PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Farrel Purnama Putra
23310410109
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2025
Masalah limbah menjadi tantangan yang semakin mendesak di banyak lokasi, termasuk di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Peningkatan jumlah limbah domestik setiap hari tidak seimbang dengan sistem pengelolaan yang ada. Namun, di tengah kesulitan ini, terdapat sebuah inisiatif lokal yang menawarkan harapan: TPS 3R Randu Alas yang terletak di Dusun Candi Karang, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (3R) ini menjadi contoh nyata bagaimana komunitas dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
TPS Randu Alas berdiri di area seluas sekitar 400 meter persegi dan telah beroperasi selama lebih dari 5 tahun. Tempat ini melayani sekitar 400 keluarga dengan total limbah mencapai lebih dari 16 ton setiap bulan. Dari jumlah tersebut, lebih dari 2 ton berasal dari limbah organik yang masih bisa diolah kembali. Di sinilah peranan penting TPS 3R Randu Alas: mengelola, memilah, dan mendaur ulang sampah, bukan sekadar membuangnya ke lokasi pembuangan akhir (TPA).
Salah satu kelebihan TPS ini adalah penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) secara menyeluruh. Sampah yang diterima dipilah secara teratur, lalu diolah menjadi berbagai produk bernilai. Limbah organik diubah menjadi kompos padat, pupuk cair, dan bioaktivator (eco lindi), yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau dijual kepada masyarakat. Selain itu, TPS ini juga membudidayakan larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot untuk mengolah limbah organik, yang hasilnya digunakan sebagai pakan ternak dan dijual sebagai komoditas bernilai ekonomi tambahan.
Lebih menarik lagi, TPS Randu Alas menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui program-program seperti PHBD dan PKM-PIMNAS. Program pemberdayaan masyarakat berjudul “SEBAT: Satu Tempat Banyak Manfaat” merupakan bukti bahwa pengelolaan limbah tidak harus identik dengan bau dan kekumuhan, melainkan dapat menjadi pusat pendidikan, ekonomi, dan inovasi lingkungan. Program ini juga menyelenggarakan kegiatan produktif seperti budidaya lele, ayam, dan kalkun dengan memanfaatkan hasil olahan limbah sebagai pakan atau pupuk.
Dampak sosial dari TPS 3R Randu Alas cukup berarti. Selain mengurangi volume limbah yang dibuang ke TPA, TPS ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat melalui produk-produk daur ulang dan kegiatan budidaya. Aktivitas ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah dan mengolah limbah mulai dari rumah.
Secara keseluruhan, TPS 3R Randu Alas adalah contoh nyata bahwa pengelolaan limbah berbasis komunitas dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan. Melalui teknologi sederhana, kolaborasi antara warga dan lembaga, serta semangat gotong royong, tempat ini berhasil mengubah masalah limbah menjadi sebuah kesempatan. Semoga model seperti Randu Alas bisa diterapkan di banyak daerah lain di Indonesia sebagai bagian dari usaha menciptakan lingkungan yang bersih dan bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar