Senin, 07 Juli 2025

 

PERAN SIKAP DALAM MEMEDIASI PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU MINIMISASI SAMPAH PADA MASYARAKAT TERBAN, YOGYAKARTA

Essay 1- Meringkas Jurnal Sampah

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:

Dr. ARUNDATI SHINTA, M.A

Muhammad Zulfan Imron

24310420019

 




FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025


Topik

Perilaku minimisasi sampah, sikap, mediasi, produksi sampah

Sumber

Akhtar, H., & Soetjipto, H. P. (2014). Peran sikap dalam memediasi pengaruh pengetahuan terhadap perilaku minimisasi sampah pada masyarakat Terban, Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3), 386-392.

Permasalahan

Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa kondisi lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan, dengan tingkat pencemaran yang tinggi akibat produksi sampah yang tidak dikelola dengan baik. Meskipun banyak individu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pentingnya menjaga lingkungan, hal tersebut tidak selalu diikuti oleh perilaku yang sesuai. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui peran sikap dalam menjembatani hubungan antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah.

Tujuan Penelitian

Untuk menguji apakah sikap berperan sebagai mediator dalam hubungan antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah.

Isi

·              Kondisi lingkungan di Indonesia masih dalam keadaan yang buruk akibat tingginya jumlah produksi sampah.

·              Perilaku minimisasi sampah meliputi pengurangan sumber sampah (source reduction), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle).

·              Teori Perilaku Terencana (Ajzen, 1991) menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku membentuk niat seseorang untuk berperilaku tertentu.

·              Pengetahuan lingkungan tidak selalu berbanding lurus dengan perilaku peduli lingkungan, menunjukkan adanya variabel mediasi yang berperan, yaitu sikap.

·              Model mediasi digunakan untuk memahami hubungan kompleks antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam konteks minimisasi sampah.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei.

·         Lokasi: RW 02 dan RW 11, Kelurahan Terban, Yogyakarta

·         Periode penelitian: Januari – Februari 2014

·         Jumlah responden: 105 orang

·         Instrumen penelitian:

o    Skala perilaku minimisasi sampah (berdasarkan konsep Franchetti, 2009)

o    Skala sikap terhadap minimisasi sampah (mengacu pada teori Ajzen, 1991)

o    Skala pengetahuan tentang minimisasi sampah (mengacu pada teori Frick et al., 2004)

·         Analisis data:

o    Analisis regresi jalur (path analysis) digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel penelitian.

o    Uji Sobel digunakan untuk menguji signifikansi efek mediasi sikap terhadap hubungan antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah.

Hasil

·        Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap terhadap minimisasi sampah (β = 0,40, p < 0,05).

·        Sikap berpengaruh terhadap perilaku minimisasi sampah (β = 0,485, p < 0,05).

·        Pengetahuan tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap perilaku minimisasi sampah ketika sikap dikontrol (β = 0,173, p > 0,05).

·        Hasil Sobel Test menunjukkan efek tidak langsung sebesar 0,742 dengan z = 3,42 dan p < 0,01, membuktikan bahwa sikap secara penuh memediasi hubungan antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah.

Diskusi

Hasil penelitian ini mendukung Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991), yang menekankan bahwa sikap memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku manusia. Meskipun individu memiliki pengetahuan yang cukup, mereka tetap membutuhkan dorongan sikap positif untuk mengubah perilaku mereka.

Implikasi dari hasil ini adalah:

·            Intervensi kebijakan dan pendidikan lingkungan harus lebih berfokus pada pembentukan sikap positif terhadap minimisasi sampah daripada sekadar memberikan informasi.

·            Media massa dan institusi pendidikan dapat memainkan peran penting dalam membentuk sikap pro-lingkungan dengan menyajikan informasi yang menarik dan relevan.

·            Pendekatan berbasis komunitas lebih efektif karena interaksi sosial dapat memperkuat sikap positif terhadap lingkungan.

Keterbatasan penelitian ini mencakup:

1.   Penggunaan laporan diri sebagai metode pengukuran perilaku, yang dapat mengandung bias sosial.

2.   Tidak mempertimbangkan faktor eksternal, seperti kebijakan pemerintah atau kondisi infrastruktur pengelolaan sampah yang mungkin mempengaruhi perilaku individu.

 

 

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap minimisasi sampah berperan sebagai mediator antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah. Ini berarti bahwa meskipun seseorang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan sampah, perilakunya hanya akan berubah jika ia memiliki sikap yang mendukung terhadap minimisasi sampah. Oleh karena itu, program edukasi dan kampanye lingkungan harus difokuskan pada pembentukan sikap yang positif untuk meningkatkan efektivitasnya.

Rekomendasi:

·         Meningkatkan kampanye perubahan sikap melalui pendidikan dan media sosial.

·         Melibatkan komunitas dalam program lingkungan untuk memperkuat norma sosial tentang minimisasi sampah.

·         Mengembangkan strategi kebijakan yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga memotivasi tindakan nyata.

 

0 komentar:

Posting Komentar