Selasa, 05 Oktober 2021

Kenali Dampak Positif Bertahan di Lingkungan Kerja yang Rawan Konflik

 

Kenali Dampak Positif Bertahan di Lingkungan Kerja yang Rawan Konflik

Essay 2 Psikologi Manajemen dan Organisasi

(Semester Ganjil 2021/2022)

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

 


Gambar 1. Dua orang yang berkonflik

(Sumber : https://pin.it/46n6j4q )

 

Menurut Greenbreg dan Baron dalam buku Dewi Hanggraeni (2011:124) perilaku  organisasi mendefinisikan bahwa “Konflik sebagai proses dimana suatu kelompok merasa atau mempersiapkan kelompok lain akan mendapatkan atau menggunakan tindakan yang bertentangan dengan kelompoknya”. Biasanya dengan adanya konflik di lingkungan kerja menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam bekerja, sehingga tidak sedikit pekerja merasa ingin keluar dari tempat kerja. Namun, niatnya urung karena sulitnya mencari pekerjaan.

Konflik baik secara langsung maupun tidak langsung telah menimbulkan dampak yang sifatnya fungsional akan mengakibatkan hal-hal yang positif atau bermanfaat baik bagi individu dan atau organisasi bersangkutan. Sebaliknya, konflik yang tidak fungsional akan mengakibatkan hal-hal yang negatif atau merugikan bagi individu dan atau organisasi bersangkutan (EC.Alex S. Nitisemito, 1984;214). Dengan demikian tidak ada salahnya bertahan di lingkungan kerja yang rawan konflik karena perbedaan pendapat yang mengakibatkan terbentuknya dua kubu akan berdampak positif jika bisa dikelola dengan baik. Adapun dampak positifnya bertahan di lingkungan kerja yang mengalami konflik yaitu sebagai berikut (Widiyanto, Gregorius, 2018):

1. Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri sendiri

Setiap individu atau kelompok dengan adanya konflik dapat merenungi kembali apa yang dibicarakan dan atau diperbuat. Dengan merenung dan mengingat-ingat kembali akan dapat mengoreksi kembali, mana pembicaraan dan atau perbuatan yang telah dilakukan yang menyinggung perasaan lawan bicara, sehingga menimbulkan konflik. Dengan tindakan tersebut dapat segera mengetahui sumber konflik, apakah dari pribadi atau dari orang lain atau pihak-pihak tertentu. Karena setiap apa yang dibicarakan atau diperbuat belum tentu benar menurut orang lain, sehingga harus ada penyesuaian dengan lawan bicara.

2. Meningkatkan Prestasi

Banyak orang yang memanfaatkan konflik untuk lebih banyak belajar sebagai pengalaman untuk meningkatkan skill dan prestasinya dalam bekerja, hakekatnya konflik justru membuat seseorang termotivasi untuk mencari jalan penyelesaian permasalahan yang ada. Dengan begitu akan menghasilkan hal-hal yang baru dan diterima oleh masing-masing pihak yang berkonflik, biasanya orang lebih tertantang untuk menunjukkan kemampaun untuk berprestasi sesuai dengan bakat, ketrampilan atau skill yang dimilikinya.

3. Pendekatan yang lebih baik,

Dengan adanya konflik menyebabkan seseorang akan selalu berhati-hati di dalam berhubungan dengan orang lain dari segala perkataan dan perbuatan. Sebab sesuatu yang benar bagi dirinya belum tentu benar menurut orang lain. Hal ini harus disadari sepenuhnya, di mana  sikap, sifat, perkataan, dan perbuatan pada dirinya belum tentu benar menurut orang lain, manusia diciptakan berbeda dan unik satu dengan yang lain.

 

Maka untuk menyelaraskan dan mengatur konflik agar membantu meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan dibutuhkan satu pemahaman yang utuh dan menyeluruh. (Widiyanto, Gregorius, 2018). Dengan demikian maka akan dapat dirasakan dampak positif bertahan di lingkungan kerja yang rawan konflik.

 

Daftar Pustaka 

 

Alex S. Nitisemito. (1984). Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Ghalia Indonesia

Widiyanto, Gregorius. (2018). Perilaku Individu Dalam Menghadapi Konflik dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 16, No. 1

https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/PE/article/view/57 (diakses pada 03 Oktober 2021 pukul 15.41)

 

0 komentar:

Posting Komentar