Sabtu, 04 Mei 2024

TUGAS ABNORMALITAS

 NAMA : NAZARUDIN LATIF

NIM : 22310410082

MATA KULIAH : PSIKOLOGI ABNORMALITAS

KELAS : PSIKOLOGI SP

DOSEN PENGAMPU: FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA.



TUGAS ABNORMALITAS



Gangguan kecemasan sosial (GKS) adalah salah satu gangguan kecemasan yang umum, mempengaruhi kehidupan sosial, akademis, dan pekerjaan seseorang. Artikel ini membahas karakteristik, faktor risiko, dampak, dan pendekatan penanganan terhadap GKS. Gangguan ini ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial di mana individu mungkin diawasi, dihakimi, atau dievaluasi oleh orang lain. Gejala meliputi kecemasan yang intens, gejala fisik seperti detak jantung cepat dan keringat dingin, serta perilaku menghindar. Faktor risiko untuk GKS meliputi faktor genetik, pengalaman traumatis, dan pengalaman sosial yang negatif. GKS dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan dalam hubungan interpersonal, dan penurunan kualitas hidup. Pendekatan penanganan untuk GKS meliputi terapi kognitif-perilaku, terapi psikodinamik, serta penggunaan obat-obatan seperti antidepresan dan obat penenang. Pemahaman yang mendalam tentang GKS dan pendekatan terapeutik yang efektif penting untuk mengurangi dampak negatif gangguan ini pada individu yang terkena.

Pendahuluan

Kecemasan sosial adalah fenomena yang umum terjadi di masyarakat dan dapat mempengaruhi individu dari berbagai latar belakang. Ini adalah salah satu bentuk gangguan kecemasan yang paling umum, memengaruhi sekitar 7% hingga 13% dari populasi pada suatu titik dalam hidup mereka. Gangguan kecemasan sosial (GKS) ditandai oleh rasa takut yang berlebihan dan persisten terhadap situasi sosial di mana individu mungkin diawasi, dihakimi, atau dievaluasi oleh orang lain. Gejala GKS dapat mencakup kecemasan yang intens, gejala fisik seperti detak jantung cepat, gemetar, dan keringat dingin, serta perilaku menghindar seperti menghindari pertemuan sosial atau menghindari berbicara di depan umum.

Kecemasan sosial dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari individu, termasuk di bidang akademis, pekerjaan, dan hubungan interpersonal. Individu yang mengalami GKS seringkali mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mencapai potensi mereka secara penuh.

Pemahaman yang mendalam tentang karakteristik, faktor risiko, serta pendekatan penanganan yang efektif terhadap kecemasan sosial penting untuk memberikan dukungan yang adekuat kepada individu yang terkena gangguan ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang GKS, termasuk faktor risiko yang terkait, dampaknya, dan pendekatan terapeutik yang tersedia untuk mengelola kondisi ini.

