PERAN
SIKAP DALAM MEMEDIASI PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU MINIMISASI SAMPAH
PADA MASYARAKAT TERBAN, YOGYAKARTA
Essay 1-
Meringkas Jurnal Sampah
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen Pengampu:
Dr.
ARUNDATI SHINTA, M.A
Muhammad
Zulfan Imron
24310420019
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
Topik |
Perilaku
minimisasi sampah, sikap, mediasi, produksi sampah |
Sumber
|
Akhtar,
H., & Soetjipto, H. P. (2014). Peran sikap dalam memediasi pengaruh pengetahuan
terhadap perilaku minimisasi sampah pada masyarakat Terban, Yogyakarta.
Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3), 386-392. |
Permasalahan
|
Penelitian
ini didasarkan pada fakta bahwa kondisi lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan,
dengan tingkat pencemaran yang tinggi akibat produksi sampah yang tidak
dikelola dengan baik. Meskipun banyak individu memiliki pengetahuan yang
cukup tentang pentingnya menjaga lingkungan, hal tersebut tidak selalu
diikuti oleh perilaku yang sesuai. Oleh karena itu, penelitian ini ingin
mengetahui peran sikap dalam menjembatani hubungan antara pengetahuan dan
perilaku minimisasi sampah. |
Tujuan
Penelitian |
Untuk
menguji apakah sikap berperan sebagai mediator dalam hubungan antara
pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah. |
Isi
|
·
Kondisi lingkungan di Indonesia masih
dalam keadaan yang buruk akibat tingginya jumlah produksi sampah. ·
Perilaku minimisasi sampah meliputi
pengurangan sumber sampah (source reduction), penggunaan kembali (reuse),
dan daur ulang (recycle). ·
Teori Perilaku Terencana (Ajzen, 1991)
menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku
membentuk niat seseorang untuk berperilaku tertentu. ·
Pengetahuan lingkungan tidak selalu
berbanding lurus dengan perilaku peduli lingkungan, menunjukkan adanya
variabel mediasi yang berperan, yaitu sikap. ·
Model mediasi digunakan untuk memahami
hubungan kompleks antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam konteks
minimisasi sampah. |
Metode
|
Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei. ·
Lokasi: RW 02 dan RW 11, Kelurahan
Terban, Yogyakarta ·
Periode penelitian: Januari – Februari
2014 ·
Jumlah responden: 105 orang ·
Instrumen penelitian: o
Skala perilaku minimisasi sampah
(berdasarkan konsep Franchetti, 2009) o
Skala sikap terhadap minimisasi sampah
(mengacu pada teori Ajzen, 1991) o
Skala pengetahuan tentang minimisasi
sampah (mengacu pada teori Frick et al., 2004) ·
Analisis data: o
Analisis regresi jalur (path analysis)
digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel penelitian. o
Uji Sobel digunakan untuk menguji
signifikansi efek mediasi sikap terhadap hubungan antara pengetahuan dan
perilaku minimisasi sampah. |
Hasil
|
·
Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap
terhadap minimisasi sampah (β = 0,40, p < 0,05). ·
Sikap berpengaruh terhadap perilaku
minimisasi sampah (β = 0,485, p < 0,05). ·
Pengetahuan tidak memiliki pengaruh
langsung yang signifikan terhadap perilaku minimisasi sampah ketika sikap
dikontrol (β = 0,173, p > 0,05). ·
Hasil Sobel Test menunjukkan efek tidak
langsung sebesar 0,742 dengan z = 3,42 dan p < 0,01, membuktikan bahwa
sikap secara penuh memediasi hubungan antara pengetahuan dan perilaku
minimisasi sampah. |
Diskusi
|
Hasil
penelitian ini mendukung Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991),
yang menekankan bahwa sikap memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku
manusia. Meskipun individu memiliki pengetahuan yang cukup, mereka tetap
membutuhkan dorongan sikap positif untuk mengubah perilaku mereka. Implikasi
dari hasil ini adalah: ·
Intervensi kebijakan dan pendidikan
lingkungan harus lebih berfokus pada pembentukan sikap positif terhadap
minimisasi sampah daripada sekadar memberikan informasi. ·
Media massa dan institusi pendidikan
dapat memainkan peran penting dalam membentuk sikap pro-lingkungan dengan
menyajikan informasi yang menarik dan relevan. ·
Pendekatan berbasis komunitas lebih
efektif karena interaksi sosial dapat memperkuat sikap positif terhadap
lingkungan. Keterbatasan
penelitian ini mencakup: 1. Penggunaan
laporan diri sebagai metode pengukuran perilaku, yang dapat mengandung bias
sosial. 2. Tidak
mempertimbangkan faktor eksternal, seperti kebijakan pemerintah atau kondisi
infrastruktur pengelolaan sampah yang mungkin mempengaruhi perilaku individu. |
Kesimpulan
Penelitian
ini menunjukkan bahwa sikap terhadap minimisasi sampah berperan sebagai
mediator antara pengetahuan dan perilaku minimisasi sampah. Ini berarti bahwa
meskipun seseorang memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan sampah,
perilakunya hanya akan berubah jika ia memiliki sikap yang mendukung terhadap
minimisasi sampah. Oleh karena itu, program edukasi dan kampanye lingkungan
harus difokuskan pada pembentukan sikap yang positif untuk meningkatkan
efektivitasnya.
Rekomendasi:
·
Meningkatkan kampanye perubahan sikap melalui
pendidikan dan media sosial.
·
Melibatkan komunitas dalam program lingkungan
untuk memperkuat norma sosial tentang minimisasi sampah.
·
Mengembangkan strategi kebijakan yang tidak
hanya bersifat informatif, tetapi juga memotivasi tindakan nyata.
0 komentar:
Posting Komentar