Menganalisis
Perbedaan Persepsi dan Perilaku Inovatif Mahasiswa dalam Tugas Psikologi
Inovasi: Inspirasi dari Film MacGyver
Jawaban Ujian Akhir
Semester Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu: Dr., DRA. Arundati Shinta MA
Oleh
Risky Nanda Himawan
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
2024
Dalam pembelajaran Psikologi
Inovasi, mahasiswa diharapkan untuk berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
melalui tugas membuat karya dari sampah dan mempromosikannya di media sosial.
Namun, terdapat perbedaan mencolok antara dua kelompok mahasiswa: satu kelompok
menghasilkan karya seadanya hanya untuk memenuhi tugas, sementara kelompok
lainnya mampu menciptakan produk yang menarik dan rapi. Perbedaan ini dapat
dianalisis menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan.
Menurut Bell et al., persepsi
merupakan dasar dari terbentuknya perilaku. Persepsi adalah cara individu
menginterpretasikan dan memahami dunia di sekitarnya, yang dipengaruhi oleh
pengalaman, nilai-nilai, dan sikap. Persepsi mempengaruhi bagaimana seseorang
bertindak dalam situasi tertentu. Dalam konteks ini, persepsi mahasiswa
terhadap tugas yang diberikan sangat mempengaruhi hasil karya mereka.
Mahasiswa yang menghasilkan
karya seadanya mungkin memiliki persepsi bahwa tugas ini hanya formalitas yang
harus diselesaikan. Mereka melihat tugas ini sebagai beban tambahan, bukan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif. Akibatnya,
mereka mengerjakan tugas dengan upaya minimal. Persepsi ini mungkin dipengaruhi
oleh pengalaman akademik sebelumnya yang lebih fokus pada teori daripada
praktik, kurangnya apresiasi terhadap inovasi, atau kurangnya keyakinan diri
dalam kemampuan kreatif mereka.
Sebaliknya, mahasiswa yang mampu
menciptakan produk yang menarik dan rapi memiliki persepsi yang berbeda. Mereka
melihat tugas ini sebagai kesempatan untuk bereksperimen dan menunjukkan
kemampuan mereka. Persepsi mereka dipengaruhi oleh pengalaman positif
sebelumnya, sikap proaktif, dan apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi.
Mereka memandang tugas ini sebagai tantangan yang menyenangkan dan kesempatan
untuk belajar, sehingga mereka berusaha dengan lebih teliti dan penuh dedikasi.
Film MacGyver, yang dibintangi
oleh Richard Dean Anderson, memberikan contoh nyata dari perilaku inovatif dan
kreatif. Tokoh utama, MacGyver, dikenal karena kemampuannya menyelesaikan
masalah dengan cara yang tidak konvensional menggunakan barang-barang
sehari-hari. Kemampuan ini bukan hanya hasil dari keterampilan teknis, tetapi
juga dari cara berpikir yang inovatif dan kreatif. MacGyver menunjukkan beberapa
perilaku yang mendukung inovasi, MacGyver selalu memperhatikan detail lingkungan
sekitarnya, mencari barang-barang yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah.
Hal ini menunjukkan pentingnya persepsi yang jeli dalam inovasi. Pemikiran
Out-of-the-Box, alih-alih menggunakan cara-cara konvensional, MacGyver
seringkali menggunakan pendekatan yang tidak biasa. Ini menunjukkan pentingnya
fleksibilitas kognitif dalam berpikir kreatif. Ketangguhan dan adaptabilitas,
MacGyver selalu siap menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah. Sikap ini
penting dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan membutuhkan solusi
inovatif. Kolaborasi dan komunikasi, meskipun sering bekerja sendiri, MacGyver
juga tahu kapan harus bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain untuk
mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan pentingnya keterampilan interpersonal
dalam proses inovasi. Penerapan ilmu pengetahuan, MacGyver sering menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah untuk memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa
kreativitas dan inovasi juga memerlukan dasar pengetahuan yang kuat.
Perilaku inovatif yang
ditunjukkan oleh MacGyver dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas Psikologi Inovasi. Dengan mengadopsi cara berpikir yang
lebih terbuka, proaktif, dan kolaboratif, mahasiswa dapat mengubah persepsi
mereka terhadap tugas menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
kreatif dan inovatif. Mereka perlu belajar untuk melihat tugas sebagai
tantangan yang menyenangkan dan kesempatan untuk bereksperimen, bukan sekadar
kewajiban akademik.
Secara keseluruhan, persepsi
mahasiswa terhadap tugas dan perilaku mereka dalam menyelesaikannya sangat
dipengaruhi oleh pengalaman, sikap, dan keyakinan diri mereka. Dengan membangun
lingkungan yang mendukung dan memberikan apresiasi terhadap kreativitas dan
inovasi, institusi pendidikan dapat membantu mahasiswa mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk menjadi inovator yang sukses, seperti yang
ditunjukkan oleh karakter MacGyver.
Daftar Pustaka:
1. Bell, P. A., Greene, T. C., Fisher, J. D.,
& Baum, A. (1996). Environmental Psychology. Harcourt Brace College
Publishers.
2. Patimah, A.S., Shinta, A.
& Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
3. Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana
Prodi Psikologi UI
4. Kusumah, A., & Indra, R.
(2020). Psikologi Kreativitas: Konsep dan Aplikasi. Penerbit Raya.
5. Richards, R. (2007). Everyday Creativity and New Views of Human
Nature: Psychological, Social, and Spiritual Perspectives. American
Psychological Association.
0 komentar:
Posting Komentar