Sabtu, 04 Mei 2024

Chornelia Minar Tampubolon_"Kekejaman yang Mengerikan: Analisis Gangguan Abnormal di Balik Tragedi Mutilasi di Ciamis"

 

"Kekejaman yang Mengerikan: Analisis Gangguan Abnormal di Balik Tragedi Mutilasi di Ciamis"

Tugas Individu Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.


Nama : Chornelia Minar Tampubolon

Nim 22310410078

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Tarsum (41), membunuh lalu memutilasi istrinya, Yanti (40). Sadisnya, potongan tubuh istrinya itu ditawarkan ke warga di wilayah Sindangjaya, Rancah, Kabupaten Ciamis.

Yoyo Tarya, Ketua RT setempat mendapat kabar ada kejadian pembunuhan tersebut ketika akan berangkat kerja. Bahkan Yoyo mengaku sempat ditawari daging dalam baskom oleh pelaku Tarsum yang ternyata bagian tubuh istrinya.

"Awalnya saya tidak tahu ada pembunuhan. Pelaku itu bawa baskom isi daging sambil berkata peser daging si Yanti, peser daging si Yanti (Beli daging Yanti). Jadi dagingnya dibawa keliling," ungkapnya saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (3/5/2024).

yoyo menuturkan selama ini tidak pernah mendengar ada permasalahan keluarga. Perilaku pelaku pun sebelumnya normal, tidak tempramen dan memiliki solidaritas terhadap tetangga.

"Profesinya sehari-jari jual beli kambing. Dikatakan bangkrut tidak juga karena masih berjalan, kemarin masih bawa jualan domba," kata Yoyo.

Yoyo pun mengungkapkan tiga hari sebelum kejadian, pelaku Tarsum mengalami depresi. Ia mencoba melakukan aksi bunuh diri dengan membenturkan kening ke tembok.

Pelaku juga sempat menitipkan anak keduanya yang masih SMA ke RT dan tetangga. Alasannya pelaku akan merantau ke Kalimantan.

"Pelaku sempat menitipkan anak katanya mau merantau ke Kalimantan. Pangdidikeun budak (tolong didik anak saya)," jelasnya.

Dimana disebutkan oleh yoyo bahwa Tarsum mengalami depresi, apasih depresi itu?

Apa yang dimaksud dengan depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah (menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas sehari-hari), dalam Gerald C. Davison 2004. Menurut Rice PL (1992).

Ciri–ciri dan gejala– gejala depresi pada umumnya, individu yang mengalami depresi menunjukkan gejala psikis, fisik dan sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi dari waktu ke waktu. Menurut Institut Kesehatan Jiwa Amerika Serikat (NIMH) dan Diagnostic and Statistical manual IV – Text Revision (DSM IV - TR) (American Psychiatric Association, 2000). 

Penyebab Depresi Depresi disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Jika seseorang di dalam riwayat kesehatannya memiliki keluarga yang mengalami depresi, maka terdapat kecenderungan untuk mengalami depresi juga. Menurut Kaplan (2002) dan Nolen – Hoeksema & Girgus (dalam Krenke & Stremmler, 2002)

Ketika kita berpikir tentang kengerian, pikiran kita sering kali melarikan diri ke dunia fiksi, di mana monster dan pembunuh berdarah dingin menghantui pikiran kita. Namun, kenyataannya, kadang-kadang kekejaman yang paling menakutkan datang dari manusia itu sendiri. Insiden tragis di Ciamis, di mana seorang pria memutilasi istrinya sendiri dan bahkan menawarkan dagingnya kepada warga setempat, adalah contoh paling mendalam dari gelapnya sisi manusia. Peristiwa semacam ini memicu pertanyaan yang mendalam tentang kondisi psikologis individu yang terlibat. Apa yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sedemikian mengerikan dan tidak manusiawi? Jawabannya sering kali terletak pada gangguan mental yang serius. Perilaku seperti mutilasi dan penawaran daging manusia kepada orang lain tidak dapat dijelaskan secara sederhana sebagai produk dari lingkungan atau situasi hidup yang buruk. 

Mereka sering kali merupakan manifestasi dari gangguan psikologis yang mendalam, seperti gangguan kepribadian antisosial atau psikopati. Individu dengan gangguan tersebut sering kali kekurangan empati dan tidak mampu merasakan penyesalan atas tindakan mereka. Mereka juga cenderung memiliki kontrol impuls yang rendah, kesulitan dalam memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan seringkali menunjukkan pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.

Konsep perilaku gangguan abnormal memungkinkan kita untuk memahami bahwa perilaku yang jauh di luar batas-batas norma sosial dan moral sering kali merupakan indikator adanya ketidakseimbangan psikologis yang serius. Dalam kasus seperti tragedi di Ciamis, penting untuk tidak hanya menangani konsekuensi fisiknya, tetapi juga menyediakan dukungan psikologis yang tepat bagi individu yang terlibat.

Peristiwa ini harus mengingatkan kita semua akan pentingnya memperhatikan kesehatan mental dalam masyarakat kita. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang kondisi psikologis yang mendasari perilaku seperti ini, kita dapat mempe

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar