"Perubahan Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Akibat Fenomena KDM"
Nama: Muhammad Firdaus
NIM: 23310410131
Mata Kuliah: Psikologi Lingkungan
Dosen: Arundati Shinta
Permasalahan
Pengelolaan sampah di Indonesia telah lama menjadi persoalan yang kurang tertangani secara menyeluruh. Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008, pemerintah berkewajiban menjamin pengelolaan sampah secara ramah lingkungan. Namun, dalam praktiknya, masyarakat terbiasa bergantung pada petugas sampah resmi dan tidak memiliki kesadaran penuh akan pentingnya memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sungai kerap dianggap hal yang lumrah, sehingga tidak menimbulkan keprihatinan atau tindakan nyata dari warga.
Fenomena KDM dan Perubahan Sosial
Kehadiran Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai tokoh yang berani terjun langsung ke sungai penuh sampah menjadi momen penting dalam membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat. Aksi nyata KDM yang terekam dalam media sosial dan kanal YouTube menunjukkan bahwa pemimpin yang memberikan teladan konkret jauh lebih efektif dalam membentuk perubahan perilaku masyarakat.
Setelah melihat KDM turun langsung dan mengajak pejabat serta warga ikut membersihkan lingkungan, terjadi peningkatan partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. Emak-emak, pemuda, dan aparat desa mulai terlibat aktif dalam kegiatan gotong royong membersihkan jalan dan sungai. Ini menjadi indikasi bahwa persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan telah berubah.
Analisis Berdasarkan Teori Paul A. Bell
Menurut Paul A. Bell dalam kajiannya tentang persepsi lingkungan (dalam Patimah et al., 2024), persepsi manusia terhadap lingkungannya terbentuk melalui proses sensasi, persepsi, dan evaluasi kognitif, yang pada akhirnya memengaruhi tindakan atau perilaku.
Bagan Persepsi Lingkungan Paul A. Bell (disarankan digambar dan disisipkan di esai Anda):
Lingkungan Fisik (sampah menumpuk)
↓
Sensasi (melihat, mencium bau)
↓
Persepsi (lingkungan kotor = biasa?)
↓
Pengaruh Sosial (aksi KDM, media)
↓
Kognisi Baru (sampah = masalah nyata)
↓
Motivasi untuk Bertindak (ikut bersih-bersih)
Solusi dan Rekomendasi
1. Edukasi berkelanjutan melalui sekolah dan media sosial mengenai cara memilah sampah dan pentingnya lingkungan bersih.
2. Dukungan struktural dari pemerintah untuk penyediaan sarana daur ulang dan pengangkutan sampah yang efisien.
3. Kampanye publik dan keteladanan dari tokoh masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Daftar Pustaka
Kang Dedi Mulyadi Channel (2025). Heboh emak-emak turun ikut kerja | KDM beri solusi tangani sampah di sungai. Retrieved on June 30, 2025 from: https://www.youtube.com/watch?v=Sjw6LY44ems
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23–29. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Purba, D.O. & Shindy, R. (2025). Detik-detik Dedi Mulyadi nyebur ke sungai penuh sampah, ajak pejabat lain nyemplung. Kompas.com. 9 Maret 2025. Retrieved from: https://www.youtube.com/watch?v=CkJ7Jthkc_Y
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
0 komentar:
Posting Komentar