Senin, 07 Juli 2025

 

MENABUNG SAMPAH: BELAJAR BERTANGGUNG JAWAB DAN MENGHARGAI SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH SEJAHTERA

Essay 7- Menjadi Nasabah Bank Sampah

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:

Dr. ARUNDATI SHINTA, M.A

Muhammad Zulfan Imron

24310420019

 


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025


A.  Menabung Sampah: Belajar Bertanggung Jawab dan Menghargai Sampah melalui Bank Sampah Sejahtera

Dalam keseharian, saya terbiasa membuang sampah anorganik seperti botol plastik atau kardus tanpa berpikir dua kali. Namun, setelah mengikuti program menjadi nasabah bank sampah, saya belajar bahwa sampah bukan hanya tanggung jawab, tapi juga bisa menjadi tabungan yang bernilai.

Saya resmi menjadi nasabah di Bank Sampah Sejahtera yang berlokasi di Perumahan Darusalam, Jetis, RT 024/RW 073, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Bank sampah ini beroperasi setiap hari Sabtu pukul 08.00–11.00 WIB dan dikelola oleh Ibu Nur Aisyah bersama tim relawan lingkungan.

B.  Jenis Sampah, Berat, dan Hasil Tabungan

1.   Setoran Pertama (1 Juni 2025):

Saya membawa 3 kg botol plastik dan 1 kg kardus. Total 4 kg sampah ini dihargai Rp1.800. Sampah langsung ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan.

2.   Setoran Kedua (15 Juni 2025):

Saya menabung 2 kg kertas HVS bekas dan 2,5 kg kaleng aluminium bekas minuman. Hasilnya Rp2.750, yang kembali dicatat di tabungan atas nama saya.

Total sementara: 8,5 kg sampah → Rp4.550 tabungan.

C.  Permasalahan dan Pembentukan Perilaku

Permasalahan yang saya alami adalah sulitnya memilah dan menyimpan sampah agar tetap bersih dan tidak berbau, terutama kaleng bekas. Awalnya saya merasa repot. Tapi setelah melihat nilai ekonominya dan kebanggaan pribadi saat melihat buku tabungan bertambah, saya justru merasa lebih bertanggung jawab.

Ini menunjukkan pentingnya penguatan motivasi intrinsik dan reward sosial dalam membentuk perilaku pro-lingkungan. Buku tabungan sampah menjadi simbol bahwa tindakan kecil saya memberi dampak nyata. Saya juga merasa lebih menghargai benda-benda sebelum membuangnya.

D. Refleksi Mahasiswa Psikologi

Sebagai mahasiswa Psikologi, saya memahami bahwa perubahan perilaku lingkungan perlu dukungan sistem. Bank sampah adalah intervensi sosial yang konkret, murah, dan memperkuat norma baru tentang keberlanjutan. Melalui program ini, saya belajar bukan hanya soal memilah, tapi juga menghormati apa yang selama ini kita anggap “sampah”.

 

0 komentar:

Posting Komentar