Minggu, 14 Juli 2024

 

Menganalisis Perbedaan Persepsi dan Perilaku Inovatif Mahasiswa dalam Tugas Psikologi Inovasi: Inspirasi dari Film MacGyver

 

 

Jawaban Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi

 

Dosen Pengampu: Dr., DRA. Arundati Shinta MA

 




 Oleh

Risky Nanda Himawan



Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

 Yogyakarta

2024

 


Dalam pembelajaran Psikologi Inovasi, mahasiswa diharapkan untuk berpikir kreatif dan berperilaku inovatif melalui tugas membuat karya dari sampah dan mempromosikannya di media sosial. Namun, terdapat perbedaan mencolok antara dua kelompok mahasiswa: satu kelompok menghasilkan karya seadanya hanya untuk memenuhi tugas, sementara kelompok lainnya mampu menciptakan produk yang menarik dan rapi. Perbedaan ini dapat dianalisis menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan.

Menurut Bell et al., persepsi merupakan dasar dari terbentuknya perilaku. Persepsi adalah cara individu menginterpretasikan dan memahami dunia di sekitarnya, yang dipengaruhi oleh pengalaman, nilai-nilai, dan sikap. Persepsi mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak dalam situasi tertentu. Dalam konteks ini, persepsi mahasiswa terhadap tugas yang diberikan sangat mempengaruhi hasil karya mereka.

Mahasiswa yang menghasilkan karya seadanya mungkin memiliki persepsi bahwa tugas ini hanya formalitas yang harus diselesaikan. Mereka melihat tugas ini sebagai beban tambahan, bukan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif. Akibatnya, mereka mengerjakan tugas dengan upaya minimal. Persepsi ini mungkin dipengaruhi oleh pengalaman akademik sebelumnya yang lebih fokus pada teori daripada praktik, kurangnya apresiasi terhadap inovasi, atau kurangnya keyakinan diri dalam kemampuan kreatif mereka.

Sebaliknya, mahasiswa yang mampu menciptakan produk yang menarik dan rapi memiliki persepsi yang berbeda. Mereka melihat tugas ini sebagai kesempatan untuk bereksperimen dan menunjukkan kemampuan mereka. Persepsi mereka dipengaruhi oleh pengalaman positif sebelumnya, sikap proaktif, dan apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi. Mereka memandang tugas ini sebagai tantangan yang menyenangkan dan kesempatan untuk belajar, sehingga mereka berusaha dengan lebih teliti dan penuh dedikasi.

 

                                                                                        


 

Film MacGyver, yang dibintangi oleh Richard Dean Anderson, memberikan contoh nyata dari perilaku inovatif dan kreatif. Tokoh utama, MacGyver, dikenal karena kemampuannya menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak konvensional menggunakan barang-barang sehari-hari. Kemampuan ini bukan hanya hasil dari keterampilan teknis, tetapi juga dari cara berpikir yang inovatif dan kreatif. MacGyver menunjukkan beberapa perilaku yang mendukung inovasi, MacGyver selalu memperhatikan detail lingkungan sekitarnya, mencari barang-barang yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini menunjukkan pentingnya persepsi yang jeli dalam inovasi. Pemikiran Out-of-the-Box, alih-alih menggunakan cara-cara konvensional, MacGyver seringkali menggunakan pendekatan yang tidak biasa. Ini menunjukkan pentingnya fleksibilitas kognitif dalam berpikir kreatif. Ketangguhan dan adaptabilitas, MacGyver selalu siap menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah. Sikap ini penting dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan membutuhkan solusi inovatif. Kolaborasi dan komunikasi, meskipun sering bekerja sendiri, MacGyver juga tahu kapan harus bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan pentingnya keterampilan interpersonal dalam proses inovasi. Penerapan ilmu pengetahuan, MacGyver sering menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi juga memerlukan dasar pengetahuan yang kuat.

Perilaku inovatif yang ditunjukkan oleh MacGyver dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas Psikologi Inovasi. Dengan mengadopsi cara berpikir yang lebih terbuka, proaktif, dan kolaboratif, mahasiswa dapat mengubah persepsi mereka terhadap tugas menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif. Mereka perlu belajar untuk melihat tugas sebagai tantangan yang menyenangkan dan kesempatan untuk bereksperimen, bukan sekadar kewajiban akademik.

Secara keseluruhan, persepsi mahasiswa terhadap tugas dan perilaku mereka dalam menyelesaikannya sangat dipengaruhi oleh pengalaman, sikap, dan keyakinan diri mereka. Dengan membangun lingkungan yang mendukung dan memberikan apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi, institusi pendidikan dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi inovator yang sukses, seperti yang ditunjukkan oleh karakter MacGyver.

 

Daftar Pustaka:

1.  Bell, P. A., Greene, T. C., Fisher, J. D., & Baum, A. (1996). Environmental Psychology. Harcourt Brace College Publishers.

2. Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

3. Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI

4. Kusumah, A., & Indra, R. (2020). Psikologi Kreativitas: Konsep dan Aplikasi. Penerbit Raya.

5. Richards, R. (2007). Everyday Creativity and New Views of Human Nature: Psychological, Social, and Spiritual Perspectives. American Psychological Association.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar