Sabtu, 13 Juli 2024

Essay Psikologi Inovasi : Ujian Akhir Semester : Agnes Gratia Raszie Nakhietha - 23310420114 - SJ

 

Essay UAS Psikologi Inovasi

Perbedaan Cara Berpikir Kreatif dan Perilaku Inovatif pada Mahasiswa serta Analisis Perilaku Kreatif dalam Film MacGyver

Dosen Pengampun : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.




Agnes Gratia Raszie Nakhietha

23310420114

Kelas SJ

 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Fakultas Psikologi

2024

 

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, terutama pada bidang Psikologi Inovasi, keterampilan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif merupakan kompetensi yang sangat diharapkan dari para mahasiswa. Salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan ini adalah melalui tugas membuat karya dari sampah dan mempromosikannya di media sosial. Tugas ini tidak hanya mengasah kreativitas dan inovasi, tetapi juga menanamkan dasar-dasar entrepreneurship pada mahasiswa. Namun, hasil dari tugas ini sering kali bervariasi. Beberapa mahasiswa hanya mengerjakan tugas seadanya, sementara yang lain mampu menghasilkan produk-produk yang menarik dan tidak terduga. Fenomena ini dapat dianalisis menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan, yang menyatakan bahwa persepsi adalah dasar terbentuknya suatu perilaku. Selain itu, perilaku kreatif dan inovatif juga dapat dipelajari melalui film-film inspiratif seperti MacGyver, yang menampilkan karakter utama dengan kemampuan luar biasa dalam menyelesaikan berbagai masalah melalui kreativitas dan inovasi.

Pembahasan

Cara Berpikir Kreatif dan Perilaku Inovatif Menurut Skema Persepsi

Menurut Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995), persepsi merupakan proses di mana individu mengorganisir dan menginterpretasikan informasi sensorik untuk memberikan makna kepada lingkungan mereka. Persepsi ini kemudian mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan berperilaku. Dalam konteks tugas membuat karya dari sampah, perbedaan persepsi dapat menjelaskan mengapa sebagian mahasiswa mampu menghasilkan karya yang luar biasa sementara yang lain hanya menghasilkan karya seadanya.

Mahasiswa yang menghasilkan karya seadanya mungkin memiliki persepsi yang terbatas tentang tugas ini. Mereka mungkin melihat tugas ini sebagai beban tambahan atau sekadar kewajiban akademis yang harus diselesaikan. Persepsi ini dapat membatasi kreativitas mereka karena mereka tidak merasa terdorong untuk mengeksplorasi ide-ide baru atau mengambil risiko dalam proses penciptaan. Mereka mungkin juga kurang memiliki rasa percaya diri dalam kemampuan kreatif mereka, yang membuat mereka enggan untuk mencoba sesuatu yang baru atau berbeda.

Sebaliknya, mahasiswa yang mampu menghasilkan produk yang menarik dan tidak terduga memiliki persepsi yang berbeda terhadap tugas ini. Mereka mungkin melihatnya sebagai kesempatan untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kemampuan mereka. Persepsi positif ini mendorong mereka untuk berpikir out-of-the-box dan berinovasi. Mereka lebih teliti dan berusaha keras untuk memastikan bahwa hasil karya mereka rapi dan berkualitas tinggi. Rasa percaya diri yang tinggi dan antusiasme terhadap tugas ini membuat mereka lebih bersemangat untuk mencari inspirasi, mencoba teknik baru, dan memperbaiki hasil kerja mereka.

Skema persepsi dari Bell et al. (2024) menunjukkan bahwa persepsi tidak hanya dipengaruhi oleh stimuli eksternal tetapi juga oleh faktor internal seperti motivasi, pengalaman sebelumnya, dan keyakinan pribadi. Mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap tugas ini mungkin memiliki motivasi intrinsik yang kuat, pengalaman sebelumnya yang mendukung, dan keyakinan bahwa mereka mampu berkreasi dan berinovasi. Persepsi yang positif ini mendorong mereka untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan menunjukkan perilaku inovatif.

Analisis Perilaku Kreatif dan Inovatif dalam Film MacGyver

Film MacGyver, yang sangat populer pada tahun 1980-an, adalah contoh yang bagus tentang bagaimana pikiran kreatif dan perilaku inovatif dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Karakter utama, MacGyver, yang diperankan oleh Richard Dean Anderson, dikenal karena kemampuannya untuk menggunakan bahan-bahan sederhana dan alat-alat seadanya untuk menciptakan solusi yang efektif dan inovatif. Meskipun film ini mengundang berbagai kritik, ia tetap dikenang sebagai film yang mengedepankan kreativitas dan inovasi.

MacGyver sering kali dihadapkan pada situasi yang tampaknya tidak memiliki solusi jelas. Namun, melalui kombinasi kreativitas, pengetahuan ilmiah, dan kemampuan untuk berpikir cepat, ia mampu mengatasi rintangan-rintangan tersebut. Salah satu perilaku utama yang mendukung inovasi MacGyver adalah kemampuannya untuk tetap tenang dan berpikir jernih di bawah tekanan. Ketika dihadapkan pada situasi darurat, ia tidak panik, tetapi sebaliknya, ia menganalisis masalah dengan tenang dan mencari cara untuk menggunakan apa yang tersedia di sekitarnya.

Selain itu, MacGyver juga menunjukkan perilaku eksploratif yang tinggi. Ia tidak takut untuk mencoba pendekatan baru dan eksperimen dengan alat-alat yang ada. Sikap ini sangat penting dalam proses inovasi karena memungkinkan individu untuk menemukan solusi yang mungkin tidak terlihat pada awalnya. MacGyver juga sangat adaptif dan fleksibel, mampu menyesuaikan rencana dan strategi sesuai dengan situasi yang berubah.

Perilaku lain yang mendukung inovasi MacGyver adalah kemampuan berpikir lateral. Berpikir lateral adalah proses berpikir di luar batasan konvensional dan mencari solusi melalui cara-cara yang tidak biasa. MacGyver sering kali menggunakan teknik berpikir lateral untuk memecahkan masalah, seperti menggunakan peralatan rumah tangga untuk membuat alat penyelamat atau mengubah fungsi objek sehari-hari untuk keperluan darurat.

Persepsi MacGyver terhadap situasi-situasi sulit juga berperan penting dalam keberhasilannya. Alih-alih melihat masalah sebagai hambatan, ia melihatnya sebagai tantangan yang dapat diatasi dengan kreativitas dan pengetahuan. Persepsi positif ini membantunya tetap termotivasi dan bersemangat dalam mencari solusi inovatif.

Kesimpulan

Berpikir kreatif dan berperilaku inovatif adalah keterampilan penting yang perlu dikembangkan dalam pendidikan, terutama dalam bidang Psikologi Inovasi. Perbedaan cara berpikir dan berperilaku antara mahasiswa yang menghasilkan karya seadanya dan mereka yang menghasilkan karya menarik dapat dijelaskan melalui skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan. Persepsi positif terhadap tugas dapat mendorong mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif.

Film MacGyver menunjukkan bagaimana perilaku kreatif dan inovatif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. MacGyver mengajarkan bahwa dengan tetap tenang, berpikir lateral, dan berperilaku eksploratif, kita dapat menemukan solusi untuk berbagai masalah yang tampaknya tidak memiliki solusi. Persepsi positif terhadap tantangan juga memainkan peran penting dalam mendorong inovasi.

Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep ini, mahasiswa dapat belajar untuk mengembangkan cara berpikir kreatif dan berperilaku inovatif, yang pada akhirnya akan membantu mereka dalam mencapai keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan.

 

Daftar Pustaka

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI

 

0 komentar:

Posting Komentar