Jumat, 03 Mei 2024

Chornelia Minar Tampubolon : Viral! Anak Aniaya Ibu Kandung Hingga Babak Belur karena Tak Dibelikan Motor RX King: Antara Emosi dan Gangguan Mental?

 

Viral! Anak Aniaya Ibu Kandung Hingga Babak Belur karena Tak Dibelikan Motor RX King: Antara Emosi dan Gangguan Mental?

Tugas Individu Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA.

 


Nama : Chornelia Minar Tampubolon

Nim : 22310410078

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Viral! Anak Aniaya Ibu Kandung Hingga Babak Belur karena Tak Dibelikan Motor RX King: Antara Emosi dan Gangguan Mental?

Baru-baru ini media sosial digemparkan dengan berita seorang anak di Aceh Tengah yang tega menganiaya ibu kandungnya hingga babak belur. Alasannya pun terbilang sepele: anak tersebut kesal karena tidak dibelikan motor RX King oleh sang ibu. Peristiwa ini tentu memicu rasa geram dan prihatin di masyarakat.

Di balik kisah tragis ini, muncul pertanyaan: apakah tindakan anak tersebut dapat dikategorikan sebagai perilaku abnormal yang berkaitan dengan gangguan mental?

Memahami Konsep dan Karakteristik Gangguan Abnormal

Sebelum membahas kaitannya dengan kasus viral ini, mari kita pahami terlebih dahulu konsep dan karakteristik gangguan abnormal. Gangguan abnormal secara umum didefinisikan sebagai pola perilaku, pikiran, dan emosi yang menyimpang dari norma yang diterima dan menyebabkan penderitaan bagi individu maupun orang di sekitarnya.

Beberapa karakteristik utama dari gangguan abnormal meliputi:

1. Ketidaksesuaian dengan norma: Perilaku individu dianggap tidak sesuai dengan norma dan ekspektasi sosial yang berlaku.

2. Disfungsi: Perilaku individu menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, hubungan sosial, atau kemampuan mengurus diri sendiri.

3. Distress: Perilaku individu menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kembali ke kasus anak yang menganiaya ibu kandungnya, terdapat beberapa kemungkinan yang perlu dipertimbangkan :

1. Perilaku anak tersebut dapat dilihat sebagai contoh dari perilaku ganguan abnormal yang disebut dengan "Narcissistic Personality Disorder" (NPD). NPD adalah suatu gangguan mental yang ditandai oleh kecenderungan untuk berpikir bahwa diri sendiri adalah yang paling penting dan memiliki kebutuhan yang tidak wajar untuk diperhatikan dan dihormati oleh orang lain. Dalam kasus ini, anak tersebut menunjukkan tanda-tanda NPD ketika ia menganiaya ibunya karena tidak diberikan motor RX King. Perilaku ini menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki kebutuhan yang tidak wajar untuk diperhatikan dan dihormati oleh orang lain, serta memiliki kecenderungan untuk berpikir bahwa diri sendiri adalah yang paling penting.

Karakteristik dari gangguan NPD yaitu tampilan mereka egois dan sombong, tidak memiliki bentuk empati, adanya kebencian terhadap orang lain atau keyakinan bahwa orang lain membencinya, terdapat perilaku menindas secara interpersonal, memiliki rasa "berhak", adanya keinginan dan sikap yang tidak beralasan, keyakinan nya luar biasa, logika yang muluk tentang mementingkan diri sendiri, dan fiksasi dengan fantasi kesuksesan tanpa batas. Karakteristik NPD ini dapat dilihat dari segi individualitas, pengarahan diri sendiri, empati, dan kedekatan/relasi.

2. Kemungkinan Gangguan Kepribadian: Ada kemungkinan anak tersebut memiliki gangguan kepribadian yang ditandai dengan impulsivitas, agresivitas, dan kurangnya empati. Hal ini dapat menjelaskan perilakunya yang mudah marah dan tidak mampu mengendalikan emosinya.

3. Kemungkinan Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti pendidikan yang kurang optimal, paparan kekerasan dalam rumah tangga, atau kurangnya figur orang tua yang positif juga dapat berkontribusi pada perilaku agresif anak.

Kesimpulan

Kasus anak yang menganiaya ibu kandungnya merupakan tragedi yang memprihatinkan. Perilaku agresifnya dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kemungkinan gangguan mental.

Penting untuk tidak menjustifikasi atau menyalahkan anak tersebut tanpa memahami akar permasalahannya. Penilaian profesional dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu anak tersebut agar dapat mengelola emosinya dengan lebih baik dan tidak lagi melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar