UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI SOSIAL
Disusun oleh :
Muhamad Ilham Janu
Nanda Syaputra
NIM 22310410007
KELAS KARYAWAN SJ
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023
Anda tinggal di desa di
Yogyakarta, yang mana adat dan kebiasaan penduduknya sangat unik. Jumlah
penduduk desa tersebut adalah sekitar 120 keluarga. Ketika anda memiliki anak
maka sebagai tanda syukur adalah anda harus menyumbang 120 kotak makanan untuk
tetangga anda. Ketika salah satu anggota keluarga anda meninggal dan harus
membuat upacara penghormatan bagi kerabat yang meninggal, maka anda juga harus
menyumbang 120 kotak makanan untuk ,anda juga harus menyumbang 120 kotak
makanan untuk tetangga anda. Kebiasaan itu dilakukan oleh seluruh penduduk desa
tersebut. Artinya, anda sebagai salah satu penduduk di desa itu, maka anda
selain harus menyumbang, anda akan sering menerima kotak makanan dari tetangga
anda. Berdasarkan situasi tersebut, jawablah pertanyaan berikut.
1.
Apa permasalahan
dari kasus tersebut di atas? Ingatlah, yang disebut dengan permasalahan adalah
yang menyimpang dari keadaan ideal.
Permasalahan dari
kasus tersebut adalah bahwa wajibnya menyumbang 120 kotak makanan dalam
berbagai acara seperti kelahirana anak, upacara penghormatan, dan syukuran bisa
menjadi beban bagi penduduk desa yang kurang mampu. Selain itu, karena semua
penduduk desa melaksankan kebiasaan ini, dapat menjadi pengeluaran tambahan
yang cukup besar bagi setiap keluarga, terutama jika terjadi beberapa peristiwa
dalam waktu yang bersamaan.
2.
Bila anda tinggal
di daerah itu dan mengalami permasalahan dalam nomor 1 tersebut, apa yang akan
anda lakukan? Ingatlah, pindah tempat tinggal adalah sangat sulit karena butuh
biaya yang luar biasa banyak.
Jika saya tinggal
di daerah tersebut dan mengalami masalah dengan wajibnya menyumbang 120 kotak
makanan dalam berbagai acara saya akan mencoba berbicara dengan tokoh-tokoh
masyarakat atau pihak yang memiliki pengaruh di desa tersebut. Saya akan
mengajukan gagasan untuk membahas dan mempertimbangkan kemungkinan mengurangi
jumlah kotak makanan yang harus disumbangkan, agar beban ekonomi bagi penduduk
desa bisa lebih ringan. Selain itu, saya akan membangun kesadaran dan diskusi
diantara warga desa tentang bagaimana menjaga tradisi dan adab yang unik,
tetapi juga menghadapi realitas ekonomi yang ada. Mungkin akan ada kemungkinan
untuk menemukan alternatif atau penyesuaian yang tetap menghormati adat dan
kebiasaan tetapi lebih terjangkau bagi seluruh masyarakat desa.
3.
Apakah situasi
tersebut menunjukkan perilaku bergotong royong atau adanya ketakutan akan
dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga? Alasan anda?
Menurut saya
situasi tersebut lebih menunjukkan perilaku gotong royong daripada ketakutan
akan dampak dari perilaku tidak conform pada tetangga. Hal ini dapat dijelaskan
dengan beberapa alasan :
a.
Perilaku menyumbang kotak makanan untuk tetangga dalam
berbagai acara menunjukkan adanya nilai dan sikap gotong royong yang kuat di
desa tersebut. Ini menandakan bahwa masyarakat disana memiliki kecenderungan
untuk saling membantu dan bekerjasama dalam momen-momen penting dalam kehidupan
mereka.
b.
Walaupun ada kewajiban menyumbang 120 kotak makanan,
tetapi ini juga berarti setiap anggota keluarga akan saling menerima kotak
makanan dari tetangga mereka saat menghadapi acara-acara yang sama. Hal ini
menunjukkan bahawa adat dan kebiasaan ini dijalankan secara timbal balik,
dimana ketika seseorang memberi, mereka juga menerima dukungan dari tetanga
mereka saat menghadapi acara yang serupa.
c.
