“Komitmen tentang Sampah: Langkah Kecil Menuju Lingkungan yang Lebih Baik”
oleh Nariswari Salsabiela (NIM 23310410107)
Komitmen terhadap lingkungan bukan hanya sebuah pilihan, melainkan keharusan moral dan tanggung jawab sosial yang harus dimiliki setiap individu. Saya menyadari bahwa salah satu kontribusi terbesar yang bisa saya lakukan untuk menjaga bumi adalah dengan bertanggung jawab terhadap sampah yang saya hasilkan sendiri. Komitmen ini tidak datang secara instan, tetapi lahir dari kesadaran bahwa bumi tidak dapat menanggung terus-menerus beban limbah manusia yang tidak terkelola. Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menerapkan berbagai perilaku pro-lingkungan yang konsisten dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah pertama dalam komitmen saya terhadap sampah dimulai dari rumah: memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik seperti nasi sisa tidak saya buang begitu saja. Sebaliknya, saya manfaatkan kembali sebagai pakan ayam peliharaan saya. Ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menciptakan siklus pemanfaatan yang lebih bijak. Sementara itu, sampah anorganik saya kelola dengan dua cara: saya setorkan ke bank sampah sebagaimana yang saya paparkan pada esai 7, dan sebagian saya olah kembali melalui upcycling menjadi kerajinan pembatas buku (bookmark) handmade, yang kemudian saya jual secara online, seperti yang telah saya ceritakan pada esai 4. Aktivitas ini membuat saya merasa lebih terhubung dengan barang-barang yang saya konsumsi dan memberi nilai baru pada limbah yang sebelumnya dianggap tak berguna.
Selain pengelolaan sampah, saya juga menerapkan prinsip reduce, dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Saya membiasakan diri untuk selalu membawa tas belanja sendiri dari rumah saat berbelanja ke supermarket, sehingga tidak perlu menggunakan kantong plastik. Untuk kebutuhan minum sehari-hari, saya memilih menggunakan botol minum atau tumbler yang dapat digunakan berulang kali. Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini sangat membantu dalam menekan jumlah sampah plastik, yang menurut UN Environment Programme (2018) menjadi salah satu jenis sampah yang paling mencemari laut dan ekosistem.
Di bidang mobilitas, saya juga berusaha menjaga komitmen lingkungan. Saat melakukan perjalanan jarak dekat seperti ke warung atau membeli makan, saya memilih menggunakan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan bebas emisi karbon. Untuk perjalanan yang lebih jauh, saya menghindari penggunaan kendaraan pribadi dan lebih memilih transportasi umum seperti kereta atau bus, karena transportasi publik menghasilkan emisi per individu yang jauh lebih rendah (EPA, 2023).
Seluruh kebiasaan ini berkaitan erat dengan konsep psikologi lingkungan, yang meneliti bagaimana persepsi, sikap, dan perilaku manusia terhadap lingkungan terbentuk dan dapat diubah. Dalam hal ini, saya mengalami transformasi dari sekadar menyadari masalah lingkungan menjadi bertindak nyata karena dorongan nilai pribadi dan komitmen moral. Menurut teori Value-Belief-Norm dari Stern (2000), komitmen saya terbentuk karena adanya nilai altruistik terhadap alam, keyakinan bahwa tindakan saya berdampak, serta norma pribadi untuk bertanggung jawab atas dampak tersebut.
Melalui komitmen ini, saya belajar bahwa menjadi bagian dari solusi tidak selalu membutuhkan langkah besar. Justru, langkah-langkah kecil yang konsisten dan dilakukan dengan penuh kesadaran mampu menciptakan perubahan signifikan. Komitmen ini akan terus saya pegang, karena menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan diri sendiri dan generasi yang akan datang.
Daftar Pustaka:
Gifford, R. (2014). Environmental Psychology: Principles and Practice. Optimal Books.
Stern, P. C. (2000). Toward a coherent theory of environmentally significant behavior. Journal of Social Issues, 56(3), 407–424.
United Nations Environment Programme. (2018). Single-Use Plastics: A Roadmap for Sustainability. Nairobi: UNEP.
Environmental Protection Agency (EPA). (2023). Greenhouse Gas Emissions from a Typical Passenger Vehicle. Retrieved from https://www.epa.gov
0 komentar:
Posting Komentar