Senin, 07 Juli 2025

 ESSAY 7 – BANK SAMPAH

PSIKOLOGI LINGKUNGAN


Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 

 



Irfan Zaky Ristiyanto


23310410134



FAKULTAS PSIKOLOGI

 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

 

YOGYAKARTA

 

2025

 

Permasalahan sampah telah menjadi isu lingkungan yang krusial di berbagai daerah di Indonesia. Volume sampah yang terus meningkat setiap harinya tidak sebanding dengan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terbatas. Salah satu solusi inovatif dan berbasis masyarakat yang kini berkembang luas adalah Bank Sampah. Konsep ini mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah: dari limbah yang menjijikkan menjadi sumber daya yang memiliki nilai ekonomi.

Secara sederhana, Bank Sampah adalah tempat di mana masyarakat dapat "menabung" sampah non-organik seperti plastik, kertas, logam, dan botol, yang telah dipilah dari rumah masing-masing. Sampah ini kemudian ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan layaknya sistem perbankan. Hasil tabungan dapat diuangkan atau ditukarkan dengan barang kebutuhan pokok, tergantung pada kebijakan bank sampah setempat. Sistem ini mendorong masyarakat untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah, sekaligus memberikan insentif ekonomi yang nyata.

Tujuan utama dari bank sampah adalah untuk *”mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dengan mendorong kebiasaan memilah dan mendaur ulang sampah. Selain itu, bank sampah juga memiliki manfaat edukatif dan ekonomi. Masyarakat belajar pentingnya menjaga lingkungan dan secara langsung mendapatkan penghasilan tambahan dari sampah yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Tidak sedikit pula bank sampah yang berkembang menjadi sentra kerajinan tangan berbasis daur ulang, sehingga membuka peluang usaha baru.

Cara kerja bank sampah relatif mudah. Nasabah terdaftar akan rutin menyetorkan sampah yang telah dipilah, seperti plastik bening, kardus, kertas, atau botol bekas. Petugas bank sampah akan menimbang dan mencatat hasilnya. Sampah yang terkumpul kemudian dijual ke pengepul atau industri daur ulang, dan keuntungannya dibagikan kembali kepada para nasabah. Beberapa bank sampah juga mengembangkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos atau eco enzyme, memperluas dampak positif terhadap lingkungan.

Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, bank sampah adalah gerakan sosial yang melibatkan warga, komunitas, sekolah, hingga pemerintah. Inisiatif ini memperkuat semangat gotong royong, memberdayakan kelompok rentan seperti ibu rumah tangga dan pemuda, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Sebagai kesimpulan, bank sampah adalah solusi cerdas dan berdaya guna dalam mengatasi persoalan sampah di masyarakat. Ia bukan hanya memberikan dampak lingkungan yang positif, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi. Dengan memperluas penerapan bank sampah di berbagai wilayah, Indonesia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih bersih, sadar lingkungan, dan mandiri.

 


0 komentar:

Posting Komentar