MENABUNG
SAMPAH: BELAJAR BERTANGGUNG JAWAB DAN MENGHARGAI SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH
SEJAHTERA
Essay 7-
Menjadi Nasabah Bank Sampah
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen Pengampu:
Dr.
ARUNDATI SHINTA, M.A
Muhammad
Zulfan Imron
24310420019
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
A. Menabung
Sampah: Belajar Bertanggung Jawab dan Menghargai Sampah melalui Bank Sampah
Sejahtera
Dalam
keseharian, saya terbiasa membuang sampah anorganik seperti botol plastik atau
kardus tanpa berpikir dua kali. Namun, setelah mengikuti program menjadi
nasabah bank sampah, saya belajar bahwa sampah bukan hanya tanggung jawab, tapi
juga bisa menjadi tabungan yang bernilai.
Saya
resmi menjadi nasabah di Bank Sampah Sejahtera yang berlokasi di Perumahan
Darusalam, Jetis, RT 024/RW 073, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Bank sampah ini
beroperasi setiap hari Sabtu pukul 08.00–11.00 WIB dan dikelola oleh Ibu Nur
Aisyah bersama tim relawan lingkungan.
B. Jenis
Sampah, Berat, dan Hasil Tabungan
1. Setoran
Pertama (1 Juni 2025):
Saya
membawa 3 kg botol plastik dan 1 kg kardus. Total 4 kg sampah ini dihargai
Rp1.800. Sampah langsung ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan.
2. Setoran
Kedua (15 Juni 2025):
Saya
menabung 2 kg kertas HVS bekas dan 2,5 kg kaleng aluminium bekas minuman.
Hasilnya Rp2.750, yang kembali dicatat di tabungan atas nama saya.
Total
sementara: 8,5 kg sampah → Rp4.550 tabungan.
C. Permasalahan
dan Pembentukan Perilaku
Permasalahan
yang saya alami adalah sulitnya memilah dan menyimpan sampah agar tetap bersih
dan tidak berbau, terutama kaleng bekas. Awalnya saya merasa repot. Tapi
setelah melihat nilai ekonominya dan kebanggaan pribadi saat melihat buku
tabungan bertambah, saya justru merasa lebih bertanggung jawab.
Ini
menunjukkan pentingnya penguatan motivasi intrinsik dan reward sosial dalam
membentuk perilaku pro-lingkungan. Buku tabungan sampah menjadi simbol bahwa
tindakan kecil saya memberi dampak nyata. Saya juga merasa lebih menghargai
benda-benda sebelum membuangnya.
D. Refleksi
Mahasiswa Psikologi
Sebagai
mahasiswa Psikologi, saya memahami bahwa perubahan perilaku lingkungan perlu
dukungan sistem. Bank sampah adalah intervensi sosial yang konkret, murah, dan
memperkuat norma baru tentang keberlanjutan. Melalui program ini, saya belajar
bukan hanya soal memilah, tapi juga menghormati apa yang selama ini kita anggap
“sampah”.
0 komentar:
Posting Komentar