dini. Selain
itu, pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi dampak buruk bagi kesehatan
dan lingkungan, seperti pencemaran, banjir, dan longsor sampah.
Gambar 3. MacGyver
Dalam film MacGyver, yang
mana pemeran utamanya adalah Richard Dean Anderson. MacGyver
dikenal dengan kemampuannya untuk mengamati detail-detail kecil dan melihat
hubungan antara hal-hal yang tampaknya tidak berhubungan. Hal ini memungkinkan
dia untuk menemukan solusi inovatif yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang
lain. MacGyver tidak pernah takut untuk berpikir di luar kotak. Dia selalu
mencari cara baru dan inovatif untuk menyelesaikan masalah. Kreativitasnya
memungkinkannya untuk menemukan solusi yang mungkin tidak mungkin dilakukan
dengan cara tradisional.
Perilaku
inovatif tokoh utama dalam film MacGyver memungkinkan dia untuk menyelesaikan
masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Kemampuan observasi yang tinggi,
berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan beradaptasi,
keberanian, dan kegigihan adalah beberapa perilaku inovatif yang penting untuk
dimiliki oleh individu yang ingin menjadi inovatif. Perilaku MacGyver dapat
menjadi contoh bagi kita untuk menjadi lebih inovatif dalam menyelesaikan
masalah.
Daftar Pustaka
Dortmans B., (2015). Valorisation of organic waste-Effect of
the feeding regime on process parameters in a continuous black soldier fly
larvae composting system. Theses. Department of Energy and Technology, Swedish
University of Agricultural Sciences, Swedish.
Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology. 2nd ed. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Patimah,
A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan.
Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.
0 komentar:
Posting Komentar