Teori Psikologis

Teori Kognitif-Perilaku: Pendekatan ini menekankan peran pola pikir dan perilaku dalam perkembangan dan pemeliharaan kecemasan sosial. Menurut teori ini, individu dengan kecemasan sosial cenderung memiliki pola pikir yang distorsi tentang diri mereka sendiri, situasi sosial, dan penilaian orang lain terhadap mereka. Mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk memperbesar kemungkinan konsekuensi negatif dari interaksi sosial. Terapi kognitif-perilaku bekerja untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif serta mengajarkan keterampilan sosial dan teknik relaksasi untuk mengelola kecemasan.
Teori Psikodinamik: Pendekatan ini menyoroti peran pengalaman masa lalu dan dinamika bawah sadar dalam perkembangan kecemasan sosial. Menurut teori ini, kecemasan sosial dapat berasal dari konflik internal atau ketidakseimbangan dalam struktur kepribadian individu, yang mungkin berasal dari pengalaman masa kecil atau hubungan interpersonal yang tidak sehat. Terapi psikodinamik bertujuan untuk membawa kesadaran terhadap konflik bawah sadar dan memfasilitasi pemahaman dan integrasi pengalaman masa lalu yang mungkin menjadi sumber kecemasan.
Teori Neurobiologis: Pendekatan ini meneliti dasar biologis dari kecemasan sosial, termasuk keterlibatan sistem saraf otonom dan neurotransmitter tertentu seperti serotonin dan dopamin. Studi neuroimaging telah menunjukkan perbedaan dalam aktivitas otak individu dengan kecemasan sosial dalam respons terhadap situasi sosial tertentu. Penanganan farmakologis, seperti penggunaan antidepresan atau obat penenang, didasarkan pada teori ini untuk mengatur aktivitas neurotransmitter tertentu dan mengurangi gejala kecemasan.
Teori Sosial: Pendekatan ini menyoroti peran faktor sosial, termasuk norma sosial, budaya, dan pengalaman sosial dalam perkembangan kecemasan sosial. Teori ini menekankan bagaimana stigmatisasi terhadap kelemahan sosial atau penilaian negatif dari lingkungan sosial dapat memperburuk kecemasan sosial. Terapi kelompok dan intervensi yang memperkuat dukungan sosial dapat menjadi bagian dari pendekatan penanganan yang didasarkan pada teori ini.

Setiap teori memberikan wawasan yang berharga tentang asal-usul, pemeliharaan, dan penanganan kecemasan sosial, dan seringkali pendekatan terapeutik yang efektif melibatkan gabungan dari beberapa teori ini.

Diagnosis
Diagnosis kecemasan sosial biasanya didasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), yang saat ini adalah DSM-5. Berikut adalah kriteria diagnosis utama untuk gangguan kecemasan sosial menurut DSM-5:

Ketakutan atau Kecemasan yang Persisten: Individu merasakan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan terhadap satu atau lebih situasi sosial atau kinerja, di mana individu mungkin diawasi, dihakimi, atau dievaluasi oleh orang lain. Ketakutan ini berlangsung hingga interaksi sosial berlangsung atau sampai situasi tersebut selesai.
Ketidaknyamanan yang Signifikan atau Ketakutan akan Situasi Sosial: Individu mengalami ketidaknyamanan yang signifikan atau ketakutan terhadap situasi sosial yang diprediksi atau dihadapi, dan seringkali menghindari situasi-situasi tersebut atau menanggapi dengan ketidaknyamanan atau ketakutan yang berlebihan.
Penghindaran Atau Ketidakmampuan yang Signifikan dalam Situasi Sosial: Individu secara konsisten menghindari atau menahan diri dari situasi sosial yang diprediksi atau dihadapi, atau menanggapi dengan ketidakmampuan yang signifikan.
Ketidaknyamanan yang Signifikan atau Ketakutan yang Berdampak pada Kehidupan Sosial atau Fungsional: Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tersebut menyebabkan penderitaan yang signifikan atau gangguan fungsional dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau aktivitas lainnya.
Ketidaknyamanan atau Kecemasan yang Persisten atau Lama: Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tersebut berlangsung selama enam bulan atau lebih.
Selain kriteria di atas, diagnosis kecemasan sosial juga mempertimbangkan apakah gejala tersebut tidak disebabkan oleh kondisi medis atau penggunaan zat tertentu, serta apakah gejala tersebut tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental atau neurodevelopmental lainnya.

Sebelum diagnosis ditegakkan, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh oleh seorang profesional kesehatan mental yang berkualifikasi, seperti seorang psikiater atau psikolog, untuk memastikan bahwa gejala tersebut memenuhi kriteria diagnosis dan untuk mengecualikan kemungkinan adanya kondisi medis lain yang mendasarinya.

Penyembuhan
Penyembuhan kecemasan sosial melibatkan berbagai pendekatan terapeutik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Berikut adalah beberapa strategi yang umumnya digunakan dalam penanganan kecemasan sosial:

Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): CBT adalah pendekatan terapeutik yang terbukti efektif dalam mengobati kecemasan sosial. Terapi ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif serta perilaku menghindar yang terkait dengan kecemasan sosial. Teknik yang digunakan dapat mencakup latihan keterampilan sosial, desensitisasi sistematis, dan pemusatan perhatian pada realitas objektif daripada ketakutan subjektif.
Terapi Psikodinamik: Terapi psikodinamik bertujuan untuk membawa kesadaran terhadap konflik bawah sadar dan pengalaman masa lalu yang mungkin menjadi sumber kecemasan sosial. Dengan bekerja melalui konflik tersebut, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi kecemasan sosial.
Terapi Kelompok: Terapi kelompok dapat memberikan dukungan sosial dan kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial dalam lingkungan yang mendukung. Berpartisipasi dalam kelompok terapi juga dapat membantu individu untuk merasa lebih terhubung dengan orang lain yang mengalami masalah serupa, mengurangi rasa isolasi, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Pengobatan Farmakologis: Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan seperti antidepresan (misalnya, selective serotonin reuptake inhibitors/SSRI) atau obat penenang (misalnya, benzodiazepines) dapat membantu mengurangi gejala kecemasan sosial. Penggunaan obat-obatan harus diawasi oleh seorang profesional kesehatan mental dan seringkali digunakan bersamaan dengan terapi lainnya.
Teknik Relaksasi dan Mindfulness: Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, dan yoga dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Latihan mindfulness juga dapat membantu individu untuk menjadi lebih sadar akan pikiran dan perasaan mereka tanpa menilainya, yang dapat membantu mengurangi reaktivitas terhadap situasi sosial yang menantang.
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan yang efektif untuk setiap individu dapat bervariasi, dan seringkali kombinasi dari beberapa strategi tersebut yang paling efektif. Konsultasikan dengan seorang profesional kesehatan mental untuk menentukan rencana perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.

Kesimpulan
Gangguan kecemasan adalah kondisi mental yang serius yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang secara signifikan. Berikut beberapa poin penting dalam menyimpulkan gangguan kecemasan:

Pengalaman yang Mengganggu: Kecemasan bukanlah sekadar perasaan khawatir atau tegang yang gejala awalnya dapat diterima dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan kecemasan berkembang menjadi kondisi yang mengganggu, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, dan bahkan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau hubungan individu dengan orang lain.
Pentingnya Diagnosis dan Penanganan yang Tepat: Diagnosis gangguan kecemasan harus dilakukan oleh profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Penanganan yang tepat termasuk terapi psikologis, obat-obatan, atau kombinasi keduanya, tergantung pada tingkat keparahan dan preferensi individu.
Pendekatan Holistik: Dalam menangani gangguan kecemasan, pendekatan holistik yang memperhatikan aspek fisik, emosional, dan psikologis individu seringkali efektif. Ini bisa termasuk perubahan gaya hidup sehat, teknik relaksasi, dukungan sosial, dan terapi psikologis.
Pentingnya Dukungan dan Pemahaman: Bagi individu yang mengalami gangguan kecemasan, dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat umum sangatlah penting. Pemahaman tentang gangguan kecemasan juga membantu mengurangi stigma dan memberikan lingkungan yang mendukung bagi individu yang terkena.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang gangguan kecemasan dan upaya yang tepat dalam penanganannya, diharapkan individu yang terkena dapat mengelola gejalanya dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.





Referensi

Permatasari, D., & Utami, R. (2017). Peran Faktor Psikososial dalam Perilaku Self-Harm pada Remaja dengan Gangguan Depresi. Jurnal Psikologi Abnormal, 3(2), 75-88.
Wibowo, A., & Handayani, A. (2021). Gangguan Kecemasan. Jurnal Psikologi Abnormal, 7(1), 30-42.
Turk, C. L., Heimberg, R. G., & Hope, D. A. (2001). Social anxiety disorder. In D. H. Barlow (Ed.), Clinical handbook of psychological disorders: A step-by-step treatment manual (3rd ed., pp. 114–153). Guilford Press.


0 komentar:

Posting Komentar