Persepsi, Kreativitas dan Inovasi Mahasiswa dalam Penyelesaian Tugas Kreatif serta Analisis Perilaku Inovatif Karakter MacGyver dalam Serial "MacGyver: Trail to Doomsday"
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Afizain Azidzaki Naufal Cahyadi Putra
21310410186
SJ
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2024
Dalam bidang Psikologi Inovasi, kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif sangat penting. Untuk mengasah kemampuan ini, mahasiswa dapat diberi tugas-tugas yang menantang, seperti membuat karya dari sampah dan mempromosikannya di media sosial. Tugas ini bertujuan untuk melatih kreativitas dan inovasi mahasiswa serta merupakan langkah awal dalam pengembangan keterampilan kewirausahaan. Mahasiswa yang memiliki persepsi negatif terhadap tugas membuat karya dari sampah cenderung melihatnya sebagai beban tambahan atau sekadar syarat untuk mendapatkan nilai. Pandangan ini membatasi cara berpikir mereka, membuat mereka cenderung hanya mengikuti panduan yang ada tanpa mencoba mengeksplorasi ide-ide baru. Emosi negatif seperti rasa bosan atau stres mendominasi, sehingga mereka tidak menikmati proses kreatif dan memiliki motivasi yang rendah. Fokus utama mereka hanya menyelesaikan tugas, bukan untuk menghasilkan sesuatu yang inovatif atau bermanfaat. Akibatnya, perilaku mereka menjadi reaktif dan pasif, dengan usaha minimal dan hasil akhir yang sering kali seadanya, tidak menunjukkan kreativitas atau inovasi.
Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap tugas ini melihatnya sebagai peluang untuk berkreasi dan menunjukkan kemampuan mereka. Persepsi positif ini mendorong mereka untuk berpikir lebih terbuka dan asosiatif, mencari berbagai ide, dan menghubungkan konsep-konsep yang berbeda. Emosi positif seperti antusiasme dan rasa ingin tahu meningkatkan kreativitas dan energi mereka dalam menyelesaikan tugas. Motivasi mereka tinggi, didorong oleh keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna dan menarik. Mereka termotivasi oleh tantangan dan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka. Perilaku mereka menjadi proaktif dan penuh inisiatif, melakukan penelitian tambahan, mencari inspirasi dari berbagai sumber, dan bekerja dengan detail serta ketelitian yang tinggi. Hasil akhirnya cenderung lebih rapi, menarik, dan inovatif, menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi.
Untuk menjelaskan perbedaan cara berpikir kreatif dan perilaku inovatif pada dua jenis mahasiswa menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan, Mahasiswa yang memiliki persepsi negatif terhadap tugas membuat karya dari sampah cenderung melihatnya sebagai beban tambahan atau sekadar syarat untuk mendapatkan nilai. Persepsi ini membuat mereka berada di luar batas optimal, menyebabkan stres. Dalam kondisi stres ini, mereka menggunakan strategi coping yang tidak efektif, hanya mengikuti panduan yang ada tanpa berusaha untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Stres yang berkelanjutan mengakibatkan hasil yang seadanya, tidak menunjukkan kreativitas atau inovasi.
Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki persepsi positif melihat tugas tersebut sebagai peluang untuk berkreasi. Persepsi ini berada dalam batas optimal, menjaga keseimbangan emosional mereka dan memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan baik. Dengan emosi positif seperti antusiasme dan rasa ingin tahu, mereka mampu berpikir terbuka dan asosiatif, mencari berbagai ide, dan menghubungkan konsep-konsep berbeda. Motivasi tinggi mereka menghasilkan perilaku proaktif dan penuh inisiatif, menghasilkan karya yang lebih rapi, menarik, dan inovatif. Dengan memahami skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan ini, kita dapat melihat betapa pentingnya persepsi dalam memengaruhi cara berpikir kreatif dan perilaku inovatif mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.
MacGyver: Trail to Doomsday adalah sebuah serial televisi Amerika Serikat yang pertama kali ditayangkan pada tahun 1985 hingga 1992. Serial ini dibintangi oleh Richard Dean Anderson sebagai Angus MacGyver, seorang agen rahasia yang memiliki keahlian unik dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan benda-benda sehari-hari. MacGyver terkenal dengan kecerdasannya dan kemampuannya untuk menghindari penggunaan senjata api, lebih memilih untuk menggunakan akalnya dan pengetahuannya dalam sains dan teknik untuk mengatasi situasi berbahaya. Saat menghadapi para penjahat.
MacGyver kembali menunjukkan keahliannya dalam menggunakan benda-benda sederhana untuk menciptakan alat darurat. Misalnya, ia menggunakan tabung pemadam kebakaran untuk membuat ledakan yang dapat mengalihkan perhatian musuh. Meskipun dikelilingi bahaya, MacGyver tetap tenang. Dalam sebuah adegan, ia harus menyusup ke fasilitas rahasia yang dijaga ketat. Dengan cepat, ia merancang alat untuk membuka pintu keamanan tinggi menggunakan pengetahuan tekniknya. MacGyver menggunakan pengetahuannya tentang bahan kimia untuk menetralisir bom. Ia berhasil merakit alat menggunakan bahan kimia yang tersedia untuk menghentikan ledakan yang bisa memusnahkan banyak orang. Saat situasi berubah cepat,
MacGyver mampu beradaptasi dan tetap fokus pada misinya. Dalam pengejaran yang mendebarkan, ia menggunakan keterampilannya untuk menghindari penjahat dan melanjutkan penyelidikannya. MacGyver empertahankan esensi dari karakter MacGyver yang selalu menggunakan kreativitas, pengetahuan ilmiah, dan prinsip kemanusiaan untuk menyelesaikan masalah. Film ini menampilkan perilaku dan inovasi yang membuat MacGyver menjadi ikon, serta menggabungkannya dengan plot yang penuh ketegangan dan aksi. Bagi para penggemar setia, film ini adalah pengingat akan kepahlawanan MacGyver yang unik dan inspiratif.
Daftar Pustaka
Monks, F. J., dkk., Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1985
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI
Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Andi Offset. Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar