Senin, 07 Juli 2025

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA KULIAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN DHIMAS RESTU PY NIM:23310410136

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN

 


 

Nama Dhimas Restu PY

NIM 23310410136

Kelas karyawan

 

 

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

 

 

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

TAHUN 2025

 

 

Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah: Analisis dengan Skema Persepsi Paul A. Bell

Pendahuluan

Fenomena Kang Dedi Mulyadi (KDM) menjadi angin segar dalam perbaikan lingkungan hidup di Indonesia, khususnya dalam pengelolaan sampah di Jawa Barat. Selama bertahun-tahun, masyarakat cenderung 'dimanjakan' oleh pemerintah dalam urusan sampah, sebagaimana diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008. Namun, pendekatan ini justru membentuk perilaku permisif dan kurang bertanggung jawab terhadap sampah. Melalui aksi nyata KDM, terjadi perubahan persepsi dan perilaku masyarakat yang dapat dianalisis menggunakan bagan persepsi Paul A. Bell dan kawan-kawan.

Permasalahan: Budaya Permisif dan Ketergantungan

Pasal 50 dan 21 UU No. 18 Tahun 2008 menegaskan tugas pemerintah dan pemerintah daerah dalam menjamin pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan, serta membolehkan masyarakat sekadar membayar petugas resmi untuk pengelolaan sampah. Akibatnya, masyarakat terbiasa menyerahkan urusan sampah kepada pemerintah, tanpa merasa perlu memilah atau membuang sampah pada tempatnya. Sampah menumpuk di TPA, bercampur tanpa pemilahan, menimbulkan polusi dan aroma busuk. Kondisi ini dianggap 'biasa saja' dan tidak menjadi sumber stres sosial-sebuah indikasi lemahnya persepsi dan kepedulian lingkungan.[1]

Skema Persepsi Paul A. Bell dan Kawan-Kawan

Menurut Paul A. Bell dkk. (dalam Sarwono, 1995), proses terbentuknya persepsi lingkungan terdiri dari beberapa tahapan:
- Stimulus Lingkungan: Objek atau peristiwa di lingkungan (misal: tumpukan sampah di sungai).
- Penerimaan oleh Indra: Stimulus diterima oleh pancaindra manusia.

- Proses Kognitif: Informasi dari indra diolah oleh otak, dipengaruhi oleh pengalaman, budaya, dan pengetahuan.
- Persepsi: Hasil interpretasi yang membentuk penilaian atau sikap terhadap objek.
- Reaksi atau Tindakan: Sikap atau perilaku nyata sebagai respons terhadap persepsi yang terbentuk. [2]

Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah: Analisis dengan Skema Persepsi Paul A. Bell

Bagan persepsi ini menegaskan bahwa perubahan perilaku lingkungan sangat dipengaruhi oleh bagaimana stimulus (misal: aksi KDM membersihkan sungai) diterima dan diolah menjadi persepsi baru yang akhirnya memicu tindakan kolektif.

Fenomena KDM: Mengubah Persepsi, Menggerakkan Aksi

KDM hadir sebagai stimulus baru yang kuat. Aksi nyata KDM turun langsung ke sungai penuh sampah menjadi rangsangan visual dan emosional yang kuat bagi masyarakat. Melalui media sosial dan liputan luas, masyarakat 'dipaksa' untuk menyaksikan realitas buruk yang selama ini diabaikan. Proses kognitif masyarakat pun tergugah: mereka mulai menyadari bahwa tumpukan sampah bukanlah hal biasa, melainkan masalah serius yang harus diatasi bersama.

Perubahan persepsi ini kemudian memicu reaksi kolektif: masyarakat tergerak untuk membersihkan sungai, jalan, dan lingkungan sekitar. Kesadaran baru ini juga mendorong perilaku memilah sampah, membuang sampah pada tempatnya, dan partisipasi aktif dalam program kebersihan lingkungan.

Solusi: Integrasi Regulasi dan Edukasi Perilaku

Permasalahan utama terletak pada ketidakseimbangan antara regulasi yang 'memanjakan' dan rendahnya edukasi perilaku lingkungan. Untuk itu, solusi yang dapat diterapkan meliputi:
- Penguatan Edukasi Lingkungan: Pemerintah daerah perlu mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah dan kegiatan masyarakat, menanamkan nilai memilah dan membuang sampah sejak dini.

- Revitalisasi Peran Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, bukan sekadar membayar petugas, melalui program bank sampah, gotong royong, dan insentif bagi pelaku pengelolaan sampah mandiri.
- Aksi Teladan Berkelanjutan: Figur publik seperti KDM perlu didukung untuk terus memberikan contoh nyata, sehingga stimulus perubahan persepsi tetap terjaga dan meluas ke daerah lain.

Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah: Analisis dengan Skema Persepsi Paul A. Bell

- Revisi Regulasi: Pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan yang terlalu permisif, memperkuat sanksi dan penghargaan bagi perilaku pengelolaan sampah yang baik.

Penutup

Perubahan perilaku masyarakat Jawa Barat dalam pengelolaan sampah tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses persepsi sebagaimana dijelaskan Paul A. Bell dkk. Aksi nyata KDM berperan sebagai stimulus yang mengubah persepsi kolektif, membangkitkan kesadaran, dan akhirnya mendorong tindakan nyata. Integrasi antara regulasi, edukasi, dan keteladanan menjadi kunci solusi berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik di Indonesia.[3]

 

 

 

Referensi

“CHAPTER II LITERATURE REVIEW A. Perception,” n.d.

Khitam, Husnul. “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary Findings,” 2018.



[1] Husnul Khitam, “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary Findings,” 2018.

[2] “CHAPTER II LITERATURE REVIEW A. Perception,” n.d.

[3] Khitam, “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary Findings.” 

0 komentar:

Posting Komentar