KEKUASAAN PRODUSER DAN KETERGANTUNGAN KONSUMENJuliani Mariati Larosa22310410072Program Studi PsikologiFakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Sebagai produser, seseorang tidak
hanya untuk memproduksi barang maupun jasa tetapi dia juga bisa merangkap
sebagai marketer (pemasar). Dalam perekonomian modern, kekuasaan produser dan
ketergantungan konsumen adalah dua aspek yang sangat penting. Produser memiliki
kekuatan besar dalam mempengaruhi pasar dan perilaku konsumen, sementara
konsumen cenderung menjadi tergantung pada produser untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan mereka. Namun, terdapat beberapa masalah yang terkait dengan
kekuasaan produser dan ketergantungan konsumen. Keahlian sebagai marketer
adalah sebuah keunggulan karena begitu banyak orang yang membenci pekerjaan
ini, dunia marketing merupakan salah satu pekerjaan yang dihindari oleh banyak
orang alasannya karena sifatnya yang dinamis dan mengalami banyak perubahan.
Perubahan-perubahan yang dimaksud harus sesuai dengan perkembangan zaman,
tetapi tentu saja tidak boleh lepas dari tiga komponen yakni konsumen,
kompetitor dan perusahaan. Namun keberhasilan marketing barang ataupun jasa
dalam hal ini tidak lepas dari karakteristik sumber-sumber barang atau jasa
yang dibuat oleh produser. Untuk itu produser harus memiliki keahlian atau
kekuasaan dengan melihat kebutuhan konsumen sehingga pemasaran barang atau jasa
bisa berjalan dengan baik. Konsumen menjadi tergantung pada produser ketika
barang atau sumber-sumber yang di inginkan itu sesuai dengan keinginan dan
harapan konsumen.
1) 3
Syarat konsumen Menjadi Tergantung pada Produser (Produser Berkuasa)
· Penting/Importance
Ketika produser memproduksi suatu
barang atau jasa seharusnya hal yang perlu dilihat adalah seberapa penting
barang atau jasa yang diproduksi itu untuk keperluan konsumen. Karena konsumen
tidak akan mau membelinya ketika menganggap barang atau jasa yang produser
produksi tidak penting. Hal ini menjadikan produser tidak berkuasa terhadap
konsumen karena konsumen tidak bergantung pada produser.
·
Jumlah Produksi Yang Sedikit
Dalam hal ini, produser harus
memproduksi barang atau jasa yang dikira sangat dibutuhkan oleh konsumen karena
jumlah atau produksinya yang sedikit. Karena ketika barang atau jasa diproduksi
oleh banyak organisasi dengan jumlah yang banyak, maka Konsumen akan mudah
mendapatkannya. Ini artinya produser tidak bisa berkuasa terhadap konsumen
karena konsumen tidak hanya bergantung pada kita.
·
Produksi Barang Atau Jasa Yang Tidak
Tergantikan
Produser akan berkuasa terhadap
konsumen karena konsumen bergantung pada produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produser. Bila produser memproduksi barang-barang yang serupa
dengan perusahaan atau organisasi lain, maka produser tidak bisa berkuasa
terhadap konsumen karena barang/jasa yang diproduksi bisa digantikan oleh
produksi organisasi lain.
2) Permasalah
Salah satu masalah utama adalah
ketidakseimbangan kekuasaan antara produser dan konsumen. Produser sering kali
memiliki pengaruh dominan dalam menentukan harga, kualitas, dan ketersediaan
produk. Hal ini dapat mengarah pada praktik-praktik tidak adil seperti
penentuan harga yang mahal, kualitas produk yang buruk, atau ketersediaan yang
terbatas. Ketergantungan konsumen pada produser kemudian menyebabkan mereka
sulit untuk melakukan perlawanan terhadap praktik-praktik tersebut.
Masalah lainnya adalah adanya
informasi yang tidak simetris antara produser dan konsumen. Produser memiliki
akses ke informasi yang lebih lengkap tentang produk dan pasar, sedangkan
konsumen seringkali kurang mendapatkan informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat. Hal ini membuat konsumen lebih rentan terhadap
praktik-praktik penipuan atau penjualan paksa yang dilakukan oleh produser.
3) Solusi
Solusi untuk masalah kekuasaan
produser dan ketergantungan konsumen dapat melibatkan beberapa pendekatan.
Pertama, perlu ada regulasi yang kuat dan efektif untuk melindungi konsumen
dari praktik-praktik tidak adil produser. Regulasi ini harus mencakup larangan
praktik monopoli, penentuan harga yang tidak adil, serta penyebaran informasi
yang salah atau menyesatkan. Dengan adanya regulasi yang memadai, konsumen akan
memiliki perlindungan hukum dan peluang untuk membela hak-hak mereka.
Selain itu, pendidikan konsumen juga
berperan penting dalam mengatasi masalah ini. Pendidikan konsumen dapat
memberdayakan konsumen dengan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang bijak. Konsumen yang teredukasi akan lebih mampu melihat
melampaui iklan dan promosi, membandingkan harga dan kualitas produk, serta
mengenali praktik penipuan atau penjualan paksa. Oleh karena itu, pendidikan
konsumen harus ditingkatkan dan dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Selanjutnya, meningkatkan persaingan
dalam pasar juga dapat membantu mengurangi kekuasaan produser yang dominan.
Dengan peningkatan jumlah produser dalam sebuah pasar dan adanya upaya untuk
mempromosikan inovasi dan efisiensi, akan ada lebih banyak pilihan bagi
konsumen dan kekuatan tawar-menawar yang lebih besar. Ini akan mendorong
produser untuk memberikan harga yang lebih kompetitif, meningkatkan kualitas
produk, dan memperbaiki pelayanan pelanggan.
Penting juga untuk meningkatkan
akses informasi bagi konsumen. Ini dapat dilakukan melalui penyediaan informasi
yang jelas dan transparan mengenai produk, termasuk spesifikasi, harga, dan
ulasan dari konsumen lain. Selain itu, pengembangan teknologi informasi dan
platform e-commerce yang memungkinkan konsumen untuk membandingkan berbagai
produk dan harga akan memudahkan mereka dalam membuat keputusan pembelian yang
lebih baik.
Dalam kesimpulannya, kekuasaan
produser dan ketergantungan konsumen adalah dua aspek yang saling terkait dalam
perekonomian modern. Namun, masalah kekuasaan produser dan ketergantungan
konsumen dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan kerugian bagi konsumen. Untuk
mengatasinya, diperlukan regulasi yang kuat, pendidikan konsumen, peningkatan
persaingan dalam pasar, serta akses informasi yang baik. Dengan langkah-langkah
ini, diharapkan konsumen dapat lebih cerdas dan terlindungi dalam bertransaksi
dengan produser.
Daftar
Pustaka
Amalia,
J.R. (2022). Analisis Perilaku Konsumtif
Dan Daya Beli Konsumen Terhadap Belanja Online
Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam -
JIEBI. 4(1), 1-16.
Subianto,
T. (2007). Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta Implikasinya Terhadap
Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi MODERNISASI . 3(3), Oktober 2007,
165-182.
Triandjojo,
I. (2014). Power Relation: Gaya Bahasa Penggambaran Kekuasaan. 1(1), Mei 2014,
74-91. https://unaki.ac.id/ejournal/index.php/jurnal-culture/article/download/88/9
http://bisnisukm.com/5-kunci-sukses-menjadi-seorang-marketing.html
0 komentar:
Posting Komentar