UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Oleh :
Fais Firmansah
21310410182
SJ
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
2024
Perbedaan Cara Berpikir Kreatif dan Perilaku Inovatif
Mahasiswa. Dalam konteks tugas psikologi inovasi, perbedaan cara berpikir
kreatif dan perilaku inovatif di antara mahasiswa dapat dijelaskan melalui
skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan. Persepsi berfungsi sebagai
dasar dalam membentuk perilaku, termasuk dalam hal kreativitas dan inovasi.
Mahasiswa dengan Pendekatan Seadanya. Mahasiswa yang mengerjakan tugas dengan
cara seadanya cenderung memiliki persepsi yang terbatas terhadap potensi
kreativitas dan inovasi. Mereka sering kali melihat sampah hanya sebagai benda
tidak berharga yang tidak dapat dimanfaatkan. Akibatnya, mereka cenderung
berfokus pada penyelesaian tugas dengan minimum usaha dan tanpa eksplorasi ide
yang mendalam. Dalam skema persepsi Bell, mahasiswa ini berada pada level
rendah dalam aspek keinginan untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan beradaptasi.
Dari sisi perilaku, mereka menunjukkan kecenderungan untuk tidak keluar dari
zona nyaman. Ketika dihadapkan pada tantangan, mereka memilih solusi yang
sederhana dan cepat, yang pada akhirnya menghasilkan produk yang kurang
menarik. Dengan demikian, cara berpikir mereka lebih bersifat reaktif daripada
proaktif. Mahasiswa dengan Pendekatan Inovatif. Sebaliknya, mahasiswa yang
mampu menciptakan produk menarik dan tidak terduga menunjukkan persepsi yang
lebih luas dan terbuka terhadap potensi kreativitas yang ada. Mereka melihat
sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan bermanfaat. Dalam kerangka persepsi Bell, mahasiswa ini berada
pada level tinggi dalam keinginan untuk mengeksplorasi dan berinovasi, serta
memiliki sikap positif terhadap tantangan, Perilaku inovatif mereka terlihat
dari ketelitian dan keinginan untuk menghasilkan karya yang rapi dan
berkualitas. Mereka tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga berusaha
menambah nilai dari apa yang mereka buat. Proses kreatif mereka melibatkan
eksplorasi ide, eksperimen, dan refleksi, yang menciptakan produk dengan nilai
estetika dan fungsional yang lebih tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Perbedaan cara berpikir kreatif dan perilaku inovatif antara kedua jenis
mahasiswa ini jelas dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap tugas yang
diberikan. Mahasiswa yang berfokus pada penyelesaian seadanya cenderung
memiliki persepsi yang sempit dan menghindari tantangan, sedangkan mahasiswa
yang berorientasi pada inovasi memiliki persepsi yang lebih luas dan berani
mengambil risiko. Keterampilan berpikir kreatif dan perilaku inovatif dapat
ditingkatkan melalui pendekatan yang mendorong eksplorasi dan pemanfaatan
sumber daya secara maksimal.
Perilaku yang
Mendukung Inovasi dalam Film MacGyver,
yang diperankan oleh Richard Dean Anderson, telah menjadi ikon dalam
dunia hiburan sejak debutnya pada tahun 1985. Meskipun menghadapi berbagai
kritik, karakter utama, Angus MacGyver, dikenal karena kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Beberapa perilaku
yang mendukung inovasi-inovasi yang ditampilkan oleh MacGyver akan dibahas di
bawah ini.
Kreativitas dalam Pemecahan Masalah
Salah satu perilaku utama MacGyver adalah kemampuannya untuk
berpikir kreatif dalam situasi yang sulit. Ia sering menggunakan objek
sehari-hari yang tampaknya tidak berguna dan mengubahnya menjadi alat atau
senjata yang efektif. Misalnya, ia dapat menggunakan bahan-bahan sederhana
seperti karet, kawat, dan barang-barang lainnya untuk membuat alat yang
membantu menyelamatkan dirinya atau orang lain. Kreativitas ini merupakan inti
dari inovasi, di mana solusi tidak selalu harus berasal dari sumber yang konvensional.
Pikiran Analitis dan Logis
MacGyver tidak hanya mengandalkan kreativitas; ia juga memiliki
pikiran analitis yang tajam. Sebelum mengambil tindakan, ia sering menganalisis
situasi dengan cermat untuk memahami masalah yang dihadapi. Dengan pemahaman
yang baik tentang kondisi, ia dapat merancang strategi yang tepat dan efektif.
Pendekatan ini menunjukkan pentingnya berpikir logis dalam menciptakan solusi
inovatif.
Fleksibilitas dan Adaptabilitas
Salah satu ciri khas dari MacGyver adalah kemampuannya untuk
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasi. Ia tidak terpaku pada satu
solusi, melainkan mampu berpindah dari satu ide ke ide lain berdasarkan
perkembangan situasi yang dihadapi. Fleksibilitas ini sangat penting dalam
proses inovasi, di mana kondisi sering kali tidak terduga dan memerlukan
pendekatan yang berbeda.
Kemandirian dan Kepercayaan Diri
MacGyver sering bekerja sendirian dan menunjukkan tingkat
kemandirian yang tinggi. Ia memiliki kepercayaan diri dalam kemampuannya untuk
menemukan solusi, yang membuatnya tidak takut mengambil risiko. Kemandirian ini
berkontribusi pada inovasi karena sering kali inovasi datang dari individu yang
berani mengambil langkah di luar zona nyaman mereka.
Pendidikan dan Pengetahuan Luas
Karakter MacGyver memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknik. Pengetahuan ini memberinya dasar yang
diperlukan untuk memahami bagaimana berbagai komponen bekerja dan bagaimana
mereka dapat diintegrasikan untuk menciptakan solusi baru. Pendidikan yang luas
adalah salah satu pilar penting dalam inovasi, karena memungkinkan individu
untuk menghubungkan ide-ide yang berbeda dan menciptakan sesuatu yang baru.
Dapat disimpulkan bahwa, Dalam film MacGyver, perilaku yang mendukung inovasi
sangat jelas terlihat dalam karakter Angus MacGyver. Kreativitas, pemikiran
analitis, fleksibilitas, kemandirian, dan pengetahuan yang luas adalah kunci
untuk menghadapi berbagai kesulitan dan menemukan solusi yang inovatif. Film
ini tidak hanya menghibur, tetapi juga
memberikan inspirasi bagi penonton untuk berpikir kreatif dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. D. (1985). MacGyver: The Complete Series. Paramount
Home Entertainment.
Patimah, N. (2024). Psikologi Inovasi: Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.
Patimah, N., Sarwono, S. W., & Bell, P. A. (2024). Psikologi
Inovasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Kreativitas. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar