Kamis, 07 Oktober 2021

Fenomena Kebiasaan Bergosip Dalam Film Pendek “TILIK”

 

Fenomena Kebiasaan Bergosip Dalam Film Pendek “TILIK”

Syarat Mengikuti Ujian Mid Semester 3 Psikologi Sosial 2

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh :

Nama   : Sofi Anggraini

NIM : 20310410065

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Salah satu film pendek yang baru-baru ini menggemparkan jagad maya di Indonesia pada pertengahan 2020 yang diungguh ke platform youtube oleh akun Racavana Film berjudul Tilik, berhaasil menarik perhatian masyarakat dan menjadi viral. Film yang berdurasi 30 menit ini mengisahkan tentang rombongan ibu-ibu yang ingin menjenguk bu lurah di rumah sakit dengan menggunakan truk. Cerita dalam film ini sangat sederhana tetapi dikemas apik dengan jalan cerita sangat natural dan terinsspirasi dari fenomena di masyarakat terutama di desa.

Secara keseluruhan dalam film tersebut menampilkan adegan bagaimana tokoh utama yang merupakan ibu-ibu melakukan kebiasaan bergosip selama perjalanan berlangsung. Definisi dari gosip sendiri adalah membicaraan orang lain tanpa kehadiran orang tersebut. Dalam psikologi sosial gosip bukan lagi fenomena yang baru, tetapi ini sudah ada sejak zaman dulu. Talking to other, memang pada dasarnya sifat manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi. Fenomena gosip yang ada dalam film Tilik seolah memberi gambaran dan menguatakan stereotip yang berada di masyarakat bahwa perempuan khususnya ibu rumah tangga cenderung suka bergosip disetiap waktu (Fabriar & Fabriar, 2016).

Film tersebut diambil dengan latar pedesaan yang memberi  makna mengenai ikatan sosial yang tumbuh akibat solidaritas atas dasar perasaan yang sama (Heppiyani et al., 2021). Hal tersebut menjadikan masyarakaat pedesaan memiliki ikatan kuat sehingga merasa bebas dalam mengungkapkan pendapat dan membahas berbagai hal bersama-sama termasuk melakukan aktivitas gosip.

Sisi lain dari film Tilik ini terdapat tradisi dan budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia yaitu budaya silaturahmi. Menurut Al-Manawai (2002) silaturahmi adalah menyertakaan kerabat dalam kebaikan. Silaturahmi menjadi perekat sosial dan mempersatukan elemen masyarakat yang terpisah dalam berbagai ideologi dan keyakinaan. Serta hubungan kekerabatan, berupa hubungan kasih sayang, tolong-menolong, dan adanya rasa tanggung jawab sosial.

Dalam film Tilik tersebut terdapat kegiatan menjenguk bu Lurah yang merupakan bentuk dari silaturahmi karena dalam silaturahmi terdapat individu atau kelompok orang yang menunjukkan sikap peduli terhadap sesama manusia. Cara memberi  bantuan atau santunan terhadap orang yang dijenguk biasanya dengan lebih dulu mengumpulkan uang atau iuran kemudian dimasukan ke dalam amplop untuk diberikan pada orang yang sakit atau kepada anggota keluarganya, seperti yang tergambar pada film pendek Tilik (Tutisari et al., 2020).

Daftar Pustaka

Al-Manawi dalam S. Tabrani. (2002). Pengertian  Silaturahmi  Kejaiban  Silaturahmi. Jakarta: PT Bindang Indonesia.

Fabriar, S. R., & Fabriar, S. R. (2016). REPRESENTASI PEREM-PUAN DALAM TABLOID WANITA ( Studi Kasus Tabloid Nova dan Tabloid Nyata ). 8(1).

Heppiyani, Ike., Supriyono & Achmad Hufad. (2021). Representasi Fenomena Kontrol Sosial Gosip dalam Film Pendek “Tilik” (Kajian Sosiologi Sastra). Jurnal sastra Indonesia. 10(2), P ISSN : 2252-6315   E-ISSN : 2685-9599

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/47268/19551 (diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 14.50 WIB)

Tutisari, Ririn Pusppita, EdwinaRenaganis Yuliani, Nurjihan P. Purnamasari & Christina Octavianti Putri. (2020). Analisis Resepsi Budaya Menjenguk Orang Sakit Dalam Film Pendek Tilik pada Ibu-ibu di Kabupaten Bantul. Jurnal VoxPop Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur. Vol. 2(1): 100-115

http://voxpop.upnjatim.ac.id/index.php/voxpop/article/view/85/28 (diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 17.40 WIB

0 komentar:

Posting Komentar