TRADISI NYUMBANG PADA MASYARAKAT DI JAWA
UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Mata Kuliah
Psikologi Sosial
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr., Dra. Arundati
Shinta, MA.
Nama :
Vina Anggraini Yosi Ningrum
22310410105
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
2023
Abstrak :
Masyarakat
desa memiliki konsep kehidupan bersama gotong royong dan memiliki rasa tanggung
jawab seperti contoh Kehidupan masyarakat di pulau jawa tidak jauh dari kata tradisi
atau upacara adat, salah satu tradisi yang masih melekat dan dilestarikan pada
masyarakat jawa adalah tradisi nyumbang, nyumbang bertujuan untuk membantu
seseorang penyelenggara hajatan. Faktor timbal balik yang berlaku pada
tradisi nyumbang menjadi dasar masih melekatnya nilai resiprositas
pada berbagai jenis sumbangan yang selama ini dilakukan. Kebanyakan
perempuanlah yang turut aktif dalam tradisi sumbang menyumbang ini. Awalnya
masyarakat hanya menyumbang uang tetapi dengan berjalannya waktu ada juga yang
menyumbang barang. Serta juga melihat alasan mengapa masyarakat masih
mempertahankan tradisi nyumbang dalam bentuk hajatan, pernikahan,pemakaman atau
acara lainnya. Tradisi ini diyakini dapat mempererat tali persaudaraan antar
masyarakat dan meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat. Nyumbang juga
dimaknai sebagai nilai kerukunan untuk menjalin silaturahmi dan juga dimaknai
sebagai bentuk solidaritas masyarakat membantu sesama tanpa pamrih namun di
sisi lain tradisi ini menjadi beban standardisasi nominal pada masyarakat,
khususnya masyarakat miskin. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting
untuk memenuhi tradisi ini, dengan peran keluarga sangat penting agar anak-anak
atau keturunannya dapat terus mendukung tradisi nyumbang tersebut.
Kata
Kunci : Tradisi Nyumbang,Masyarakat,Hajatan.
A.
PENDAHULUAN
Nyumbang adalah salah satu kegiatan yang biasanya memberikan
bantuan kepada penyelenggara hajatan berupa tenaga,waktu,uang maupun barang.
Nyumbang merupakan tradisi turun temurun yang biasanya kebanyakan dilakukan
oleh perempuan, peran laki laki pada hajatan biasanya membantu memasang tarub,
dekorasi, hiasan dll yang menggunakan tenaga, sedangkan perempuan memasak
didapur untuk perjamuan tamu yang akan menghadiri hajatan.
Nyumbang merupakan kegiatan gotong royong karena terdapat unsur saling
membantu atau tolong menolong. namun kegiatan
nyumbang juga terdapat unsur resiprositas dimana ada unsur pertukaran dalam
kegiatan nyumbang. Masyarakat mempercayai bahwa berapapun uang atau barang
serta tenaga yang dikeluarkan, maka suatu saat akan kembali seperti yang sudah
dikeluarkannya, Resiprositas merupakan hubungan timbal balik dan pertukaran
antara individu dengan individu atau antara kelompok dengan kelompok.
Resiprositas memiliki posisi sosial yang sama diantara mereka meskipun mereka
memiliki status sosial, dan tingkat kekayaan yang berbeda.
Tradisi ini
terkenal unik karena nominal uang yang dikeluarkan juga tidak sedikit sudah ada
standar umum atau standar pantas untuk uang sumbangan hajatan nikah yang
terkadang standar itu tidak sesuai dengan semua lapisan ekonomi masyarakat
tertentu.
Sedangkan
tradisi rewang merupakan pertukaran sosial, mempunyai nilai ekonomi bagi
masyarakat untuk mengurangi beban biaya dan tenaga. Kepada prmilik hajat, Sumbangan
yang diterima akan dikembalikan suatu hari nanti Untuk mengidealkan bentuk dan
jumlah dengan apa yang diterimanya. Pengembalian sumbangan harus disesuaikan
dengan perkembangan nilai tukar. Kekuatan sistem hubungan saling memberi dan
menerima serta sistem yang sudah menjadi kebiasaan Dalam kehidupan masyarakat,
kemunculan sistem ini terus berlanjut. tradisi nyumbang masih memiliki
kekuatan sosial untuk mengikat masyarakat. Meskipun oleh sebagian kalangan
dianggap hanya menjadi beban ekonomi, sehingga tradisi nyumbang menjadi talik
ulur antara ikatan solidaritas sosial warga dan beban ekonomi.
B. Dampak
Nyumbang Di Bidang Ekonomi
Dalam
upaya menciptakan keharmonisan masyarakat dan memenuhi kewajiban sosial,
masyarakat desa umumnya patuh kepada budaya yang ada didaerahnya, masyarakat
akan mengesampingkan kebutuhan yang lebih penting agar dapat menyumbang ,mereka
tidak ingin dianggap tidak bisa bersosialisasi dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat.
Upaya
yang akan dilakukan masyarakat jika mereka kalangan orang miskin yaitu mereka
akan berhutang kepada orang lain untuk memenuhi undangan hajatan tersebut.namun
meminjam kepada sesame warga merupakan hal yang biasa bagi masyarakat
pedesaan,mereka saling memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan
dengan cara memberi pinjaman dengan perjanjian uang tersebut akan dikembalikan.
Akibat inilah mereka tidak memiliki biaya dan tabungan untuk kehidupan
selanjutnya yang akan mereka jalani kecuali orang orang kaya.
Selain
itu upaya yang masyarakat lakukan untuk memenuhi standar sosialnya mereka juga
akan menjual barang berharga miliknya ,tentunya itu sangat merugikan diri
sendiri. Jika mereka memiliki barang berharga mereka lebih memilih untuk
menjualnya dari pada harus meminjam kepada tetangga atau masyarakat desa untuk
mengurangi resiko tidak bias mengembalikan sesuai nominal yang telah dipinjam.
C. Dampak
di bidang sosial
Menyumbang
merupakan tradisi yang turun temurun dan sulit untuk diberhentikan, Nyumbang
juga dimaknai sebagai nilai kerukunan untuk menjalin silaturahmi dan juga
dimaknai sebagai bentuk solidaritas masyarakat membantu sesama tanpa pamrih,
seseorang yang akan melakukan prosesi pernikahan biasanya diawali dengan
pemberian undangan kepada masyarakat yang ada disekitarnya ,biasanya di barengi
dengan memberikan sembako berupa gula teh maupun rokok dengan maksud agar orang
tersebut membantu serangkaian hajatan tersebut seperti membantu memasak untuk
disajikan kepada para tamu, memasang tenda ,menata kursi, memasang dekorasi
bagi laki laki.
Bagi tamu
undangan yang hanya diberikan undangan mereka wajib dating atau menitipkan
sumbangan kepada orang yang dipercaya ,jika hal tersebut tidak dilakukan
biasanya seseorang tersebut terpandang negative bahkan sampai dikucilkan,karena
setelah prosesi pernikahan selesai akan di hitung dan dilihat kembali siapa
yang menyumbang karena sudah tertulis di buku hadir tamu.
Seorang yang
tidak hadir saat diundang akan menjadi perbincangan negative di masyarakat
,akan dicela dikucilkan bahkan di ejek, sebaliknya seseorang yang hadir akan
mendapatkan pujian dan disenangi masyarakat.
D. Penjelas
Pandangan Albert
Bandura Terhadap Teori Humanisme
Teori belajar
sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan pada komponen kognitif dari
pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, Teori belajar sosial sering
disebut sebagai jembatan antara teori behavioristik dan kognitivistik karena
meliputi perhatian, memori, dan motivasi (Bandura, A., 1977). Teori belajar
sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Kebanyakan
perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari
mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk
bertindak. Berbeda dengan teori perkembangan anak lainnya, Albert Bandura
menganggap setiap anak tetap bisa belajar hal baru meski tidak melakukannya
secara langsung. Syaratnya, anak sudah pernah melihat orang lain melakukannya,
terlepas apapun medianya (Bandura, A., 1977). Di sinilah peran elemen sosial,
bahwa seseorang bisa belajar informasi dan perilaku baru dengan melihat orang
lain melakukannya.
Dengan adanya
teori Albert Bandura Terhadap Teori Humanisme
saya tidak perlu mengajarkan anak saya terhadap tradisi menyumbang
karena itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat yang dengan mudah dicontoh anak
anak.
Teori Nicolo Machiavelli
memandang
kekuasaan bukanlah semata mata untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi itu
semua adalah untuk kehormatan dan kesejahteraan negara.
Perilaku
menyumbang ini tidak sesuai dengan seseorang yang ingin menang pilkada karena
orang menyumbang itu memberikan barang atau uang yang bertujuan untuk membantu
pemilik hajat dan mempereratkan tali persaudaraan jika orang yang ingin menang pilkada
hanya semata mata untuk kepentingan diri sendiri ,menyogok seseorang agar
memilihnya.
E.
Kesimpulan
Budaya
menyumbang ini menuai beberapa pro dan kontra di masyarakat ,bermacam macam
akibat dan pengaruh baik maupun buruk terhadap dalam hubungan social masyarakat
setempat yang melakukannya secara turun temurun, masyarakat menjujung tinggi
nilai budaya yang ada dan melaksanakannya secara wajib atau diutamakan.
Banyak
manfaat pada budaya ini karena banyak menimbulkan hal positif seperti
menjadikan saling kenal mengenal terhadap tetangga ,rukun masyarakat , adanya
keinginan bergotong royong, saling membantu satu sama lain, dan memper erat
tali silaturahmi ,walaupun disamping itu ada hal negative sebaiknya kita
minimalisir.
Saran
agar
budaya menyumbang ini menjadi hal yang positif dan patut dilstarikan sebaiknya
kita mengurangi hal yang tidak pantas dan yang merugikan masyarakat,pelaksanaan
budaya menyumbang seharusnya di sesuaikan dengan keadaan desa karena tak jarang
seseorang mengutamakan gengsi, dan meningkatkan kesadaran diri dari warga dalam
melaksanakan budaya yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
setiawan,eko (2002) ,POTRET RESIPROSITAS TRADISI
NYUMBANG PADA PEREMPUAN PERDESAAN DI DESA KALIPAIT BANYUWANGI,Pusat Studi
Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia.
Lestari,soetji.sumarti,titik.K.pandjaitan,Kurmala.Tjondronegoro,S.M.P
(2012),Potret Resiprositas Dalam Tradisi Nyumbang Di Pedesaan Jawa di Tengah
Monetisasi Desa,jurnal Unair.
Suryana,adhitya(2017)
,Pemaknaan tradisi nyumbang dalam pernikahan di masyarakat desa kalikebo
,trucuk ,klaten,jurnal pendidikan sosiologi.
Bandura, A. (1977). Social Learning Theory.
New York: General Learning Press.
Mujahid,
Haikal. 2011. Etika dan Kekuasaan: Pemikiran Niccolo Machiavelli Atas Etika dan
Kekuasaan dalam Ranah Politik. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:
Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar