UJIAN
AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI
INOVASI
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Deni
Mulyanto
21310410185
SP
2024
1. Pada skema persepsi oleh Paul Bell
(1978) dijelaskan bahwa persepsi dapat timbul
dari individu dan objek fisik, lalu dari persepsi itu ada yang dalam batas
optimal dan ada yang diluar batas optimal seseorang. Jadi mahasiswa 1 memiliki persepsi bahwa dia tidak perlu
membuat barang yang terlalu memakan waktu atau merepotkan dirinya karena bagi
dia itu hanya dilakukan untuk memenuhi tugas semata, sementara mahasiswa 2
memiliki persepsi bahwa dia harus benar-benar berupaya untuk membuat barang
yang bagus karena baginya hal itu tidak sekedar untuk memenuhi tugas semata
namun untuk melatih pikiran kreatif dan inovatifnya. Jadi perbedaan antara
keduanya terletak pada perbedaan persepsi atau pandangan masing-masing, kesimpulannya
segala sesuatu akan mengarah kemana itu tergantung oleh persepsi masing-masing
individu. Namun persepsi seseorang bisa berubah seiring pengalaman dan pengaruh
dari sekitarnya, banyak hal yang mampu mengubah persepsi seseorang.
Dari penjelasan Paul Bell sendiri dijelaskan
bahwa permulaan dari penilaian sebuah lingkungan dimulai dari adanya kontak
atau interaksi antara individu terhadap wujud fisik lingkunganya, kemudian
dijelaskan bahwa persepsi dapat timbul dari individu dan objek fisik, lalu dari
persepsi itu ada yang dalam batas optimal dan ada yang diluar batas optimal
seseorang. Dalam batas optimal akan berlanjut menjadi homeostatis, jika
persepsi yang didapat diluar batas optimal akan berlanjut menjadi stress. Lalu
dari stress ini akan timbul 2 aksi yaitu adaptasi atau stress itu masih tetap
berlanjut, dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa 1 mengalami
kesulitan dalam memuat pikiran kreativitasnya karena mungkin belum terbiasa,
dan ketika mengalami hal tersebut mahasiswa 1 hanya pasrah dan membuat apa adanya
barang apapun yang penting jadi dan menyelesaikan tugas.
Sementara katakana saja mahasiswa 2 juga tidak terbiasa dengan berpikir kreatif dan inovatif, namun yang ia lakukan bukan hanya pasrah dan membuat sembarang benda namun hal yang ia lakukan adalah beradaptasi, yaitu mahasiswa 2 mencari tahu dan mengumpulkan ide-ide dari berbagai sumber dan menganalisanya serta menjadikannya ide baru dalam membuat barang. Jadi meskipun ia tidak terbiasa namun ia mampu keluar dari masalah itu dan bisas beradaptasi sampai bisa menciptakan idenya sendiri. Kesimpulannya adalah semua masalah ada jalan keluarnya asal kita mau berusaha dan tidak mudah menyerah pada masalah tersebut.
2. Ia adalah seorang yang memiliki
bakat yang luar biasa dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah, serta
memiliki keterampilan dan kreativitas yang tinggi pula. Ia menyelamatkan hari
dengan penjepit kertas bukan pistol, menjadikan lilin ulang tahun sebagai
pengganti bom, dan permenkaret sebagai senjata. Ia selalu berpikir kreatif dan
inovatif, yaitu membuat barang untuk membantunya menyelesaikan masalah tanpa
harus memakai kekerasan didalamnya. Ia sangat dicintai karena mampu melewati
berbagai ancaman dengan kreativitasnya dan berhasil menjalankan berbagai misi
tanpa menggunakan kekerasan, Kemudian ia menciptakan sebuah trik melarikan diri
menggunakan kreativitasnya, yaitu membuat penghancur pintu belakang mobil
menggunakan baterai yang diberi oli dan dibungkus celana stoking.
Kendati
demikian ia adalah seorang agen AS yang sangat cerdas dan terlatih, buktinya ia
bisa menggunakan apa pun di lingkungan sekitarnya untuk membuat apapun demi
keuntungannya. Ia sebenarnya adalah seseorang yang bekerja untuk organisasi
klandestin, yaitu Departemen Pelayanan Eksternal (DXS), selain memiliki
kreativitas yang tinggi ia juga memiliki pengetahuan yang sangat luas dan
menggunakan pengetahuan ilmiahnya untuk menyelesaikan yang sedang ia hadapi.
Sumber
:
Patimah,
A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono,
S. W. (1995). Psikologi lingkungan.
Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI
H Dwifan, Muhammad
Irfan., Nirawati, Maya Andria., Handayani, Kusumaningdyah Nurul. 2024. Konsep
Arsitektur Perilaku Sebagai Strategi Desain Pada Nitiprayan Art Center Di
Kampung Seni Nitiprayan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur, 7(2),
732-741.
0 komentar:
Posting Komentar