Kamis, 07 Oktober 2021

Membahas perilaku "Film Tilik" kaitannya dengan psikologi sosial

 Essay 1 persyaratan Ujian Tengah Semseter

Psikologi sosial ll Semester ganjil 2021/2022

       Wening Rahmawati ( 20310410003 )

       Dosen pengampu : Dr.Arundati Shinta,M.A

Fakultas Psikologi Universitas proklamasi 45 Yogyakarta




Tilik merupakan sebuah film pendek berbahasa jawa yang sempat viral dipertengahan tahun 2020 diproduksi oleh Ravacana Film. sebuah karya berdurasi sekitar 30 menit tersebut menceritakan bagaimana fenomena budaya hidup masyarakat desa yang cenderung berperasangka terhadap kejanggalan yang terjadi dilingkungannya. dalam konteks sosial masyarakat desa memang terkenal dengan konsep kolektif dan cenderung kohesif dibandingkan masyarakat kota, sehingga jika terdapat sesuatu hal yang berbeda dari norma yang mereka anut dan mereka amalkan maka akan terdeteksi dengan cepat lalu akan bisa tersebar dalam waktu singkat. cerita dalam film ini sangat sederhana namun dikemas apik dengan jalan cerita sangat natural dan terinspirasi dari fenomena lingkungan pedesaan. film tersebut menampilkan adengan bagaimana tokohnya yang merupakan ibu-ibu melakukan kebiasaan bergosip disepanjang perjalanan.

 salah satu bentuk komunikasi yang tidak menyenangkan adalah gosip. dikategorikan sebagai bentuk yang tidak menyenangkan karena  pada umumnya gosip  telah dianggap sebagai omongan-omongan tak menyenangkan  omongan itu umumnya terkait  aib atau keburukan pihak lain. tidak mengherankan jika dampak dari gosip dianggap berbahaya pada diri orang yang dibicarakan sampai pihak yang menyebarkan. definisi yang dipakai secara umum untuk gosip  khususnya psikologis adalah membicarakan  pihak ketiga tanpa kehadirannya ( tentunya dengan terlebih dulu ada dua pihak ) stirling,1956 dalam foster 2004; Besnier,2009 

kaitan film tilik dengan psikologi ada banyak keterkaitan didalamnya  film tilik yang mengangkat tema gosip dimasyarakat ini berkisah tentang aktivitas ibu-ibu rombongan yang sedang dalam perjalan menjeguk bu lurah, fenomena gosip sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari  yang bersifat multikultural  ( dalam berbagai budaya ) .sebuah penelitian diselandia baru menunjukkan bahwa perempuan seringkali bergosip soal rumah tangga maupun perselingkuhan ( jones,1980 ).tidak hanya itu penggunaan gosip diperkotaan maupun pedesaan cenderung menunjukkan pola yang sama yaitu berkaitan dengan persaingan reputasi sosial ( Merry, 1984 ).

Hal ini menunjukkan fenomena gosip yang diangkat pada film tilik sebuah representasi sosial yang jamak ditemui dalam budaya apapun.  Kaitan dengan psikologi salah satu yaitu adanya identitas diri dan identitas kelompok mengapa begitu.Masih ingat dalam ingatan kita penyebab polisi tersebut memberhentikan truk yang memuat rombongan ibu-ibu tersebut, ialah karena berlangsungnya pertengkaran antara Bu Tedjo dan Yu Ning sehingga melupakan kode sang sopir Gotrek untuk menunduk saat adanya bunyi klakson. Ketika pertengkaran tersebut terjadi maka identitas yang muncul adalah identitas diri yang mana sebagai anggota kelompok yang berbeda dengan individu lain dalam kelompok sehingga mereka akan mempertahankan opini mereka masing-masing. Berbeda halnya ketika mobil yang mengangkut rombongan tersebut diberhentikan dan akan ditilang oleh polisi, semua ibu-ibu termasuk Yu Ning dan Bu Tedjo menyerang pak polisi untuk membatalkan penilangan terhadap mobil rombongannya, dalam hal ini Bu Tedjo dan Yu Ning menampilkan identitas kelompok mereka sehingga walaupun tadi berseberangan paham sebagai individu dalam kelompok tapi ketika kelompoknya merasa terancam maka mereka akan bahu-membahu untuk membelanya. 

Adanya gotong royong TILIK = Menjenguk, dalam film tersebut terlihat bahwa ibu-ibu di sebuah desa pergi ke kota untuk menjenguk bu lurah dengan menggunakan sebuah truk, menempuh perjalanan jauh serta juga mengumpulkan sumbangan untuk diberikan kepada bu lurah yang sedang sakit. Terlihat di sana bahwa budaya gotong-royong yang dulu sangat dijunjung oleh bangsa ini masih hadir dalam masyarakat Indonesia, mungkin di beberapa daerah sudah mulai terkikis tetapi dalam kehidupan perdesaan nilai dan budaya gotong tersebut masih eksis dan masih nyata bentuknya.  


Daftar pustaka.

Eko A MeinarnoS,SunuBagaskara,Mely Putri Kurniati Rosalina Volume I, No 2, Juni 2011 Apakah Gosip Bisa Menjadi Kontrol Sosial ?

Besnier, N. (2009). Gossip and the everydayproduction of politics. Honolulu: Universityof Hawai’I Press.

Foster, E.K. (2004). Research on Gosip:Taxonomy, Methods, and Future Directions.Review of General Psychology. Vol. 8, No.2, 78–99.

Merry, S. E. (1984). 10—Rethinking Gossipand Scandal**I am grateful to theCenter for Studies of MetropolitanProblems of the National Institute ofMental Health for support under grant

https://kumparan.com/aminakbar/tilik-dan-pesan-psikologis-tersemat-di-dalamnya-1u4jgC4Nxz1




  








0 komentar:

Posting Komentar