Minggu, 06 Juli 2025

ESSAI 7 - Menjadi Nasabah Bank Sampah

MENJADI NASABAH BANK SAMPAH ANUGERAH RW 13 KLITREN

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.



Rahma Nur Al Amina

23310410066


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025

Awalnya, saya tidak terlalu peduli dengan sampah. Selama ini, saya hanya membuang sampah di tempatnya dan merasa itu sudah cukup. Tapi semua berubah sejak saya mengenal Bank Sampah Anugerah di RW 13 Klitren.

 

Saya pertama kali mendengar tentang bank sampah ini dari proker OSIS waktu SMA, namun saat itu kesadaran saya belum terbentuk, hingga saya mengenal lebih bank sampah sejak saya mengambil matkul Psikologi Lingkungan. Dosen saya bercerita bahwa dengan menabung sampah, kita bisa mendapatkan uang, membantu lingkungan, dan ikut mendukung program pengelolaan sampah mandiri. Jujur saja, awalnya saya ragu. Masa sih sampah bisa jadi tabungan?

 

Tapi karena penasaran, saya coba datang ke Bank Sampah Anugerah yang buka setiap hari jam 10.00 WIB - selesai. Saya membawa beberapa kantong berisi botol plastik bekas, kardus, dan kertas-kertas bekas dari mess tempt saya tinggal. Sampah-sampah itu selama ini hanya menumpuk di gudang. Ternyata, sampah-sampah itu ditimbang dan dicatat ke dalam buku tabungan khusus. Rasanya seperti benar-benar menjadi nasabah bank, tapi yang saya tabung bukan uang, melainkan sampah.

 

Anehnya, di bank sampah ini saya tidak perlu gotong gotong sampah ke tempat bank sampah tersebut, melainkan petugasnya datang ke tempt tinggal saya. Petugas bank sampah, yang juga warga RW setempat, sangat ramah dan telaten menjelaskan jenis sampah apa saja yang bisa ditabung, berapa harganya, dan bagaimana cara memilah yang benar. Bahkan bank sampah Anugerah RW 13 juga mempunyai program belajar bersama yang diselenggarakan setiap hari pukul 19.00 - 21.00 WIB. Dari situ, saya jadi belajar bahwa tidak semua sampah harus dibuang begitu saja. Banyak yang masih bisa didaur ulang dan bernilai ekonomi.

 

Sudah hampir 2 bulan saya menjadi nasabah di sana. Setoran pertama saya menyetorkan sampah dirigen bekas sebanyak 10 buah. Saya mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000. Setoran kedua, saya menyetorkan limbah kardus, botol plastik, botol drigen, disitu saya mendapatkan uang sebesar Rp. 15.000. Meskipun terlihat sepele, namun ternyata banyak manfaat jika kita menjadi nasabah bank sampah loh. Selain mess jadi lebih bersih dan rapi karena terbiasa memilah sampah, saya juga merasakan manfaat lain: uang tabungan dari hasil sampah bisa saya gunakan untuk kebutuhan kecil sehari-hari, seperti beli sabun atau isi ulang gas. Mungkin jumlahnya tidak besar, tapi ada rasa bangga karena saya bisa menabung” dari hal kecil yang dulu saya anggap tidak penting.

 

Yang paling saya syukuri adalah kesadaran baru yang tumbuh. Sekarang saya lebih bijak dalam mengelola sampah, dan bahkan mengajak rekan kerja yang tinggal di mess untuk ikut menabung juga. Bank Sampah Anugerah bukan hanya tempat menabung sampah, tapi juga tempat belajar dan membangun kebiasaan baik.

 

Bagi saya, menjadi nasabah bank sampah bukan sekadar soal uang, tapi tentang tanggung jawab dan cinta pada lingkungan. Semoga semakin banyak warga yang ikut bergabung, agar RW 13 Klitren semakin bersih, sehat, dan peduli lingkungan.





0 komentar:

Posting Komentar