UJIAN AKHIR
SEMESTER (UAS)
MATA KULIAH PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Nama Dhimas Restu PY
NIM 23310410136
Kelas karyawan
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
TAHUN 2025
Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan
Sampah: Analisis dengan Skema Persepsi Paul A. Bell
Pendahuluan
Fenomena Kang Dedi Mulyadi (KDM)
menjadi angin segar dalam perbaikan lingkungan hidup di Indonesia, khususnya
dalam pengelolaan sampah di Jawa Barat. Selama bertahun-tahun, masyarakat
cenderung 'dimanjakan' oleh pemerintah dalam urusan sampah, sebagaimana diatur
dalam UU No. 18 Tahun 2008. Namun, pendekatan ini justru membentuk perilaku
permisif dan kurang bertanggung jawab terhadap sampah. Melalui aksi nyata KDM,
terjadi perubahan persepsi dan perilaku masyarakat yang dapat dianalisis
menggunakan bagan persepsi Paul A. Bell dan kawan-kawan.
Permasalahan: Budaya Permisif dan Ketergantungan
Pasal 50 dan 21 UU No. 18 Tahun 2008
menegaskan tugas pemerintah dan pemerintah daerah dalam menjamin pengelolaan
sampah yang baik dan berwawasan lingkungan, serta membolehkan masyarakat
sekadar membayar petugas resmi untuk pengelolaan sampah. Akibatnya, masyarakat
terbiasa menyerahkan urusan sampah kepada pemerintah, tanpa merasa perlu
memilah atau membuang sampah pada tempatnya. Sampah menumpuk di TPA, bercampur
tanpa pemilahan, menimbulkan polusi dan aroma busuk. Kondisi ini dianggap
'biasa saja' dan tidak menjadi sumber stres sosial-sebuah indikasi lemahnya
persepsi dan kepedulian lingkungan.
Skema Persepsi Paul A. Bell dan Kawan-Kawan
Menurut Paul A. Bell dkk. (dalam
Sarwono, 1995), proses terbentuknya persepsi lingkungan terdiri dari beberapa
tahapan:
- Stimulus Lingkungan: Objek atau peristiwa di lingkungan (misal: tumpukan
sampah di sungai).
- Penerimaan oleh Indra: Stimulus diterima oleh pancaindra manusia.
- Proses Kognitif: Informasi dari indra
diolah oleh otak, dipengaruhi oleh pengalaman, budaya, dan pengetahuan.
- Persepsi: Hasil interpretasi yang membentuk penilaian atau sikap terhadap
objek.
- Reaksi atau Tindakan: Sikap atau perilaku nyata sebagai respons terhadap
persepsi yang terbentuk.
Perubahan
Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah: Analisis dengan Skema
Persepsi Paul A. Bell
Bagan persepsi ini menegaskan bahwa
perubahan perilaku lingkungan sangat dipengaruhi oleh bagaimana stimulus
(misal: aksi KDM membersihkan sungai) diterima dan diolah menjadi persepsi baru
yang akhirnya memicu tindakan kolektif.
Fenomena KDM: Mengubah Persepsi, Menggerakkan Aksi
KDM hadir sebagai stimulus baru yang
kuat. Aksi nyata KDM turun langsung ke sungai penuh sampah menjadi rangsangan
visual dan emosional yang kuat bagi masyarakat. Melalui media sosial dan
liputan luas, masyarakat 'dipaksa' untuk menyaksikan realitas buruk yang selama
ini diabaikan. Proses kognitif masyarakat pun tergugah: mereka mulai menyadari
bahwa tumpukan sampah bukanlah hal biasa, melainkan masalah serius yang harus
diatasi bersama.
Perubahan persepsi ini kemudian memicu
reaksi kolektif: masyarakat tergerak untuk membersihkan sungai, jalan, dan
lingkungan sekitar. Kesadaran baru ini juga mendorong perilaku memilah sampah,
membuang sampah pada tempatnya, dan partisipasi aktif dalam program kebersihan
lingkungan.
Solusi: Integrasi Regulasi dan Edukasi Perilaku
Permasalahan utama terletak pada
ketidakseimbangan antara regulasi yang 'memanjakan' dan rendahnya edukasi
perilaku lingkungan. Untuk itu, solusi yang dapat diterapkan meliputi:
- Penguatan Edukasi Lingkungan: Pemerintah daerah perlu mengintegrasikan
pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah dan kegiatan masyarakat,
menanamkan nilai memilah dan membuang sampah sejak dini.
- Revitalisasi Peran Masyarakat:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, bukan sekadar
membayar petugas, melalui program bank sampah, gotong royong, dan insentif bagi
pelaku pengelolaan sampah mandiri.
- Aksi Teladan Berkelanjutan: Figur publik seperti KDM perlu didukung untuk
terus memberikan contoh nyata, sehingga stimulus perubahan persepsi tetap
terjaga dan meluas ke daerah lain.
Perubahan
Perilaku Masyarakat Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah: Analisis dengan Skema
Persepsi Paul A. Bell
- Revisi Regulasi: Pemerintah dapat
meninjau ulang kebijakan yang terlalu permisif, memperkuat sanksi dan penghargaan
bagi perilaku pengelolaan sampah yang baik.
Penutup
Perubahan perilaku masyarakat Jawa
Barat dalam pengelolaan sampah tidak terjadi secara instan, melainkan melalui
proses persepsi sebagaimana dijelaskan Paul A. Bell dkk. Aksi nyata KDM berperan
sebagai stimulus yang mengubah persepsi kolektif, membangkitkan kesadaran, dan
akhirnya mendorong tindakan nyata. Integrasi antara regulasi, edukasi, dan
keteladanan menjadi kunci solusi berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan
hidup yang lebih baik di Indonesia.
Referensi
“CHAPTER
II LITERATURE REVIEW A. Perception,” n.d.
Khitam,
Husnul. “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary Findings,”
2018.
[1] Husnul Khitam, “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary
Findings,” 2018.
[2] “CHAPTER II LITERATURE REVIEW A. Perception,” n.d.
[3] Khitam, “The Environmental Perception in Indonesia: Preliminary Findings.”
0 komentar:
Posting Komentar