Selfharm: Luka di Jiwa,
Bayang-bayang Bipolar
Tugas Individu
Psikologi Abnormalitas
Dosen Pengampu: FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA
Yusuf Khoirul Anas
22310410003
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Selfharm, atau tindakan menyakiti
diri sendiri, bagaikan luka tersembunyi yang mencengkeram jiwa para
penderitanya. Di balik luka fisik yang terlihat, terdapat luka batin yang jauh
lebih dalam, menggerogoti rasa percaya diri dan harga diri. Fenomena ini kian
meresahkan, terutama bagi mereka yang berjuang melawan gangguan bipolar. Bipolar,
bagaikan badai di dalam diri, menghadirkan fluktuasi emosi yang ekstrem. Manik
yang penuh euforia, depresi yang menjerumuskan ke dalam jurang kesedihan, dan
segala transisi di antaranya. Bagi para penyandang bipolar, selfharm
sering kali menjadi pelarian dari rasa sakit batin yang tak tertahankan.
Mengapa Selfharm
terjadi pada pengidap bipolar? Emosi yang intens, pengidap bipolar
sering mengalami emosi yang intens, baik mania maupun depresi. Rasa sakit
emosional ini bisa begitu kuat hingga mereka merasa perlu melukai diri sendiri
untuk melepaskannya. Kehilangan kontrol, fluktuasi emosi yang ekstrem
dapat membuat pengidap bipolar merasa kehilangan kontrol atas diri mereka
sendiri. Selfharm dapat menjadi cara untuk mendapatkan kembali rasa
kontrol, meskipun hanya sesaat. Kurangnya dukungan, pengidap bipolar
sering kali merasa malu dan terisolasi. Kurangnya dukungan sosial dan
profesional dapat membuat mereka semakin rentan terhadap selfharm. Penyalahgunaan
zat, pengidap bipolar lebih berisiko menyalahgunakan zat, yang dapat
memperburuk gejala dan meningkatkan kemungkinan selfharm.
Dampak selfharm
pada pengidap bipolar dapat memperparah gejala bipolar, seperti depresi,
kecemasan, dan ide bunuh diri. Meningkatkan risiko kematian, selfharm
meningkatkan risiko kematian akibat bunuh diri. Menimbulkan luka fisik, luka
fisik akibat selfharm dapat meninggalkan bekas permanen dan membutuhkan
perawatan medis. Mengganggu hubungan, selfharm dapat merusak hubungan
dengan keluarga, teman, dan pasangan.
Selfharm pada pengidap bipolar
dapat dilakukan dengan pengobatan yang tepat untuk bipolar dapat
membantu mengendalikan gejala dan mengurangi risiko selfharm. Terapi
seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu pengidap bipolar
mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat. Dukungan dari keluarga, teman,
dan kelompok pendukung dapat membantu pengidap bipolar merasa terhubung dan
diterima. Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami selfharm,
segera cari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.
Selfharm bukan solusi. Luka di
jiwa para pengidap bipolar membutuhkan pertolongan, bukan pelarian melalui luka
fisik. Dengan memahami dan mendukung mereka, kita dapat membantu mereka keluar
dari jerat selfharm dan menemukan jalan menuju pemulihan. Ingatlah,
Anda tidak sendirian. Ada banyak orang yang peduli dan ingin membantu.
Segera cari bantuan profesional dan temukan jalan menuju pemulihan







0 komentar:
Posting Komentar