Viral!
Anak Aniaya Ibu Kandung Hingga Babak Belur karena Tak Dibelikan Motor RX King:
Antara Emosi dan Gangguan Mental?
Tugas
Individu Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA.
Nama
: Chornelia Minar Tampubolon
Nim
: 22310410078
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Viral! Anak Aniaya Ibu
Kandung Hingga Babak Belur karena Tak Dibelikan Motor RX King: Antara Emosi dan
Gangguan Mental?
Baru-baru ini media
sosial digemparkan dengan berita seorang anak di Aceh Tengah yang tega
menganiaya ibu kandungnya hingga babak belur. Alasannya pun terbilang sepele:
anak tersebut kesal karena tidak dibelikan motor RX King oleh sang ibu.
Peristiwa ini tentu memicu rasa geram dan prihatin di masyarakat.
Di balik kisah tragis
ini, muncul pertanyaan: apakah tindakan anak tersebut dapat dikategorikan
sebagai perilaku abnormal yang berkaitan dengan gangguan mental?
Memahami Konsep dan Karakteristik Gangguan Abnormal
Sebelum membahas
kaitannya dengan kasus viral ini, mari kita pahami terlebih dahulu konsep dan
karakteristik gangguan abnormal. Gangguan abnormal secara umum didefinisikan
sebagai pola perilaku, pikiran, dan emosi yang menyimpang dari norma yang
diterima dan menyebabkan penderitaan bagi individu maupun orang di sekitarnya.
Beberapa karakteristik
utama dari gangguan abnormal meliputi:
1. Ketidaksesuaian
dengan norma: Perilaku individu dianggap tidak sesuai dengan norma dan
ekspektasi sosial yang berlaku.
2. Disfungsi: Perilaku
individu menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
dalam pekerjaan, hubungan sosial, atau kemampuan mengurus diri sendiri.
3. Distress: Perilaku
individu menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kembali ke kasus anak yang menganiaya ibu kandungnya, terdapat beberapa kemungkinan yang perlu dipertimbangkan :
1. Perilaku anak tersebut dapat dilihat sebagai contoh dari perilaku ganguan abnormal yang disebut dengan "Narcissistic Personality Disorder" (NPD). NPD adalah suatu gangguan mental yang ditandai oleh kecenderungan untuk berpikir bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan memiliki kebutuhan yang tidak wajar untuk diperhatikan dan dihormati oleh orang lain. Dalam kasus ini, anak tersebut menunjukkan tanda-tanda NPD ketika ia menganiaya ibunya karena tidak diberikan motor RX King. Perilaku ini menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki kebutuhan yang tidak wajar untuk diperhatikan dan dihormati oleh orang lain, serta memiliki kecenderungan untuk berpikir bahwa diri sendiri adalah yang paling penting.
Karakteristik dari gangguan NPD yaitu tampilan mereka egois dan sombong, tidak memiliki bentuk empati, adanya kebencian terhadap orang lain atau keyakinan bahwa orang lain membencinya, terdapat perilaku menindas secara interpersonal, memiliki rasa "berhak", adanya keinginan dan sikap yang tidak beralasan, keyakinan nya luar biasa, logika yang muluk tentang mementingkan diri sendiri, dan fiksasi dengan fantasi kesuksesan tanpa batas. Karakteristik NPD ini dapat dilihat dari segi individualitas, pengarahan diri sendiri, empati, dan kedekatan/relasi.
2. Kemungkinan Gangguan Kepribadian: Ada kemungkinan anak tersebut memiliki gangguan kepribadian yang ditandai dengan impulsivitas, agresivitas, dan kurangnya empati. Hal ini dapat menjelaskan perilakunya yang mudah marah dan tidak mampu mengendalikan emosinya.
3. Kemungkinan Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti pendidikan yang kurang optimal, paparan kekerasan dalam rumah tangga, atau kurangnya figur orang tua yang positif juga dapat berkontribusi pada perilaku agresif anak.
Kesimpulan
Kasus anak yang
menganiaya ibu kandungnya merupakan tragedi yang memprihatinkan. Perilaku
agresifnya dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kemungkinan gangguan
mental.
Penting untuk tidak
menjustifikasi atau menyalahkan anak tersebut tanpa memahami akar
permasalahannya. Penilaian profesional dan penanganan yang tepat sangat
diperlukan untuk membantu anak tersebut agar dapat mengelola emosinya dengan
lebih baik dan tidak lagi melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri
maupun orang lain.







0 komentar:
Posting Komentar