Sabtu, 13 Juli 2024

Esai Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi : Vina Milatul Azka (21310410181)

 

Esai : Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi

Dosen : Dr. Arundati Shinta, MA


Vina Milatul Azka

21310410181

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Stimulus yang sama mungkin saja dipersepsikan berbeda bahkan berkebalikan oleh dua orang, dalam waktu yang sama. Hal ini terjadi pada kawasan wisata di Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Cahyaningrum, 2013). Perbedaan persepsi tentang rusaknya kondisi lingkungan hidup, telah menimbulkan perilaku yang berbeda. Satu perilaku ke arah pro lingkungan hidup, sedangkan perilaku lainnya tidak mempedulikan restorasi lingkungannya bahkan justru merusaknya. Perbedaan persepsi mengenai kegawatan keadaan lingkungan hidup ini yang sering menjadi masalah dalam lingkungan masyarakat. Psikologi lingkungan dituntut ntuk membantu menumbuhkan persepsi pro lingkungan hidup di masyarakat.

            Persepsi terhadap lingkungan hidup adalah cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Penciptaan makna-makna itu terkadang meluas, sesuai dengan kebutuhan individu (Fisher et al., 1984).

            Akibat dari manusia yang terlalu kreatif dalam menciptakan persepsi berdasarkan manfaat menjadi persoalan yang muncul. Hal ini berdampak pada keseimbangan ekologi yang menjadi terguncang. Dampak lain yang akan muncul akibat terlalu kreatifnya manusia adalah penggundulan hutan, banjir, longsor, serta keanekaragaman flora serta fauna menjadi turun. Dampak ini sebenarnya bukan akibat dari persepsi manusia yang terlalu kreatif, melainkan persepsi manusia yang terlalu serakah ingin memanfaatkan semua isi bumi.

            Gambar di atas adalah skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (Sarwono, 1995). Skema tersebut menjelaskan bahwa persepsi dapat timbul dari individu dan objek fisik. Persepsi itu sendiri ada yang dalam batas optimal dan ada yang diluar batas optimal seseorang. Dari hal ini menjadikan mahasiswa 1 memiliki persepsi tidak perlu membuat barang yang terlalu memakan waktu karena baginya itu hanya untuk memenuhi tugas, sementara mahasiswa 2 memiliki persepsi dia harus benar-benar berusaha untuk membuat barang yang terbaik karena tidak hanya memenuhi tugas namun juga melatih kreatif dan inovatifnya. Jika mahasiwa itu merasaya nyaman, senang saat menyelesaikan tugasnya makai a berada dalam situasi homeostatis. Jika situasi itu berbeda dengan persepsinya makai akan membuatnya stress sehingga ia akan mengatasi stress tersebut (coping behaviour). Apabila usaha yang dilakukan mahasiswa itu sukses makai ia telah melakukan adaptasi, dan efek kelanjutannya akan membuat barang tidak hanya untuk memenuhi tugas saja. Sedangkan jika usaha yang dilakukan itu gagal dan kegagalan itu berulang kali, maka situasi itu merupakan stress berlanjut, dan efek kelanjutannya ia akan menyerah dan berhenti.

# # #

            Pemeran utama dalam film tersebut menunjukkan seorang yang memiliki bakat yang luar biasa dalam memecahkan sebuah masalah, memiliki keterampilan serta kreativitas yang tinggi. Dia berhasil menyelamatkan hari menggunakan penjepit kertas bukan pistol, menggunakan permen karet sebagai senjata, dan menggunakan lilin ulang tahun untuk pengganti bom. Dia sangat dicintai oleh orang-orang karena kemampuannya dalam melewati berbagai macam ancaman dan menjalankan berbagai misi tanpa kekerasan, menciptakan trik melarikan diri dengan membuat penghancr pintu belakang mobil menggunakan baterai yang diberi oli dan dibungkus celana stoking, sungguh kreatif.

            Dia merupakan seorang agen AS yang sangat cerdas, dibuktikan dengan dia bisa menggunakan benda apapun yang ada disekitarnya untuk membuat apapun yang bisa menyelamatkan dirinya atau menguntungkannya. Selain memiliki kreativitas dan keterampilan yang tinggi, ia juga memiliki pengetahuan yang luas serta dapat menggunakan ilmiahnya untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Dia bekerja dalam organisasi klandestin yaitu Departemen Pelayanan Eksternal (DXS).

 

 

Cahyaningrum, S. Y. (2013). Menjaga nusantara: Nelayan penyelamat terumbu karang. Kompas, 15 Maret, hal. 24.

H Dwifan, Muhammad Irfan., Nirawati, Maya Andria., Handayani, Kusumaningdyah Nurul. 2024. Konsep Arsitektur Perilaku Sebagai Strategi Desain Pada Nitiprayan Art Center Di Kampung Seni Nitiprayan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur, 7(2), 732-741.

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

0 komentar:

Posting Komentar