Rabu, 06 Oktober 2021

Film Tilik Berhasil Patahkan Stereotipe Perempuan Indonesia

Film Tilik Berhasil Patahkan Stereotipe Perempuan Indonesia

Essay I Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial II

(Semester Ganjil 2021/2022)

Dwi Ratri Octavianita (20310410002)

Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

Poster film Tilik-(Youtube/Ravacana Films)

Kita pasti masih teringat dengan film berjudul “Tilik” yang sempat gempar pada tahun 2020 tepatnya pada bulan Agustus. Sejak diunggah pertama kali di youtube, film “Tilik” ini sudah ditonton 26 juta kali. Film berdurasi 32 menit lebih 34 detik ini sukses menarik perhatian dan perbincangan di media sosial. Banyak sekali respon warganet yang cukup beragam terhadap film ini. Film Tilik ini merupakan garapan film yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dan Elena Rosmeisara sebagai produsernya. 

Film adalah suatu media komunikasi hasil kreativitas manusia yang disajikan dengan memperhatikan unsur keindahan dan dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Dikatakan sebagai suatu media komunikasi karena di dalam film terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh produser kepada penikmat film (publik), yang di sini jelas terdapat adanya komunikasi massa. Di samping sebagai media komunikasi, film juga berkaitan erat dengan dunia industri bisnis (Permana, Lilis, & Sri, 2019).

Stereotip dipahami sebagai sebuah cara pandang atau kepercayaan yang tumbuh di dalam masyarakat mengenai individu atau kelompok berlandaskan pada opini dan perilaku yang cenderung lebih awal tercipta, dapat dipahami juga bahwa stereotip sebagai sebuah penyamarataan kesan mengenai sifat atau karakter seseorang (Lampe & Haslinda, 2017). Peran, tanggungjawab, dan fungsi yang berbeda antara pria dan wanita yang kaitannya dengan lingkup sosial merupakan pendefinisian dari istilah gender. Stereotip gender dapat berubah seiring dengan perkembangan jaman (Saguni, 2014). 

Persoalan mendasar yang berhubungan dengan film adalah mengenai tayangan yang mengandung sebuah pesan tersirat. Pesan yang terkandung biasanya tentang pesan moral yang amat banyak lingkupnya. Namun, pembahasan kali ini akan lebih berfokus pada pesan tersirat yang berhubungan dengan ilmu psikologi sosial, yaitu mengenai stereotip pada perempuan. Hal tersebut penting untuk dibahas karena mengingat stereotype termasuk sebuah hal yang harus dihindari. 

Lalu pertanyaan yang harus terjawab dalam pembahasan kali ini adalah apa hubungan film Tilik dengan ilmu psikologi sosial? Hal tersebut sangat penting karena mengingat dalam bahasan psikologi sosial terdapat topik stereotype gender yang ternyata dalam film Tilik ini strereotip pada perempuan berhasil terpatahkan.  

Stereotipe yang terpatahkan dalam film Tilik di antaranya, yang pertama ialah biasanya dalam film khususnya di Indonesia, peran perempuan cenderung identik dengan peran yang tertindas karena budaya patriarki masyarakat Indonesia yang kuat. Tetapi, film Tilik mematahkan stereotip tersebut dengan karakter Bu Lurah yang mampu memimpin desa dan sebagai pemimpin yang dicintai warganya karena mereka berinisiatif untuk mengunjunginya begitu mengetahui bahwa dia dirawat di rumah sakit. Yang kedua, penggambaran kelompok perempuan yang suka bergosip di Tilik tidak bisa dianggap sebagai stereotip perempuan, karena dalam sebuah adegan menampilkan seorang pengemudi truk laki-laki (Gotrek) sebagai sosok yang gemar mendengarkan para perempuan tersebut bergosip sembari mengemudi. 

REFERENSI

Lampe, I. & Haslinda, B.A. (2017). Stereotipe, prasangka dan dinamika antaretnik. Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan. 20(1), Juni, 17-32.

Permana, R., Lilis, P., & Sri, S. (2019). Industri film indonesia dalam perspektif sineas komunitas film sumatera utara. Jurnal ProTVF. 3(2), 185-199.

Saguni, F. (2014). Pemberian stereotype gender. Jurnal Musawa. 6(2), Desember,195-224. 


0 komentar:

Posting Komentar