Meskipun ada kewajiban, masyarakat mungkin merasa bangga
dan terikat dengan adat dan kebiasaan ini, sehingga lebih menganggapnya sebagai
bentuk ekspresi rasa syukur dan solidaritas daripada ketakutan akan dampak dari
perilaku tidak conform.
Namun,
tentu saja bisa ada seseorang yang merasa tertekan atau kesulitan dalma
memenuhi kewajiban tersebut, dan itulah mengapa penting untuk terus membuka
diskusi dan mencari cara untuk menjaga nilai gotong royong tanpa memberatkan
secara ekonomi setiap keluarga di desa tersebut.
4.
Sesuai dengan teori
Albert Bandura, apakah anda akan mengajarkan pada anak anda tentang konformitas
terhadap perilaku menyumbang tersebut? Alasan anda?
Saya dapat
memberikan pemahaman tentang teori Albert Bandura terkait konformitas pada anak
saya. Albert Bandura menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh
interaksi antara faktor lingkungan, faktor personal, dan faktor perilaku itu
sendiri. Salah satu konsep utama dalam teori ini adalah pembelajaran melalui
pengamatan dan pemodelan.
Jika saya mengajarkan
anak tentang konformitas terhadap perilaku menyumbang kotak makanan, penting
untuk mengakui bahwa mengajarkan nilai gotong royong dan solidaritas bisa
menjadi aspek positif. Saya juga menekankan pentingnya keseimbangan antara
mematuhi adat dan kebiasaan serta mempertimbangkan realitas ekonomi keluarga.
Penting bagi anak-anak untuk memahami nilai sosial dan budaya di lingkungan
mereka termasuk gotong royong. Namun, juga penting untuk mengajarkan mereka
tentang pengambilan keputusan yang bijaksana, memahami konsekuensi dari
tindakan mereka, dan berempati terhadap situasi orang lain.
5.
Secara makro,
apakah perilaku menyumbang ini sesuai dengan kebiasaan seseorang yang ingin
menang di pilkada (pemilihan kepala daerah)? Jawaban hendaknya menggunakan
teori dari Niccollo Machiavelli.
Secara makro,
perilaku menyumbang dalam konteks kebiasaan masyarakat di desa tersebut tidak
dapat sepenuhnya didefinisikan sebagai strategi yang sesuai dengam pandangan
Niccolo Machiavelli dalam politik. Nicollo Machiavelli menekankan bahwa
kenyataan politik yang realistis dan pragmatis dimana tujuan utama seorang
pemimpin adalah mempertahankan kekuasaan dan stabilitas negara seringkali
dengan menggunakan kekuatan dan manipulasi jika diperlukan.
Dalam perilaku
menyumbang di desa tersebut tidak menunjukkan bahwa perilaku ini didasarkan
pada keinginan politik atau menang di Pilkada. Tradisi dan adat yang
dilaksanakan oleh seluruh penduduk desa lebih berkaitan dengan nilai-nilai
budaya, gotong royong, dan solidaritas sosial daripada strategi politik untuk
mendapatkan dukungan politik. Perilaku menyumbang dalam kasus ini mungkin
dianggap kurang relevan dalam konteks ambisi politik karena itu lebih terkait
dengan nilai-nilai budaya lokal.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Albert_Bandura
POTRET RESIPROSITAS TRADISI
NYUMBANG PADA PEREMPUAN PERDESAAN DI DESA KALIPAIT BANYUWANGI. Equalita. Vol.
4, Issue 1, Juni 2022
POTRET RESIPROSITAS TRADISI
NYUMBANG DI PEDESAAN JAWA DI TENGAH MONETISASI DESA. Soetji Lestari, Titik
Sumarti, Nurmala K. Pandjaitan, S.M.P. Tjondronegoro
PEMAKAMAN TRADISI NYUMBANG
DALAM PERNIKAHAN DI MASYARAKAT DESA KALIKEBO, TRUCUK, KLATEN. Adhitya Suryana
dan Grendi Hendrastomo
0 komentar:
Posting Komentar