Jumat, 15 Oktober 2021

KAITAN FILM "TILIK" PADA PSIKOLOGI SOSIAL

 TILIK

Nama : Kanza Gatand Viesyszico
NIM 20310410046
  
  

    Tilik (menjenguk – bahasa Jawa) merupakan sebuah film pendek dengan durasi tiga puluh satu menit, menceritakan sebuah rombongan ibu-ibu dari suatu desa yang berangkat menggunakan truk ke kota guna menjenguk ibu lurah yang sakit. Mereka terpaksa menggunakan kendaraan ini karena bus yang biasanya digunakan tidak bisa dipesan dadakan. Dari sinilah semua cerita dan dialog jahil dimulai. Film pendek ini pertama kali dibuka dengan adegan truck yang berjalan menyusuri jalanan aspal desa menuju kota, terdengar beberapa percakapan para penumpang satu dengan yang lainnya. Pembicaraan 
ngalor-ngidul ini ternyata memunculkan nama Dian, si kembang desa yang ternyata memantik perhatian yang besar dari seluruh penumpang dalam truk ini.
    
    Pada film informasi yang diberikan oleh Bu Tejo adalah membicarakan orang lain dari sudut pandang dia sendiri, hal ini dinamakan dengan ghibah. Dalam pandangan psikologi ghibah menjadi sifat dasar manusia untuk membicarakan orang lain. Dalam temuan penelitian ditemukan bahwa dengan berburuk sangka atau ghibah dapat menyebabkan kecemasan & stress, beban pikiran, dan munculnya gangguan penyakit jantung. 
    
    Pada film tersebut dapat dianalisis dari berbagai sudut pandang ilmiah khususnya dalam konsteks psikologi bahwa manusia merupakan makhluk sosial tidak dapat dipisahkan oleh individu lainnya. Manusia berinteraksi melalui hubungan secara individual, kelompok, atau perorangan dengan kelompok. Dalam film tersebut digambarkan bahwa seorang tokoh yang bernama Bu Tejo berkomunikasi sosial secara individu dengan kelompok. Komunikasi merupakan proses pengiriman pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan (receiver). Proses komunikasi yang dilakukan selama perjalanan menumbuhkan hubungan interpersonal dan meningkatkan sosio-emosional antar kelompok.

    Namun tidak selalu proses komunikasi dalam sebuah individu atau kelompok dapat berjalan dengan lancar dan efektif, di dalam film sempat terjadi beberapa perdebatan yang menimbulkan perselisihan dalam argumentasi. Beberapa individu lainnya tidak sejalan dengan pemikiran sehingga menimbulkan perepsi sosial berbeda. Persepsi sosial merupakan usaha-usaha seseorang untuk memahami orang lain dalam kerangka mendapatkan gambaran menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dan motif-motif yang melingkupi diri orang lain tersebut. Manusia saling membutuhkan antar manusia yang lain, agar manusia dapat tetap menjaga hubungan maka setiap individu perlu adanya penyesuaian interpersonal.

    Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulakn bahwa implikasi dari teori psikologi hubungan interpersonal memiliki kaidah yang efektif dalam menganalisis film yang berjudul „Tilik‟. Berbagai sudut pandang secara psikologis telah disebutkan dalam analisa mengenai alur cerita secara komprehensif. Banyak terjadi konflik dalam cerita dan gangguan secara psikologis yang terjadi selama proses interaksi kelompok berlangsung sehingga memicu emosi setiap menonton. Sebaiknya masyarakat Indonesia meninggalkan budaya ghibah agar terhindar dari gangguan kesehatan mental dan fisik, serta menghindari terjadinya konflik yang diakibatkan oleh prasangka.

DAFTAR PUSTAKA

Altman, S., Valenzi, E. & Hodgetts, R. M. (1985). Organizational Behavior. Theory and Practice. Orlando, Florida. Academic Press, Inc. Alsa, A. (2007). Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press. Anggraeni, L. D. (2019). Hubungan interpersonal dalam konteks sosial masyarakat urban yogyakarta: kajian privasi akustik, visual dan fisik. Aksen. 3(2), 38–56. https://doi.org/10.37715/aksen.v3i2.80 4 Ayu, N. & Khairulyadi (2017). Pengaruh stigma terhadap perubahan perilaku remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah. 3(1), 232-243. Azizah, N. (2018). Kajian buruk sangka dan ghibah bagi kesehatan tubuh  

0 komentar:

Posting Komentar