TRADISI PENDUDUK DESA DALAM MENYUMBANG
Nama: Asmi Wati
Nim: 22310410123
UAS: Psikologi Sosial
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
1.
Permasalahan
dari kasus tersebut adalah penduduk merasa terbebani karena mengikuti adat dan kebiasaan yang mewajibkan setiap keluarga untuk
menyumbang 120 kotak makanan dalam berbagai acara, seperti ada anggota keluarga
yang dikhitan(disunat), kematian anggota keluarga, hal ini bisa menjadi beban
finansial dan logistic yang berat. Serta dapat menyebabkan kesulitan bagi mereka yang
mengalami kesulitan finansial atau tidak mampu memenuhi kewajiban ini. Selain
itu, ada potensi bagi beberapa orang untuk hanya berpartisipasi secara formal
tanpa menyumbang makanan yang sebenarnya, yang dapat merusak nilai dan tujuan
asli dari tradisi ini.
2.
Jika saya tinggal di daerah tersebut dan
mengalami permasalahan terkait kewajiban menyumbang, saya akan mencoba
berbicara dengan para tetangga dan pemuka adat untuk mmencari solusi yang lebih
adil dan berkelanjutan. Misalnya saya akan mencoba mengusulkan system rotasi
atau dana social untuk membantu keluarga yang mengalami kesulitan finansial,
sehingga beban bisa lebih terbagi secara merata dan tidak terlalu memberatkan
satu keluarga tertentu.
Meningkatkan komunikasi dengan
tetangga agar tidak merasa terbebani sendiri dan berusaha untuk menciptakan kesadaran tentang
kondisi finansial keluarga dan menyampaikan pentingnya fleksibilitas dalam tradisi
ini, serta mencoba membangun kesepahaman
tentang pentingnya memberi dukungan bagi mereka yang mengalami kesulitan
finansial sehingga mereka dapat tetap
berpartisipasi tanpa merasa terbebani.
Mengajukan gagasan untuk membentuk
dana social atau komite yang membantu keluarga yang mengalami kesulitan
finansial sehingga semua tetangga dapat berpartisipasi dengan lebih mudah.
3.
Menurut
saya, Situasi ini menunjukan perilaku bergotong royong dalam masyarakat, karena
dengan mengikuti tradisi desa tersebut masyarakat dapat bekerja sama dan saling
tolong menolong. Meskipun kewajiban
menyumbang makanan mungkin terasa berat bagi individu , tetapi tradisi ini mencerminkan
atau menunjukan adanya rasa saling peduli
dan berbagi diantara penduduk desa. Perilaku tersebut muncul sebagai
bentuk solidaritas dan dukungan social didalam komunitas. Ketakutan terhadap
dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga juga dapat berperan di sini,
karena tidak mengikuti adat dan kebiasaan dapat menyebabkan isolasi sosial atau
merusak hubungan dengan tetangga. Agar hal tersebut tidak terjadi kita harus
meningkatkan komunikasi bersama tetangga dan saling bekerja sama dalam
mengikuti tradisi penduduk desa tersebut.
4.
Berdasarkan
teori bandura, saya dapat mengajarkan pada anak saya tentang konformitas
terhadap perilaku menyumbang tersebut adalah hal yang baik untuk dilakukan
karena dapat saling menolong sesame manusia, dengan pedekatan yang penuh
pemahaman dan mengajaknya untuk melihat manfaat dan nilai-nilai positif dari
partisipasi dalam tradisi ini dan kita dapat menyampaikan bahwa dengan
berpartisipasi, mereka menjadi bagian dari komunitas yang peduli dan saling
mendukung satu sama lain. Namun, dari
tradisi tersebutkita juga harus mengajarkan pentingnya kritis berpikir dan mempertimbangkan
kondisi finansial keluarga serta memberi dukungan bagi mereka yang kesulitan
memenuhi kewajiban ini serta berbicara tentang bagaimana system tersebut dapat
diperbaiki agar lebih adil dan berkelanjutan. Selain itu, kita juga perlu
mengajarkan mereka untuk memahami bahwa perubahan dan adaptasi kadang-kadang
diperlukan dalam tradsi dan norma social dan kita harus menekankan pentingnya
berkontribusi dengan sukarela dan tulus, tanpa merasa terpaksa atau terbebani.
5.
Secara
makro, perilaku menyumbang ini dapat dihubungkan dengan teori niccolo Machiavelli
tentang akhir menghalalkan sarana. Dalam konteks pilkada atau pemilihan kepala
daerah, beberapa orang mungkin menganggap bahwa dengan aktif menyumbang makanan
dan terlibat dalam tradisi ini, mereka akan mendapatkan dukungan, simpati dari
tetangga dan masyarakat luas. Mereka mungkin percaya bahwa aksi konformitas ini
akan membantu memperkuat basis dukungan politik mereka dan memberikan
keuntungan dalam pemilihan. Dalam pandangan Machiavelli, terkadang tindakan
pragmatis dan strategis seperti ini dianggap sah demi mencapai tujuan politik. Namun,
penting untuk mencatat bahwa hubungan antara tradisi social dan politik harus
dilihat dengan kritis dan tidak boleh digunakan untuk tujuan politik yang tidak
etis, seperti memanfaatkan tradisi untuk keuntungan pribadi atau mendapatkan
dukungan dengan cara yang tidak jujur. Selain itu hal ini harus dilihat dengan
hati-hati karena dapat menimbulkan potensi penyalahgunaan dan pandangan yang
kurang etis terhadap tradisi dan
nilai-nilai social.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/10892/4579
https://docplayer.info/78547052-Pemaknaan-tradisi-nyumbang-dalam-pernikahan-di-masyarakat-desa-kalikebo-trucuk-klaten.html
0 komentar:
Posting Komentar